Malang Memang Merana, tapi Surabaya Lebih Payah kalau Memperdebatkan Wisata Alamnya

Surabaya Unggul Segalanya dari Malang kecuali Wisata Alamnya (Unsplash)

Surabaya Unggul Segalanya dari Malang kecuali Wisata Alamnya (Unsplash)

Banyak kota di Jawa Timur menjadikan Surabaya sebagai kiblat. Mulai dari sistem transportasi, fasilitas publik, pendidikan, sampai tata kota. Tulisan Mas Raihan soal perbandingan fasilitas di Malang dan di Surabaya menjadi buktinya. Soal fasilitas, kota terbesar kedua se-Jawa Timur itu memang kudu mengaku kalah. Akan tetapi, sebagai orang asli Jember yang berdomisili di Kota Pahlawan, Surabaya kenyataannya juga memiliki kekurangan, utamanya adalah soal wisata alam.

Bagi saya, wisata alam adalah pelarian sejati dari rutinitas keseharian yang membosankan. Apalagi melihat hiruk-pikuk Kota Surabaya yang tidak pernah reda. Dan, ketika kita warga Surabaya berbicara tentang destinasi yang menawarkan keindahan alam, Malang memang memegang teguh mahkotanya. 

Malang menjadi pusat untuk menemukan serpihan-serpihan surga di dunia. Wajar saja, orang Surabaya jarang sekali melihat hal-hal yang segar. Mereka kekurangan tempat wisata alam yang memanjakan mata. Maka dari itu, untuk urusan fasilitas, memang tidak perlu diperdebatkan. Tapi kalau soal wisata alam, Surabaya perlu sungkem dulu ke Malang.

Malang surganya wisata alam

Saya kadang berpikir seperti ini. Ketika menciptakan alam, sepertinya Tuhan benar-benar memberikan sentuhan khusus kepada Malang. Misalnya, ada pegunungan yang menjulang, air terjun yang memesona, hingga lautan yang melambai-lambai. 

Sebut saja pegunungan Arjuno, Air Terjun Coban Rondo, Tumpak Sewu, Pantai Balekambang, Ngliyep, dan Tiga Warna. Seolah, setiap sudut kota maupun kabupaten memberikan keindahan alam yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dalam hal ini, Surabaya harus mengakui keunggulan Malang dan memberikan gelar “Sang Maestro Alam” pada daerah ini.

Biaya hidup lebih murah ketimbang di Surabaya

Pertimbangan utama saat saya merencanakan liburan adalah masalah finansial. Terkadang, tempat yang sudah direncanakan bisa tidak terwujud hanya karena budget tidak cukup. Akan tetapi, bagi warga Surabaya yang memegang prinsip mendang-mending seperti saya, hanya Malang yang memberikan keuntungan ekstra. Pasalnya, biaya hidup di sana memang lebih ramah.

Survei Biaya Hidup (SBH) dari BPS pada 2022 menyatakan kalau Surabaya menempati urutan ketiga kota dengan biaya termahal di Indonesia, yakni Rp13,36 juta per bulan. Dibandingkan Malang, biaya hidup di sana tidak sebesar itu. Bahkan dengan uang yang sama, kita bisa mendapatkan pengalaman kuliner yang lebih beragam di Malang. 

Mulai dari pecel lele, tahu campur, bakso malang, hingga jajanan ringan di samping alun-alun, semuanya bisa dinikmati tanpa harus menguras isi dompet. Jadi menurut saya, meskipun terlihat lebih “glamor” dalam hal fasilitas, Malang menawarkan pengalaman berwisata yang lebih hemat.

Menjadi pilihan warga ibu kota provinsi untuk piknik

Sulit membantah kalau warga Surabaya menetapkan Malang sebagai pusat liburan. Pengamatan saya selama ini menyebutkan bahwa orang ibu kota provinsi, meski memiliki segudang fasilitas dan hiburan, justru lebih memilih piknik di Malang.

Ketika mengeksplorasi wisata alam di Surabaya, hasilnya adalah monoton. Kalau nggak pantai, ya, kebun mangrove. Sebut saja ada Pantai Kenjeran Lama, Kenjeran Baru, juga Kebun Mangrove Wonorejo, Kebun Raya Mangrove Gununganyar, dan Romokalisari yang sama-sama dihiasi kebun mangrove. 

Sebanyak 7 dari 10 orang yang saya survei menyebutkan bahwa orang Surabaya lebih suka suasana yang lebih tenang dan damai di Malang. Bahkan, ada yang bilang kalau berwisata alam di sana seperti mendapatkan nuansa yang berbeda, waktu berjalan lebih lambat, dan bisa menikmati keindahan alam tanpa harus terburu-buru.

Sebagai orang yang tinggal di Surabaya, tidak ada salahnya memberikan pengakuan dan mengakui keunggulan Malang. Mungkin Surabaya punya mall mewah, hotel, dan restoran bintang 5, tetapi Malang punya keindahan alam.

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Malang di Mata Perantau: Akan Lebih Baik kalau Fasilitasnya Selengkap Surabaya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version