Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Makam Sunan Gunung Jati, Kompleks Makam Wali Songo yang Nggak Ramah buat Peziarah

Ahmad Nadlif oleh Ahmad Nadlif
28 Februari 2025
A A
Makam Sunan Gunung Jati, Kompleks Makam Wali Songo yang Nggak Ramah buat Peziarah

Makam Sunan Gunung Jati, Kompleks Makam Wali Songo yang Nggak Ramah buat Peziarah

Share on FacebookShare on Twitter

Makam Sunan Gunung Jati merupakan salah satu objek wisata religi makam Wali Songo yang terletak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Berlokasi di Desa Astana, kompleks pemakaman tersebut pada dasarnya juga merupakan area pekuburan milik keluarga keraton dari tiga kesultanan, yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Cirebon, dan Pusara Sunan Gunung Jati.

Tepatnya Sabtu lalu, saya bersama rombongan berkesempatan untuk ziarah ke makam wali yang juga merupakan Sultan Cirebon tersebut. Kami melakukan perjalanan dengan naik bus di malam hari dan tiba di sana sekitar pukul sepuluh malam. Kalau dihitung-hitung, ini merupakan kali ketiga saya ziarah ke makam Sunan yang punya nama asli Syarif Hidayatullah tersebut.

Sebenarnya, hampir sama dengan kompleks makam Wali Songo yang lain, makam Sunan Gunung Jati secara simbolis juga memiliki gapura, arsitektur bangunan yang khas serta pasar mini sebagai pusat oleh-oleh. Yang membedakan hanyalah satu hal, dan hal inilah yang justru bikin saya dan peziarah lain jengkel.

Makam Sunan Gunung Jati terlalu dihegemoni oleh para penagih sedekah

Saya kurang tau, diksi apa yang pas untuk menyebut mereka selain dengan kata “penagih sedekah”. Apakah pengemis? Pemalak? Atau apa? Entahlah, saya khawatir penyebutan ini terdengar kurang sopan. Namun yang pasti, di area makam Sunan Gunung Jati, banyak orang-orang yang tidak diketahui asalnya dari mana, tiba-tiba memaksa para peziarah agar mengeluarkan uang untuk mereka dengan embel-embel sedekah.

Anehnya lagi, beberapa di antara mereka-mereka itu justru memiliki fisik yang prima dan tergolong masih muda.

Tentu hal ini sangat menjengkelkan. Sebab bukannya apa-apa ya, si penagih sedekah itu tidak dilakukan oleh satu atau dua orang, namun sekelompok orang secara kolektif. Mereka berbaris bak memalak para peziarah yang baru saja datang. Bayangkan saja, mulai dari gapura pintu masuk sampai di area pemakaman semuanya dihegemoni oleh penagih sedekah.

Dan nggak hanya sampai di situ, para penagih sedekah tersebut “mengemis” dengan cara memaksa. Di antaranya ada yang menghadang, menarik, bahkan memaki-maki. Kalau begitu, siapa yang nggak risih coba? Sudah jauh-jauh ke Cirebon untuk berziarah, mencari keberkahan, eh sampai sana malah dihadang dengan pungli dadakan. Haish, ngelu.

Belum ada penertiban dari pengurus makam

Sejak pertama kali ke sana, tepatnya pada 2017, hingga ke sana lagi 2025 ini, makam Sunan Gunung Jati bila dikaitkan dengan kasus “penagih sedekah”, sejujurnya belum ada perbaikan yang signifikan. Justru hal ini seakan dinormalisasi begitu saja. Upaya-upaya penertiban untuk meminimalisir orang-orang yang minta disedekahi sama sekali belum terlihat.

Baca Juga:

Pungli di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Adalah Bentuk Kebobrokan Pemerintah Daerah

Padahal seharusnya, mengingat makam Sunan Gunung Jati merupakan trademark wisata religi yang masyhur di kabupaten Cirebon, pengurus makam bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menggalakkan upaya preventif terhadap kasus penagih sedekah itu. Tentu poin utamanya supaya peziarah sebagai pengunjung makam bisa dibuat nyaman, bukan malah dibiarkan risih dan jengkel.

Ada wasiat yang disalahartikan

Terlepas dari hegemoni para penagih sedekah di makam Sunan Gunung Jati, secara historis, ternyata memang ada wasiat yang disalah artikan oleh masyarakat setempat. Selidik punya selidik, dulu Sunan Gunung Jati sebenarnya pernah berwasiat begini, “Ingsun titip tajug lan fakir miskin” yang artinya saya titipkan masjid dan fakir miskin.

Nah, menurut beberapa literatur yang saya baca, makna wasiat tersebut sebenarnya adalah Sunan Gunung Jati meminta agar masyarakat selalu menegakkan salat dan membayar zakat. Sebab dua hal tersebut pada dasarnya memang masuk dalam ajaran pokok agama. Khususnya pada konsep relasi dengan Tuhan dan manusia.

Berdasarkan hal itu, tentu interpretasinya sangat jauh dari sekadar minta disedekahi. “Titip fakir miskin” itu nggak lantas berpenampilan sebagai orang miskin dan meminta-minta. Justru berbanding terbalik dengan hal itu, Sunan Gunung Jati sebenarnya malah meminta masyarakat sana untuk tidak menjadi miskin. Utamanya agar bisa merawat orang-orang yang serba berkekurangan.

Mungkin itulah uneg-uneg saya sebagai peziarah saat berkunjung ke makam Sunan Gunung Jati. Mengingat kejengkelan ini bukan hanya saya yang merasakan, alhasil saya berpikir rasanya penting untuk menulisnya. Tentu dengan harapan tulisan ini bisa dibaca dan dijadikan evaluasi untuk ke depannya.

Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Makam Wali Songo Terlalu Banyak Kotak Amal, Merusak Kesakralan Tempat Ziarah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2025 oleh

Tags: makam sunan gunung jatipeminta sedekahpengalaman berkunjungpeziarah
Ahmad Nadlif

Ahmad Nadlif

Mas-mas jawa biasa.

ArtikelTerkait

Pungli di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Adalah Bentuk Kebobrokan Pemerintah Daerah

Pungli di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Adalah Bentuk Kebobrokan Pemerintah Daerah

1 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.