Mereka yang tinggal di kota besar mungkin tidak akan relate dengan pernyataan ini. Keberadaan mal atau pusat perbelanjaan bisa jadi kebanggaan warga. Kehadiran mal bisa jadi tanda bahwa suatu daerah sudah maju. Siapa sih yang nggak senang tinggal di sebuah daerah yang dianggap maju? Itulah yang diraskaan warga melalui Mall Indramayu.
Setelah penantian selama lebih dari 7 tahun, mal yang terletak di Jalan Gatot Subroto itu akhirnya diresmikan pada 6 Maret 2025 lalu. Asal tahu saja, proyek Mall Indramayu sebenarnya sudah dimulai sejak 2018. Namun, proyek itu sempat mandek beberapa waktu karena berbagai alasan. Salah satunya karena pandemi. Bahkan, pembangunan mal ini sempat disebut sebagai proyek mangkrak saking lamanya.
Itu mengapa, wajar saja kalau euforia saat soft opening Mall Indramayu begitu terasa. Warga memenuhi mal hingga penuh sesak. Beberapa pejabat hadir, termasuk Bupati Lucky Hakim juga hadir.
Sedikit lebih percaya diri mengaku dari Indramayu
Seperti yang sudah saya singgung di awal, hal ini mungkin nggak relate dengan orang-orang yang sejak kecil tinggal di kota besar. Di mana berbagai fasilitas berkembang dengan pesat, termasuk tempat-tempat perbelanjaan seperti mal. Bagi orang yang tinggal di kabupaten seperti Indramayu, fasilitas yang berkembang pesat seperti itu adalah kemewahan dan pantas dibanggakan.
Itu mengapa, kehadiran Mall Indramayu ini membuat warganya sedikit besar hati. Walaupun kadang orang-orang nggak tahu persis lokasi kabupaten, kni kami bisa menyebutkan Indramayu ini dengan sedikit bangga. Sebab, daerah ini sudah punya mal yang artinya bisalah disandingkan dengan Cirebon atau daerah-daerah lain.
Selain perasaan bangga, kehadiran mal ini benar-benar memudahkan warga dalam mencari hiburan ala kota. Asal tahu saja, sebelum ada mall ini, warga Indramayu yang pengen nonton film terbaru harus ke Cirebon terlebih dahulu. Itu pun setelah melewati banyak pertimbangan. Waktu tempuh, tenaga, dan ongkos. Jarak Indramayu-Cirebon itu sekitar 2 jam. Kalau film dimulai jam 14.00 WIB berarti paling lambat jam 12.00 WIB harus sudah berangkat.
Jalan Pantura juga bukan jalur yang santai. Siap-siap ketemu jalan berlubang, panas terik, plus kalau naik motor, bonus makeup luntur, rambut lepek, dan badan bau matahari. Belum lagi kalau kena semprot asap truk di jalan. Semuanya kesulitan itu tidak perlu lagi dilewati warga Indramayu yang hendak mencari hiburan ala kota. Warga tinggal menuju Jalan Gatot Subroto, semuanya sudah ada di sana. Benar-benar bisa diadu dengan mal-mal Cirebon.
Berharap ada lebih banyak lowongan pekerjaan dengan kehadiran Mall Indramayu
Selain memudahkan warga, kehadiran mall Indramayu bisa jadi harapan lapangan kerja baru. Asal tahu saja, mengelola mal perlu banyak tenaga kerja. Mulai dari mereka yang bekerja langsung di mal seperti satpam, kasir, waiters, OB hingga mereka yang duduk di manajemen.
Saya harap posisi-posisi itu bisa diisi oleh warga Indramayu, sebab warga begitu membutuhkannya. Asal tahu saja, menurut Badan Pusat Statistik, Indramayu sempat masuk daftar kabupaten termiskin se-Jawa Barat. Kehadiran lapangan kerja baru setidaknya bisa membuka peluang bagi warga untuk memperbaiki kondisi ekonominya. Warga jadi punya lebih banyak pilihan lapangan kerja selain merantau ke kota atau jadi TKI seperti yang selama ini biasa dilakukan
Itu mengapa, saya berharap betul, mal ini tidak hanya ramai di awal saja. Itu mengapa berbagai pelayananya perlu selalu dikontrol seperti tempat parkir, kebersihan, keramahan para pegawainya, dan fasilitas harus selalu dikontrol. Bahkan saya harap, mal ini tidak hanya jadi tempat belanja, tapi juga bisa digunakan sebagai tempat penyelenggaraan event. Ya, seperti mal-mal di kota-kota besar pada umumnya.
Pokoknya, Mall Indramayu perlu dibuat sehidup mungkin supaya selalu menarik. Sebab, selain jadi kebanggan warga, mal bisa menjadi sumber penghidupan bagi beberapa orang. Jangan sampai beberapa tahun lagi, kita malah balik iri lagi dengan Cirebon dan malnya yang “hidup” itu.
Penulis: Muhamad Riski Syarifudin
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Tanda Kalian Nggak Cocok Hidup di Indramayu Jawa Barat, Pikir Dua Kali Sebelum Tinggal di Sana
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.