4 Hal yang Saya Baru Ketahui Setelah Mengunjungi Malang Secara Langsung

4 Hal yang Saya Baru Ketahui Setelah Mengunjungi Malang Secara Langsung Mojok.co

4 Hal yang Saya Baru Ketahui Setelah Mengunjungi Malang Secara Langsung (wikipedia.org)

Juli lalu saya mendapatkan tugas dari kantor untuk ke Malang. Kota Apel menjadi satu-satunya daerah di Pulau Jawa yang membuat saya bergairah ke sana. FYI, saya ini orangnya mageran. Kalau bisa hidup seharian di rumah saja, ngapain harus pergi ke luar?

Kenapa saya bergairah ke sana? Sebenarnya alasannya simpel saja, saya belum pernah menginjakkan kaki di sana. Ditambah, saya sering mendengarkan cerita baik tentang Malang dari teman-teman terdekat. Mayoritas teman saya merasakan pengalaman yang baik ketika wisata di sana.

Setelah kunjungan, saya sendiri mendapatkan pengalaman yang sebelumnya tidak diketahui. Biar kamu mendapatkan tambahan informasi tentang daerah yang satu ini, saya akan cerita mengenai informasi tentang Malang yang belum banyak diketahui masyarakat Indonesia secara luas di sini.

#1  Nggak dingin

Sebelum ke Malang, saya menyiapkan pakaian tebal yang mampu menahan hawa dingin. Saya ini kategori pemuda jompo, yang kena dingin sedikit langsung cari tolak angin. Soalnya, saya dengar dari teman-teman yang pernah ke Malang, hawa di sana dingin banget. 

Anehnya, ketika di Kota Apel, saya nggak merasa dingin sama sekali. Padahal, waktu pertama kali sampai di sana, saya masih pakai kaos yang tipis. Sekadar informasi, hotel saya menginap berada di pusat kota ya. 

Menurut beberapa warga lokal yang saya temui, Malang memang nggak terlalu dingin lagi sekarang. Kalau mau mendapatkan hawa yang benar-benar dingin saya dianjurkan ke Batu. Sayangnya, karena banyaknya kesibukan, saya nggak sempat mampir ke Batu untuk menikmati suasana di sana.

#2 Punya pantai

Lantaran desas-desus Malang yang dingin, saya pikir Kota Apel ini seperti Dieng. Semacam dataran tinggi semua. Terlebih hasil bumi yang terkenal juga buah-buahan seperti apel.

Usut punya usut, Malang itu bukan hanya dataran tinggi saja, bahkan punya pantai, Gaes. Kamu kaget? Sama, saya juga kaget ketika pertama kali diceritakan oleh warga lokal. Malahan saya kira dia guyon ke saya.

Salah satu pantai terkenal adalah Pantai Balekambang. Pantai tersebut terletak di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Kalau kamu bosan wisata ke dataran tinggi, kalian bisa mencari alternatif tempat wisatanya ke pantai.

#3 Apel kebanyakan bukan dari Malang

Apel dan Malang itu dua entitas yang tidak dapat dipisahkan. Saya selalu menanggap daerah ini sebagai produsen apel terbaik di Indonesia. Itu mengapa buah ini jadi oleh-oleh dan ada julukan Kota Apel melekat, 

Akan tetapi, selepas kunjungan beberapa waktu lalu, saya baru tahu ternyata kebanyakan apel bukan dari Malang. Melainkan dari tetangganya yakni Batu. Bukannya dua daerah itu sama saja? Dulu memang sama, Bung. Tapi, kini Batu sudah menjadi kota tersendiri sejak 2001.  Salah satu penulis Terminal Mojok pernah membahasnya secara lebih rinci di tulisan berjudul Orang Batu Nggak Suka Disamakan dengan Orang Malang. Keduanya Memang Serupa, tapi Tak Sama!

#4 Malioboronya Malang nggak seburuk itu

Terus terang, salah satu tempat yang ingin saya datangi di Malang adalah Kayutangan Heritage. Bukan, saya bukan penasaran dengan keindahan tempat wisata ini. Rasa penasaran saya terhadap tempat  yang diklaim sebagai “Malioboro” Malang ini dikarenakan banyaknya tulisan miring tentangnya.

Syukurnya, saya ada waktu untuk ke Kayutangan Heritage. Saya jalan-jalan di sana dan sempat ngopi-ngopi juga. Menurut saya, tempatnya cukup oke untuk dijadikan tempat nongkrong atau sekadar mencari angin. Tapi, jelas bukan tempat nongkrong terbaik.

Perlu menjadi catatan, saya ke sana bukan saat padat seperti akhir pekan. Mungkin kalau di akhir pekan suasananya bisa lebih padat dan kurang kondusif. Sehingga saya belum berani menilai terlalu tinggi Kayutangan.

Terlepas dari ekspektasi dan kenyataan yang banyak berbeda, secara keseluruhan Malang memang daerah yang cukup menarik untuk dijadikan tempat plesiran. Mungkin di lain waktu dan kesempatan, saya ingin kembali ke sana guna mengenal daerah ini lebih mendalam.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Wahai para Maba, Jangan Terlena dengan Dinginnya Malang, Itu Semua Cuma Pencitraan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version