Malioboro Nggak Cocok untuk Jogging Pagi Kaum Introvert: Terlalu Ramai dan Full Fotografer

Malioboro Nggak Cocok untuk Jogging Pagi Kaum Introvert (Pexels)

Malioboro Nggak Cocok untuk Jogging Pagi Kaum Introvert (Pexels)

Siapa yang nggak tahu Malioboro? Sudah beberapa tahun ini pemerintah Jogja menyulap Malioboro jadi lebih ramah pejalan kaki. Nggak heran makin banyak orang datang bukan hanya untuk jalan-jalan, tapi juga untuk jogging, khususnya pagi hari. 

Banyak runners menjadikan pedestrian di sana sebagai arena jogging pagi. Bahkan beberapa event race lari juga memakai Malioboro sebagai rutenya.

Tapi semakin hari, kenyamanan Malioboro untuk sekedar jalan-jalan apalagi jogging semakin berkurang. Apalagi buat kaum introvert macam saya ini. Mending cari rute lari yang lain.

Malioboro nggak cocok untuk jogging kaum introvert

Pertama, yang bikin Malioboro nggak cocok untuk jogging kaum introvert adalah soal keramaiannya. Sejak pagi buta, sudah banyak wisatawan yang berkunjung. Agak siangan sedikit, Malioboro sudah berubah jadi lautan manusia.

Lagipun, karena mayoritas yang ke Malioboro adalah untuk berwisata dan belanja, jadi kalau ada yang jogging sudah hampir pasti jadi pusat perhatian. Bagi kaum introvert, tempat ramai saja sudah nggak suka, apalagi harus dilihatin banyak orang.

Berebut jalan

Saking ramainya Malioboro, secara umum, kalau mau jogging harus berebut jalan dengan wisatawan. Makanya, beberapa runners lebih memilih untuk mengalah lari di bahu jalan meski punya potensi keserempet kendaraan.

Bersaing mendapatkan jalan dengan wisatawan bukan hal mudah. Mereka cenderung untuk jalan santai dan nggak mau diburu-buru. Sedangkan yang namanya jogging harus dilakukan agak cepat dan tanpa hambatan. Apalagi bagi yang mengejar pace untuk diposting di Strava.

Malioboro dan sampah

Makin ramainya Malioboro juga berdampak pada keberadaan sampah dan bau yang masih jadi problem. Saya pernah menulis hal ini dengan judul: “Banyak Wisatawan Nggak Tahu, Malioboro Jogja Diam-diam Jadi Tempat Sampah dan Tempat Tinggal Gelandangan”. 

Niat hati mau jogging pagi dengan menghirup udara segar, malah kudu menghadapi aroma sampah dan got yang menusuk hidung. Jangankan introvert, yang ekstrovert juga terganggu kalau ini mah.

Keberadaan fotografer yang bikin resah ketika jogging

Faktor lain adalah keberadaan fotografer lari yang luar biasa banyak di Malioboro, apalagi pas weekend. Kondisi ini bisa bikin nggak nyaman kaum introvert kayak saya. Kalau 1 atau 2 masih oke, tapi kalau banyak banget, kami yang introvert ini nggak siap mental.

Kalau mulai jogging dari utara, para runners akan langsung disambut kerumunan fotografer di selatan Tugu Pal Putih di Jalan Margo Utomo. Selain itu, titik kumpul mereka juga ada di sekitaran pintu barat Kepatihan atau Kantor Gubernur DIY dan di Titik Nol Kilometer. Kalau dihitung-hitung dari pengamatan saya di akhir pekan, rata-rata setiap 10 meter ada satu fotografer di Malioboro. Wow.

Orang lain mungkin senang kalau difoto, tapi buat introvert, bisa bikin nggak nyaman. Jogging sambil dilihatin saja sudah nggak nyaman, apalagi kalau difoto-fotoin. Capek juga harus meladenin fotografer yang jumlahnya bisa dikira-kira sepanjang sekitar 2 kilometer dari Tugu sampai Titik Nol Kilometer itu ada 1 per 10 meter.

Jadi, bagi kaum introvert, Malioboro bisa dikatakan nggak cocok untuk arena jogging pagi. Sudah capek lari sekian kilometer, lelah juga karena energi sosialnya terkuras. 

Mending cari rute yang lain saja. Ada banyak kok rute lari favorit di Jogja.

Penulis: Rizqian Syah Ultsani

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Banyak Wisatawan Nggak Tahu, Malioboro Jogja Diam-diam Jadi Tempat Buang Sampah dan Tempat Tinggal Gelandangan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version