Sudah lama saya punya love-hate relationship sama Kota Malang. Love-nya karena suasananya enak dan dingin (meski sekarang mulai panas) dan hate-nya agak banyak, salah satunya kemacetan.
Waktu kuliah, yang paling saya benci adalah pulang saat Jumat sore, macetnya gila, paling bersyukur kalo mata kuliah terakhir di hari Jumat kosong, bisa pulang lebih cepat. Apalagi Sabtu atau Minggu, waktu yang cocok buat belanja bulanan, saya kira jalannya nggak terlalu macet, ternyata? Macet, Bos! Mau lewat jalan alternatif, kena macet juga.
Belum lagi kalo akhir pekan malah diadakan bersih desa di jalan besar sampai ada pengalihan arus, mau nggak mau harus cari jalan alternatif, itu pun kena macet. Jadi, saya punya pola pikir jangan pernah keluar rumah kalo Jumat sore, dan Sabtu-Minggu 24 jam atau bakal menua di jalanan Kota Malang.
Idealnya, kalau Kota Malang rame, artinya banyak orang datang, dan kemungkinan besar mereka adalah wisatawan. Kalo banyak wisatawan ke Malang Raya, artinya ketiga daerah ini bakal ada pemasukan dan dikenal banyak orang.
Tapi kalo berbicara dari segi realitas, saya sebenarnya muak karena jalanan kota malah jadi tambah macet.
Nggak ada jalur lingkar
Jadi begini yang terhormat Pemkot Malang, Kota Malang itu lebih luas dari pedestrian Kayutangan Heritage a.k.a. Malioboro KW dan Alun-alun Balai Kota. Sadar nggak sih kalo Kota Malang macetnya sudah nggak masuk akal, apalagi kalo weekend bikin emosi, coba berangkat sendiri nggak pakai pengawalan.
Itu loh kawasan Tlogomas, Arjosari, dan Gadang yang jadi gerbang utama Kota Malang dipikir juga, tiap akhir pekan gila itu jalannya. Sudah tahu daerahnya bakal kena imbas destinasi wisata, tapi infrastruktur jalur lingkar saja nggak punya, hasilnya ya tiap akhir pekan jalan protokol Kota Malang macet.
Malah kalah sama Kepanjen, ibu kota Kabupaten Malang yang sudah lama punya jalur lingkar meski bolong-bolong, tapi masih mending karena ada loh.
Nah, terus apa Karanglo itu jalur lingkar Kota Malang? Kan bisa lewat situ, kenapa harus protes minta jalur lingkar?
Tembusan Karanglo (lurus dengan Gerbang Tol Singosari alias Karanglo) yang digunakan sebagai shortcut ke Batu bukan jalur lingkar Kota Malang, tapi punya Pemkab Malang. Apa aman dari macet? Nggak, malah sama macetnya sama Arjosari, tapi tipe macetnya beda banget karena jalannya nggak lebar-lebar amat.
Baca halaman selanjutnya
Bus pariwisata kok lewat situ?