Siapa yang tidak kenal Ibu Megawati? Namanya seakan selalu naik ketika pilkada hampir dimulai. Dari akar rumput, mulai dari angkringan sampai kantoran, selama berbincang politik, rasanya kurang afdol jika tidak memasukan nama blio. Apa lagi, Ibu Mega ini tokoh yang layaknya abadi, selalu muncul di saat waktu yang dibutuhkan. Avatar? Lewat!
Kita sama-sama tahu bahwa Ibu Mega kembali menyedot perhatian masa ketika mempertanyakan apa sih sumbangsih para milenial ini. Sampai-sampai, blio mengatakan kepada Jokowi jangan terlalu memanjakan anaknya, eh, maksud saya jangan terlalu memanjakan anak muda. Anak muda di sini yang dimaksud ya kembali lagi kepada para milenial yang diragukan Ibu Mega. Dikira blio, milenial masa kini hanya bisa ikutan demonstrasi saja.
Seorang Megawati mempertanyakan sumbangsih kepada para anak muda saya rasa sangat masuk akal. Secara, seorang Megawati gitu loh. Kalau yang nanya ketua karang taruna di sekitar rumah kita, baru argumennya nggak valid. Ini adalah Ibu Megawati Sukarnoputri. Seorang tokoh yang ditokohkan. Seorang tokoh yang suaranya selalu didengar walau nggak masuk jajaran pengurus negara.
Kalian nggak tahu kan sejatinya sumbangsih Ibu Mega kepada Indonesia itu banyak sekali. Saking banyaknya, mungkin artikel seribu dua ratus kata nggak akan cukup. Perlu buku biografi semisal mau di-list sumbangsih blio. Tetapi, saya akan sedikit berbuat lancang dengan mencoba mengambil beberapa sumbangsih blio untuk negeri. Ya, siapa tahu, kalian para milenial yang sukanya hanya demo, bisa belajar dari sosok luhur yang satu ini.
Pertama, presiden perempuan pertama di Indonesia. Saya kagum dengan sosok Ibu Mega karena melalui blio, perdebatan remeh mengenai perempuan bisa nggak ngurus negara luntur dengan elegan. Di tampuk kekuasaan blio yang menggantikan posisi Gus Dur, dapat dikatakan sebagai peningkatan konsolidasi demokrasi di Indonesia.
Kedua, di tangan Megawati, PDI dapat dikatakan masuk masa-masa emas. Blio pertama mengemban “tugas besar” itu ketika tahun 1993. Melalui Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI. Layaknya Game of Thrones, Kongres PDI di Medan pada 1996 posisinya digoyang karena beberapa pihak memilih nama Soerjadi sebagai ketua umum.
Megawati tetaplah Megawati. Berbagai goyangan nggak bakal bikin blio goyah. Malahan, ia bagai pohon tinggi menjulang di tengah hutan. Yak, tul, Megawati bersatu nggak bisa dikalahkan. Pada 1999, PDI berubah menjadi PDI Perjuangan di bawah tampuk kekuasaan blio. Pada tahun ini pula partai blio memenangkan pemilu.
Para pendukung Megawati pun mendesak agar blio maju sebagai presiden. Gimana nggak keren, ketika beberapa presiden disuruh turun oleh publik, blio yang terhormat ini malah disuruh untuk naik dan menjadi bakal calon presiden Indonesia.
Di tahap ini lah sosok Megawati nggak melulu terkungkung nama besar ayahnya. Atau ada keterlibatan, ya? Ya anggap saja nggak ada wes. Sebagai wujud menghargai bagaimana berdarah-darahnya sosok Megawati dalam memberikan sumbangsih kepada negeri.
Untuk poin ini, rasanya sumbangsihnya lebih besar untuk partai, sih. Tapi, ya kalau sudah saya katakan sumbangsih untuk negeri, ya sudah kalian harus manut! Gimana? Sebuah sumbangsih yang cukup ngosak-ngasik, bukan?
Ketiga, mengorbitkan Jokowi. Ini merupakan sumbangsih paling luhur dari Megawati untuk Indonesia. Pakdhe yang digadang-gadang sebagai satrio piningit dan penyelamat Indonesia dari keterpurukan, adalah didikan Bu Mega. Pakdhe Jokowi merupakan tokoh yang sangat dirindukan seluruh masyarakat… eh, maksud saya dirindukan bagi mereka yang merindukan.
Nggak percaya Jokowi sangat dirindukan? Lihat saja lapisan masyarakat dari buruh, masyarakat, hingga mahasiswa turun ke jalan guna melampiaskan rindu kepada pemerintahan Jokowi. Betapa sumbangsih Bu Mega dalam menemukan sosok pemimpin idaman seperti Jokowi ini memang patut diberikan apresiasi tinggi dan derai tangis yang menyayat-nyayat sanubari.
Keempat, menyiapkan dan mendidik calon legenda Indonesia, Puan Maharani. Ini merupakan sumbangsih yang nilainya sama seperti satu ton vibranium. Iya, Mbak Puan yang sedang naik daun karena memiliki kinerja ciamik sebagai Ketua DPR RI itu. Selain prestasinya mematikan mikrofon, blio juga sukses membawa DPR RI era sekarang namanya terus disebut-sebut oleh media.
Itu adalah kemajuan yang signifikan lantaran biasanya yang muncul di media adalah gambar beberapa oknum yang sedang tidur pulas. Di jaman Puan, DPR RI kinerjanya menjadi giat luar biasa. Berkata siapa? Ya, didikan putri Sang Fajar, Ibu Megawati!
Mungkin empat sumbangsih ini nggak bisa merangkum ribuan sumbangsih yang sudah diberikan Ibu Mega untuk Indonesia. Tapi, daripada itu, mari kita sebagai milenial yang bisanya hanya demo, berikan sambutan yang paling meriah untuk sosok yang memiliki sumbangsih paling banyak kepada negara tercinta kita ini.
BACA JUGA Anime Netflix Bikin Wibu Susah Mendefinisikan Kata ‘Anime’ Itu Sendiri dan tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.