Saat menonton adegan ini saya cukup kaget. Hah? Kok bisa dia ngomong seperti itu? Untungnya ada Mail yang sigap menanggapi argumen Mei Mei dengan tenang. Mail bilang bahwa dia dan teman-teman selalu bermain selepas salat tarawih. Setelah diberi tahu begitu, Mei Mei langsung malu dan minta maaf. Yah, walaupun sok tahu, setidaknya kemauannya untuk mengakui kesalahan patut diapresiasi, ya.
Selain di episode surau terbakar, ada pula saat pohon-pohon di kampung penuh dengan tanda “X” dari kapur. Waktu itu, Upin dan Ipin sedang berada di dekat pohon bertanda tersebut dengan tujuan untuk mencari pelakunya. Maklum, duo bocil kembar ini termakan cerita Jarjit soal teman-temannya yang diduga menghilang diculik alien setelah menghapus tandanya. Nah, di tengah situasi tersebut, datanglah Mei Mei dan Susanti.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Mei Mei justru langsung menuduh Upin dan Ipin yang menggambar tanda di pohon. Sembari menghapus tandanya, dia marah-marah karena menganggap tindakan tersebut sebagai vandalisme yang mencemari lingkungan. Iya, apa yang dikatakan Mei Mei memang sudah benar, kok. Tapi saya gemes sama sikapnya. Mbok jangan sok tahu, selow sedikit kenapa sih, wong Upin dan Ipin juga bukan pelakunya.
Di akhir episode tersebut ketahuan bahwa yang menggambar tandanya adalah Tok Dalang. Tujuannya agar pohon-pohon tersebut bisa dirapikan sehingga nggak membahayakan orang lain.
Seharusnya Mei Mei melihat situasi dan bertanya dulu sebelum langsung menyimpulkan sesuatu
Ada satu lagi sikap sok tahu Mei Mei dalam Upin Ipin episode Ramadan yang lain. Waktu itu Upin, Ipin, dan teman-temannya tengah bermain harimau makan di lapangan. Ehsan yang mendapat giliran jadi harimau bertindak seolah-olah memakan mangsanya dengan cara menangkap mereka. Tiba-tiba Mei Mei datang bersama Susanti. Mendengar kata “makan” dan tanpa bertanya dulu, Mei Mei langsung marah-marah dan melarah Ehsan untuk makan karena puasa.
Melihat itu semua teman di sana hanya bisa tertawa. Mereka kemudian menjelaskan bahwa puasa baru akan dimulai keesokan harinya. Nah, si Mei Mei jadi malu sendiri, deh. Niat hati ingin mengingatkan teman-teman, eh malah salah.
Maka tak heran kalau saya merasa sebal setengah mati tiap kali menonton karakter Mei Mei yang terkesan tahu segalanya padahal nggak gitu. Mending dia bertanya atau mengamati situasi sekitar dulu nggak, sih? Mbok jangan jadi orang yang apa-apa langsung menyimpulkan dan main hakim sendiri. Udah kayak netizen Indonesia aja. Eh.
Terlepas dari sifatnya yang kadang menyebalkan, Mei Mei tetap menjadi salah satu karakter yang cukup dicintai banyak penggemar Upin Ipin. Ada kok sifatnya yang saya sukai, misalnya kritis, percaya diri, dan tentu saja suka baca buku. Lagi pula nggak ada manusia yang sempurna, begitu juga para karakter dalam Upin Ipin.
Penulis: Titah Gusti Prasasti
Editor: Intan Ekapratiwi