Malang, Bandung, Jogja: Tiga Kota Potensial yang Bernasib Sial 

Malang, Bandung, Jogja: Tiga Kota Potensial yang Bernasib Sial Mojok.co

Malang, Bandung, Jogja: Tiga Kota Potensial yang Bernasib Sial (unsplash.com)

Membaca tulisan di Terminal Mojok berjudul Nasib Bandung dan Jogja, Kota Salah Urus yang Bersembunyi di Balik Romantisasi otomatis mengingatkan saya akan Malang. Sebagai warga asli, saya merasa Kota Apel ini senasib dengan Bandung dan Jogja. Semakin hari, kota-kota itu semakin tidak nyaman ditinggali karena salah kelola. 

Ternyata saya tidak sendiri, banyak juga netizen yang merasa Malang sudah banyak berubah. Saya paham betul kekecewaan mereka. Coba kalian bayangkan, di tengah berbagai permasalahan yang menghantui, pemerintah justru sibuk mempercantik satu kawasan saja. Kalau bukan kota salah urus, apa sebutan yang tepat, coba? 

Banjir Menghantui

Saat ini, persoalan yang paling menghantui Malang adalah banjir. Bahkan, sejauh pengamatan saya, titik rawan banjir semakin banyak. Itu baru di kota saja ya, belum di kabupaten. Padahal, Malang merupakan dataran tinggi yang semestinya banjir setelah hujan sulit terjadi. Namun, itu tidak berlaku saat ini. Hujan sebentar saja bisa mengakibatkan genangan air yang nggak karuan.

Contoh paling baru, banjir di daerah Sigura-Gura pada Sabtu (25/11/2023) lalu. Setelah diguyur hujan yang tidak lebih dari dua jam, daerah itu sudah dilanda banjir dengan ketinggian mencapai kurang lebih dua meter. Daerah langganan banjir lainnya ada Jalan Soekarno-Hatta, Galunggung, Veteran, dan Sumbersari. Bahkan, genangan air hujan juga bisa masuk ke pusat perbelanjaan seperti Matos (Malang Town Square). 

Selain banjir, kondisi lain yang begitu terasa perbedaannya adalah suhu, semakin hari terasa semakin panas. Bahkan, bisa mencapai 32-36 derajat celcius. Pemanasan global memang membuat rata-rata suhu di seluruh dunia naik, tapi minimnya ruang terbuka hijau (RTH) di Malang memperburuk kondisinya. Banyak lahan kosong yang sebelumnya ditumbuhi pepohonan rindang kini dibabat habis. Berubah jadi kavling perumahan dan ruko.  

Baca halaman selanjutnya: Pemkot hanya …

Pemkot hanya mementingkan estetika

Di atas beberapa permasalahan yang mulai terasa langsung dampaknya. Selain itu masih ada masalah-masalah lain. Bukan tidak mungkin persoalannya semakin pelik kalau Malang tidak segera berbenah. 

Di tengah berbagai pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, pemerintah kotanya justru lebih peduli pada estetika sudut-sudut kota demi pariwisata katanya. Salah duanya, Kayutangan Heritage dan Balai Kota Malang

Mungkin niatnya memang baik untuk menggenjot sektor pariwisata, tapi banyak permasalahan mendasar lain yang lebih perlu selesai. Kayutangan semakin cantik dan menawan, tapi daerah lain kian semrawut. Sepertinya mereka lebih senang melihat wisatawan daripada warga yang hidup nyaman. 

Malang, Bandung, Jogja bernasib sial

Saya merasa ada ada kesamaan antara Malang, Bandung, dan Jogja. Ketiganya sama-sama punya destinasi wisata yang menarik. Ketiganya juga menjadi tujuan pelajar berbagai daerah di Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Mereka sama-sama terjebak romantisasi berlebihan sehingga enggan berbenah. 

Suasana Malang yang berada di dataran tinggi kerap disamakan dengan Bandung. Keduanya (dulu) punya udara yang sejuk. Kalau hujan mengguyur, syahdunya bukan main, seperti di film-film. Sementara, Malang dan Jogja juga punya nuansa yang mirip dengan berbagai situs sejarah mengelilinginya. 

Malang dan Jogja semakin persis karena beberapa tempat sekarang yang katanya menjadi replika Malioboro. Saking miripnya, warga setempat menganggap Malang sudah kehilangan identitasnya. Sekarang coba tengok Kayutangan Heritage dan Balai Kota Malang yang baru saja direnovasi, pasti langsung teringat Jalan Malioboro di Jogja. 

Seperti Bandung dan Jogja, Malang sesungguhnya punya banyak potensi hanya saja salah pengelolaan. Ujung-ujungnya, kota semakin tidak nyaman ditinggali. Kesalnya, keluhan-keluhan itu seolah tidak terdengar karena romantisasi kota yang begitu kuat. 

Sungguh tiga kota yang sangat malang.

Penulis: Muhammad Mundir Hisyam
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Tugu Malang, Satu Lagi Tempat di Malang yang (Dipaksa) Mirip Malioboro

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version