Malas Ganti Oli Motor? Siap-siap sama Seabrek Masalah yang Bikin Kantong Jebol Ini

oli motor sports spakbor ergonomi nggak nyaman mojok

oli motor sports spakbor ergonomi nggak nyaman mojok

Motor bukan saja sebagai alat yang mempermudah mobilitas manusia sehari-hari. Lebih dari itu, terlebih bagi saya pribadi, motor sudah seperti kekasih sendiri. Lho, tenan ini. Layaknya manusia pada umumnya, motor pun nggak jarang bisa ngambek (dibaca mogok) tanpa memerdulikan kondisi yang ada bahkan di saat-saat genting sekalipun. Keegoisan motor bisa dibilang nggak ada tandingannya.

Tapi, tetap saja, saya malah semakin mencintai yang namanya motor bahkan lebih dari kekasih sendiri. Lha gimana, jomblo kok, nggak ada pilihan buat menyayangi yang lain. Alhasil yang ada dan adanya motor. Dan rasa sayang selalu memberikan dampak yang positif. Bukan main-main, saya malah keranjingan untuk lebih paham soal otomotif. Ya, kecintaan selalu membawa ke arah untuk belajar keahlian baru.

Kecintaan ini lumayan bikin CV saya terlihat menarik. Dan manjur betul, para recruiter cukup takjub dengan keahlian saya di bidang otomotif, terlebih saat membongkar mesin.  Bakal ada baut yang lebih. Iya, baut atau mur-nya bakal ada yang tersisa. Ini adalah pengaplikasian efisiensi, iya to? Namun sayang, saya harus jujur, itu hanya bualan semata soal takjubnya recruiter.

Saking cintanya sama motor, kadang saya merasa miris sendiri dengan motor yang nggak dirawat, bodinya makin kucel, suara mesin aduhai kasar, dan tindakan pembiaran lainnya. Ya semacam telat untuk mengganti oli. Mungkin kalau telat ganti oli mesin motor satu atau dua kali masih wajar sih ya. Tapi, kalau sudah berkali-kali serta menjadi habit tersendir, saya bakal merasa miris banget. Ingin sekali daku menculik motor tersebut dan merawatnya dengan penuh kasih sayang, tapi urung saya lakukan.

Perihal mengganti oli mesin pun seringkali diremehkan. Padahal jika melihat dampak akhirnya, kebiasaan jelek itu malah bikin kantong jebol. Serius ini.

Kalau kita telat mengganti oli, akan ada beberapa efek buruk yang muncul pada mesin, dan itu semua nggak ada yang sepele. Misalkan saja mesin bakal rentan untuk mengalami overheat, mesin akan tiba-tiba saja mati gitu dan bakal sulit buat dihidupkan. Hal semacam ini pernah menimpa temannya teman saya ketika touring tipis-tipis ke daerah Bandungan kala itu. 

Saat itu pas weekend, teman saya touring ke daerah Bandungan. Yang paham daerah situ, kalau weekend pasti macet. Jalanan yang menanjak membuat motor nggak bisa gaspol. Perpaduan itu semua adalah recipe for disaster. Lantas dari penuturan teman saya, salah satu rombongan motornya tiba-tiba mati. Jika penasaran motor apa yang mati, yakni Honda CB150R. Memang tergolong motor yang muda, muda banget malah.

Setelah dicoba-coba otak-atik tapi masih nggak bisa, mesin pun sangat panas jika disentuh. Setelah sedikit ngobrol, sang pemilik motor mengaku belum mengganti oli mesin selama enam bulan. Katanya lagi setelah dikonfirmasi kenapa nggak ganti oli. Jawabannya cukup memprihatinkan, yakni motor masih bisa jalan normal. Duh, sungguh kasian banget motornya. Kejadian tersebut adalah salah satu dampak mesin mengalami overheat karena enggan rutin ganti oli. Ini ada sedikit tips, jika mesin mengalami overheat cukup diamkan beberapa jam atau mengguyurnya dengan air.

Bukan saja persoalan overheat, enggan mengganti oli mesin pun bakal membuat mesin mengeluarkan asap putih dari knalpot alias mesin jebol. Mesin keluar asap putih karena piston dan ring piston rusak. Padahal kedua bagian ini harusnya cukup awet jika rutin ganti oli mesin. Oli yang tak kunjung diganti pun membuat sistem pelumasan jadi nggak maksimal. Gimana mau maksimal, oli sudah kental kayak kecap asin kok.

Jarang mengganti oli pun lambat laun merusak parts yang ada di mesin. Selain ring piston dan pistonnya, noken as yang mengatur keluar masuknya bahan bakar bakal rusak. Pun stang seher, kruk as, gear rasio dan kampas kopling yang mudah selip.

Selain itu, kebiasan buruk yang terus dilestarikan bisa bikin kerak berlebih di ruang bakar. Terus apa akibatnya? Tarikan motor pun jadi lemot, nggak bakal enak jika dibawa macet-macetan karena motor akan terasa berat. Alih-alih langsung jalan ketika diputar sedikit gasnya, motor malah mengerang. Dan satu lagi, dengan adanya kerak ini, motor bakal jadi lebih boros. Dih, nggak enak banget, kan. Gara-gara urusan malas buat ganti oli mesin dengan rutin, ujungnya keluar duit yang nggak kira-kira. Turun mesin itu mahal, Bos.

Kalau kalian punya kebiasaan kayak gini, jangan diterusin ya. Kasian motor dan dompetmu.

BACA JUGA Sensasi Motor 2-tak yang Nggak Bakal Ditemui di Motor Sekarang dan tulisan Budi lainnya.

Baca Juga:  Supra X, Vega, Shogun 110 R: Tua Bangka, tapi Tetap Legenda Jalanan Indonesia
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version