“Daripada uang kamu dibakar, mending buat beli makan,” ujar salah seorang kawan yang getol berkampanye anti rokok. Sebagai kawan yang baik, saya melakukan apa yang pantas: abaikan dan tutup telinga. Kampanye kawan saya ini sudah makin basi. Toh, tidak selamanya rokok itu mahal. Rokok murah kini merajai pasaran ahli hisap nusantara.
Rokok di bawah 15k memang sedang naik daun. Banyak pabrik rokok kecil mulai adu harga demi memuaskan perokok memelas seperti saya. Segala bentuk inovasi ditawarkan, meskipun kadang ra mashok.
Ternyata tidak hanya pabrik kecil yang bermain rokok murah dan inovatif. Pabrik rokok senior ikut bermain. Baik menggunakan brand baru untuk menjaga citra, atau memakai brand asli untuk memenangkan hati penikmat. Salah satu pabrik veteran yang turun tangan di laga ini adalah Djarum.
Djarum adalah satu dari 3 raksasa rokok nasional. Positioning mereka sebagai rokok harum kelas menengah ke bawah membuat rokok ini akrab di antara pekerja lapangan. Bicara harum, Djarum memang punya karakter kuat yang tidak pernah berubah. Berbeda dengan kompetitor yang lebih bermain di ranah rokok gurih.
Ternyata Djarum tidak berhenti di line up selama ini. Mereka menghadirkan inovasi yang cukup unik meskipun terkesan ra mashok. Yap, inovasi itu adalah Djarum 76 Madu Hitam. Logo “76” sebagai trademark legendaris Djarum kini memayungi rokok yang mengandung madu hitam di dalamnya.
Dikemas dalam wadah pendek berwarna hitam, rokok ini memang jauh dari nuansa Djarum. Kalau saja logo 76 tidak mendominasi wadah, bisa jadi kita tidak sadar bahwa rokok ini besutan Djarum. Logo legendaris memang punya brand power luar biasa. Dari logo 76 sampai logo Chicago Bulls Perjuangan membuktikan bagaimana logo bisa punya pengaruh kuat di benak masyarakat.
Ketika dibuka, aroma madu yang manis langsung menyeruak. Mirip ketika kita membuka rokok Juara yang menabur teh manis di hidung kita. Sebanyak 12 batang rokok beraroma madu hitam ini dimahar Rp13 ribu. Harga standar sih, apalagi untuk rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT).
Tidak murah dan tidak mahal.
Bicara aroma madu yang kuat, saya cukup optimis dengan rasa rokok ini. Saya membayangkan mulut ini akan penuh dengan nuansa madu. Ketika saya mulai menyulut rokok ini, suara khas cengkeh terbakar terdengar lembut. Khas Djarum 76 yang tidak meletup-letup ketika dibakar.
Tarikan rokok ini juga khas 76. Tidak seberat dan sepanas Gudang Garam Merah. Untuk deep inhale juga tidak terlalu nyegrak. Manis sepet khas Djarum juga terasa jelas. Jika kita melupakan perkara madu hitam, rokok ini memang sangat 76.
Rasa madu dari rokok ini tidak benar-benar terasa. Memang harum madu, tapi rasa rokok ini masih penuh nuansa 76. Yang jelas, tidak ada rasa atau nuansa mengganggu dari inovasi ini. Namun, roomnote rokok ini memang bernuansa madu. Banyak kawan saya yang berkomentar rokok saya berbau manis. Ya wajar, kalau berbau busuk berarti saya sedang membakar janji mantan anda.
Memang, rokok ini memberi nuansa baru. Namun, jika Anda berekspetasi tinggi, sebaiknya Anda pikir ulang. Djarum sendiri menegaskan bahwa madu hitam asli yang menjadi bumbu rokok ini. Jadi akan berbeda dengan rasa artificial macam Juara atau rokok SKM dengan kapsul rasa.
Satu batang rokok ini mudah saya habiskan. Pasalnya, saya sendiri memang penikmat Djarum seri SKT. Kali ini saya merasa Djarum sukses bereksperimen dengan aman. Tidak melahirkan rokok dengan rasa aneh-aneh yang ra mashok.
Rokok ini bisa jadi pilihan Anda yang bosan dengan rokok SKT pasaran. Perkara harga juga aman, sih. Bagi saya, poin positif rokok ini adalah roomnote yang membuat lingkungan saya pun nyaman. Kalau masalah kesehatan yang digembar-gemborkan oleh beberapa opini, saya sendiri belum menemukan. Tapi, toh saya merokok untuk kenikmatan. Dan Djarum 76 Madu Hitam berhasil memberikan kenikmatan itu.
Sumber Gambar: Unsplash