Membayangkan Mail “Upin Ipin” Masuk Divisi Danus di Kepanitiaan Kampus, Dagangan Pasti Laris Manis

Membayangkan Mail "Upin Ipin" Masuk Divisi Danus di Kepanitiaan Kampus, Dagangan Pasti Laris Manis Mojok.co

Membayangkan Mail "Upin Ipin" Masuk Divisi Danus di Kepanitiaan Kampus, Dagangan Pasti Laris Manis (upinipin.fandom.com)

Saya pikir, para penonton Upin Ipin akan sepakat kalau Mail adalah salah satu pengusaha sukses di Kampung Durian Runtuh. Usianya memang sangat muda, tapi dia sudah punya mental pengusaha yang sangat kuat. Itu semua berkat ibu Mail dan kakaknya, Abang Iz yang selalu melibatkan Mail di Kedai Runcit. 

Passion Mail yang menggebu di bidang bisnis membuat saya yakin kalau kelak dia akan terlibat dalam kegiatan kampus yang berkaitan dengan cari duit. Di kepanitiaan kampus misalnya, dia pasti akan ditempatkan di divisi danus alias dana usaha. Bukan tidak mungkin dia akan ditunjuk sebagai ketua danus atau koordinator. Nah, kira-kira bagaimana jadinya ya kalau Mail jadi ketua divisi danus?

#1 Jualan berbagai macam produk

Saya yakin betul kalau Mail jadi ketua danus, dia nggak hanya ngide jual dua atau tiga produk aja. Mail juga pastinya nggak mungkin melestarikan budaya jualan risol, es teh, dan paid promote. Dengan mental pengusahanya, adiknya abang Iz ini pasti punya ide-ide lain yang lebih cemerlang dan bisa melihat peluang. Dia akan menjual berbagai produk barang maupun jasa. 

Makanan misalnya, dia bisa jual makanan dan minuman seperti ayam goreng, teh tarik, kopi, bahkan nasi lemak. Nggak hanya itu, kalau memang ada peluang musim buah tertentu nggak tanggung-tanggung dia juga akan memanfaatkannya. Seperti di episode jualan rambutan di pinggir jalan tol dan bikin kerajinan dari kelapa. Bahkan, saya yakin Mail bakal langsung cari kesempatan ketika mendengar ada mahasiswa yang nggak punya suatu barang. 

Pokoknya, apapun selalu bisa dijual. Sementara itu, untuk produk jasa juga nggak kalah unik. Mail bisa buka jasa joki tugas, layouting skripsi, bahkan kalau ada momentum bagus seperti ospek, dia buka pre-order ospek kit. Benar-benar sesuai dengan prinsip Mail di episode Jejak Rembo, yaitu “semua benda aku jual.”

#2 Mail akan menggunakan pemasarannya modern

Sebagai pengusaha ulung, jelas Mail nggak mungkin melestarikan cara jualan yang cuma keliling fakultas sambil nawarin kakak tingkat. Dia yakin kalau cuma begitu doang yang ada barangnya nggak laku-laku. Udah nggak laku, dijulidin kating pula. Jadi, dia berinisiatif untuk jualan secara online juga. 

Nggak hanya sekedar posting di Instagram, dia juga berani membuat video-video pendek unik untuk menarik pelanggan. Dia juga memanfaatkan Ehsan yang merupakan seorang influencer untuk mengendorse dagangannya. Kalau perlu, dia juga minta bantuan Abang Saleh untuk jualan di marketplace. Tapi, yang namanya Mail tentu nggak bisa biasa-biasa aja kalau cari duit. Kalau perlu live, dia pasti mau live di media sosial. Dia bahkan nggak segan mempromosikan barang-barang di grup angkatan hingga pakai story WA ala ibu-ibu arisan. Pokoknya, Mail nggak akan lupa soal marketing secara digital!

#3 Memanfaatkan acara apa pun

Satu hal yang membuat Mail lebih unggul dari Uncle Muthu adalah dia nggak pernah malas jualan. Berbeda dengan Uncle Muthu yang suka stay di warungnya, Mail selalu mencari informasi event supaya cuan tetap mengalir. Contohnya saja dia pernah jualan di warungnya Uncle Muthu saat nobar piala dunia, fun fair, bazaar Ramadan, hingga acara marathon suka-suka. 

Saya rasa dia akan melakukan strategi serupa ketika bergabung di divisi danus kampus. Dia memanfaatkan acara potensial untuk jadi ladang duit. Acara  besar atau kecil, internal atau eksternal, semua nggak masalah. Yang penting ada kesempatan untuk jualan. Bahkan, kalau memang boleh dia nggak segan untuk menawarkan produk di kala acara kajian keagamaan mahasiswa.

#4 Mail membandun branding yang kuat

Terakhir, sebagai pengusaha handal tentu saja Mail tidak pernah melupakan pentingnya memiliki ciri khas. Saya pernah menulis tentang salah satu faktor gagalnya usaha Upin Ipin adalah karena mereka nggak punya branding. Kalaupun ada, mereka mencontoh punya orang lain.

Mempertimbangkan branding ini, itu mengapa Mail hingga saat ini masih  bertahan sampai sekarang lantaran identik dengan teriakan “dua singgit” nya. Nah, dalam kegiatan danus jelas Mail nggak bisa melupakan ini. Meski dagangannya biasa aja, dia bisa bermain-main dengan psikologis pelanggan dengan memberikan ciri khas seperti tagline atau warna khusus untuk mewakili brand. Dengan demikian, orang-orang jadi cepat ingat brand tersebut. Kalau sudah ingat, kemungkinan besar mereka pasti akan membeli.

Nah, saya rasa itu hal-hal yang mungkin dilakukan Mail dalam serial Upin Ipin kalau bergabung menjadi divisi danus di kampusnya. Sebagai anak muda berjiwa pengusaha, sudah barang tentu Mail nggak akan berdagang dengan cara mainstream seperti hanya jual risol dan es teh. Adiknya Abang Iz ini pasti jual macam-macam produk barang dan jasa. Dia juga memanfaatkan digital marketing, datang ke event-event untuk promosi, hingga memiliki branding yang kuat. Dengan kiat-kiat ini, saya yakin divisinya Mail akan menjadi pusat perhatian. Tapi yang nggak kalah penting, dia dan timnya bisa mencapai target!

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Bukan Mail, Ternyata Karakter Paling Dewasa dalam Serial Upin Ipin Adalah Susanti

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version