Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Masa Depan Suram Character Development Tokoh Perempuan dalam Naruto dan Boruto

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
14 Desember 2020
A A
Masa Depan Suram Character Development Tokoh Perempuan dalam Naruto dan Boruto terminal mojok.co

Masa Depan Suram Character Development Tokoh Perempuan dalam Naruto dan Boruto terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kembalinya Kishimoto sensei dalam menggarap Boruto pasca chapter 51, dirayakan oleh banyak orang. Bahkan hal ini sempat menjadi trending Twitter di pertengahan bulan November lalu. Namun, tidak sedikit pula yang skeptis dengan keputusan ini. Pasalnya, Kishimoto punya stigma buruk di kalangan para feminis. Pandangan tersebut terutama berhubungan dengan suramnya perkembangan karakter perempuan garapan Kishimoto.

Sejak komik Naruto tamat, kritik tentang jeleknya penanganan plot karakter perempuan sudah bertebaran di jagat media sosial. Ambil contoh paling kentara, misalnya, fungsi Sakura dan Hinata yang bisa dibilang cuma pelengkap jalan cerita Naruto dan Sasuke. Cara paling mudah untuk menguji, apakah peran perempuan memiliki plot yang bagus atau tidak adalah dengan mengandaikan hilangnya tokoh laki-laki.

Dalam kasus Sakura dan Hinata, kedua tokoh perempuan tersebut seolah tidak memiliki tujuan, cita-cita, dan arah yang jelas seandainya Naruto dan Sasuke mati atau hilang dari cerita. Bandingkan dengan karakter Sarada dalam serial Boruto garapan Kodachi sensei yang sejak awal mendeklarasikan diri ingin menjadi Hokage. Dari situlah kekhawatiran kiamat plot pada Sarada dan banyak karakter perempuan lain di Boruto bermula, setelah Kishimoto memutuskan untuk melakukan take over pada cerita Boruto.

Apabila inti bahasan digeser lebih luas pada anime dan manga secara umum, mangaka Jepang memang terkenal selalu androsentris. Tokoh utama selalu laki-laki, sementara objektifikasi tokoh perempuan selalu diadakan demi fan service, memuaskan fantasi pembaca laki-laki. Lihat saja Tsunade yang sebenarnya sudah nenek-nenek, “tidak diizinkan” untuk terlihat tua demi memenuhi konsep wanita ideal: putih, muda, dan seksi.

Kecenderungan ini membuat mangaka perempuan legendaris seperti Hiromu Arakawa (Fullmetal Alchemist), atau yang sedang naik daun seperti Gege Akutami (Jujutsu Kaisen), dan Kazue Kato (Blue Exorcist) tidak cukup nyali untuk menonjolkan tokoh utama perempuan. Praktis hanya Rumiko Takahashi (Inuyasha), Naoko Takeuchi (Sailor Moon), dan Momoko Sakura (Chibi Maruko-chan) yang cukup berani menjadikan karakter perempuan sangat dominan dalam catatan panjang sejarah industri manga dan anime.

Maka, tidak heran kalau pembaca dan penggemar manga berjenis kelamin perempuan tidak pernah sebanyak fans laki-laki. Para mangaka generasi baru tidak belajar dari kesalahan menahun yang terjadi mungkin bahkan sejak Dragon Ball lahir. Padahal, lewat My Neighbor Totoro, bapak animasi Jepang, Hayao Miyazaki telah memberi contoh karakter perempuan yang kuat.

Kembali pada perkembangan plot cerita anak Naruto yang milenial, Boruto. Tokoh perempuan utama sejak serialisasi Naruto, seperti Sakura dan Hinata hanya dicitrakan sebagai ibu rumah tangga yang masakannya jarang disentuh suami. Apalagi alasannya kalau bukan Naruto sebagai Hokage yang terlalu sibuk tanda tangan di kantor, atau Sasuke yang mentally unstable sampai-sampai terlalu kecanduan minggat dari rumah dengan alasan misi memata-matai Kara.

Karakter perempuan lain yang kurang signifikan seperti Ino Yamanaka, meniti karier sebagai florist atau penjual bunga wisuda dan styrofoam belasungkawa. Padahal seharusnya seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi dalam Boruto universe, emansipasi dan kontribusi perempuan juga harus ditingkatkan. Perkembangan teknologi seperti listrik, komputer, dan kereta justru diafiliasikan pada Kaminarimon Company, industri milik ayah Denki.

Baca Juga:

Pengalaman Belajar Ilmu Tenaga Dalam di Pesantren Berharap Bisa Rasengan Kayak Naruto

4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Perempuan Sebelum Tinggal di Kos Campur

Peluang pengembangan karakter perempuan dalam Boruto sebenarnya masih terbuka lebar, misalnya di bidang industri makanan. Para pembaca manga dan penonton anime tentu cukup familiar dengan resto tempat nongkrong Boruto dan kawan-kawannya, Lightning Burger (Kaminari Burger). Meskipun ada kata Kaminari, belum diungkap secara gamblang apakah spot kongko favorit Boruto ini juga milik perusahaan ayah Denki Kaminarimon.

Harusnya, penemu burger di Boruto universe diceritakan sebagai chef perempuan yang jenius untuk mengobati kekecewaan pembaca dan penonton perempuan. Selain itu, Ayame si anak Pak Tua Teuchi pemilik kedai ramen langganan Naruto juga mestinya tidak sekadar memodernisasi warung ramen. Akan tetapi, Kishimoto harus menceritakan dengan tegas bahwa Ayame lah yang menemukan teknologi produksi mi instan atau cup ramen dalam serial Boruto.

Adanya Sarada sebagai salah satu tokoh utama pun sama sekali kurang dominan. Lihat kembali adegan pembuka manga dan anime Boruto pertama kali. Diperlihatkan hanya terjadi konfrontasi antara Boruto dan Kawaki, dengan latar Konoha yang hancur berhambur babak belur. Di manakah gerangan Sarada? Selain itu, pada manga Boruto arc terakhir yang menceritakan pertarungan Jigen melawan Naruto dan Sasuke juga hanya ada Boruto, Sarada tidak dilibatkan.

Kalau begini terus, cepat atau lambat industri manga dan anime akan kolaps. Selain kompleksitas dan kualitas cerita yang menurun karena terlalu sexist serta cenderung diskriminatif. Tanda-tanda lainnya juga telah muncul sejak lama ketika santer beredar kabar ilustrator dan animator terlalu underpaid. Lantas, keniscayaan anjloknya kualitas gambar dan animasi manga akan jadi nyata. Puncaknya, pembaca manga dan penonton anime akan berpindah pada manhwa buatan Korea yang telah memulai gebrakan pada industri anime lewat serial The God of Highschool dan Tower of God.

BACA JUGA Shokugeki no Soma, Bukan Sekadar Anime Masak-Memasak dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Desember 2020 oleh

Tags: BorutonarutoPerempuan
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Kelas pekerja dari Pemalang yang menghabiskan separuh hidupnya sebagai perantau di Solo, Jogja, Jakarta, dan Serang. Kritis pada isu pangan, industri, pendidikan, politik, sepakbola, seni, hingga animanga.

ArtikelTerkait

ibu rumah tangga rendah diri istri aktivis rumah tangga suami sibuk mojok.co

Ya, Pantas kalau Ibu Rumah Tangga Jadi Rendah Diri

26 Juli 2020
Tidak Turunnya UKT Adalah Misi Membuat Kampus Kaya, Mahasiswa Sengsara terminal mojok.co

Belajar Kesalehan Sosial dari Naruto

2 Mei 2020
perempuan

Hanya Karena Saya Perempuan?

7 Juni 2019
Alasan Logis Kenapa Customer Service Kebanyakan Adalah Perempuan Terminal Mojok

Alasan Logis Kenapa Kebanyakan Customer Service Adalah Perempuan

1 Desember 2022
Melihat Perempuan sebagai Pelaku Kekerasan terminal mojok.co

Melihat Perempuan sebagai Pelaku Kekerasan

6 April 2021
Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan oleh Ester Lianawati: Mari Menjadi Perempuan "Liar"

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan oleh Ester Lianawati: Mari Menjadi Perempuan “Liar”

Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.