Masih saja otak saya berputar-putar pada aksi demo mahasiswa beberapa hari kemarin. Jangan bosan ya wahai netizen yang julid budiman karena saya memang sedang teralihkan dengan aksi demo mahasiswa kemarin itu. Mahasiswanya out of the box soalnya. Memang sih demonya udah selesai. Tapi jejaknya itu lho masih ada bahkan membekas di ingatan saya. Hawa-hawa demonya masih terasa. haha
Demo yang udah selesai kan di Jakarta, tapi di wilayah lain di Indonesia? Justru belum. Kalau di Jakarta para mahasiswa banyak yang melakukan aksi-aksi nyeleneh seperti membuat tulisan-tulisan kocak dan menggelitik yang tujuannya untuk menyindir pemerintah Indonesia. Turunkan harga sunblock dan skincare contohnya. Nah, Ini beda lagi, tapi nggak kalah nyeleneh dan menggelitik sekaligus ngeri menurut saya. Mahasiswa di di daerah Nusa Tenggara Barat ini misalnya. Nggak tanggung-tanggung, mereka nyantet DPRD hingga Presiden. Buset dah! Dendam kesumat kali ini mah. ckck
Aksi nyantet yang dilakukan para mahasiswa di daerah Nusa Tenggara Barat ini dilakukan ketika sedang melaksanakn aksi demo dan kemudian viral di media sosial Twitter. Ya, gimana nggak viral. Nyelenehnya minta ampun. Dalam akun Twitter @Azabkuburpedih, terlihat sekelompok mahasiswa dengan jas almamater warna biru tua mengerubungi sebuah ‘sajen’. Nggak cuman ‘sajen’ aja, boneka santetnya juga nggak ketinggalan. Boneka santet semacam voodoo yang terlihat sederhana itu hanya terbuat dari jerami padi. Tapi tetep aja ngeri.
Nggak ngerti deh saya ini cuman aksi drama-dramaan atau memang benar-benar nyantet ya. Kalau beneran bisa dibayangkan ngerinya. Kalau dilihat dari si empunya akun Twitter, aksi santet menyantet ini terlihat serius. Sampai ada yang jadi eksekutor. Berguru ke gunung dulu kali ya para mahasiswa ini ilmu-ilmu begituan. hehe
Kalau dilihat lebih jauh di akun Twitter tadi, si eksekutor punya peran yang sangat penting ternyata ya. Doi mulai dengan mengetuk-ngetuk bonekanya dengan sebuah benda keras. Lalu, si eksekutor menjelaskan tujuan santetnya mau dikirim ke siapa dan ke mana. Ternyata santetnya mau dikirim ke Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat, Presiden Jokowi, dan Calon Pemimpin KPK. Kalau kata lagu Tik Tok yang lagi viral sekarang ini, “entah apa yang merasukimu” wahai para mahasiswa NTB.
“Ini buat Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat, bismillah. Ini buat presiden kita. Ini buat calon pemimpin KPK,” ujar si eksekutor sambil memukulkan batu sebanyak dua kali pada boneka santetnya.
Pemerintahan di Indonesia harus waspada nih dengan berbagai aksi mahasiswa mulai dari yang masuk akal sampai yang nggak masuk akal begini. Ada-ada saja. Terlepas dari apakah aksi nyantet itu drama atau bukan, tetap saja telihat bagaimana banyaknya mahasiswa yang kecewa atas sikap pemerintahan Indonesia saat ini.
Mungkin para mahasiswa NTB ini sudah lelah dengan orasi-orasi yang menghabiskan suara dan tenaga. Jadi, mereka memilih untuk nyantet aja kali ya biar efeknya langsung terasa gitu oleh pemerintah Indonesia. Jadi langsung ditanggapi. Begitu mungkin pikir para mahasiswa NTB ini. Ini saya bingung antara ngeri atau kocak. Karena aksinya memang out of the box sekali.
Daripada capek-capek ngangkat kertas berisikan tulisan-tulisan yang nyindir pemerintah tapi nggak dihiraukan juga, apa mending nyantet pemerintahan Indonesia aja ya. Biar langsung kerasa efeknya. Hahahaha. Nggak deng. Mana berani saya nyantet-nyantet begituan. Nyantet mantan ajalah biar balik lagi. Eh!
Baru terpikirkan oleh saya ternyata lagu Tik Tok “Entah apa yang merasukimu” yang lagi viral itu nyambung juga dengan keadaan Indonesia saat ini ya. Mulai dari pemerintahannya sampai mahasiswanya yang kelewat nyeleneh dalam menyampaikan berbagai sambatannya.
Kalau dipikir-pikir mungkin saja lagu tik-tok itu dibuat karena menyesuaikan dengan keadaan Indonesia saat ini. Entah apa yang merasukimu wahai pemerintah dan kalian semua mahasiswa yang kelewat kreatif dan kritis-kritis. Salut begitu besar jiwa nasionalisme kalian untuk membela rakyat Indonesia.
Nah, kalau mahasiswa sudah mulai melakukan aksi-aksi yang out of the box begini. Nyantet-nyantet begini misalnya. Harusnya pemerintah Indonesia bisa lebih aware dong dengan aspirasi-aspirasi yang mereka sampaikan. Mahasiswa itu perantara masyarakat yang nggak bisa menyampaikan sambatannya ke pemerintah. Katanya masyarakat punya hak bebas berpendapat kan. Coba pemerintahnya juga perlu menghargai itu semua.
Nggak cuman pemerintah yang harusnya bekerja, masyarakatnya perlu bekerja. Aspirasi-aspirasi yang kalian sampaikan harus sejalan dengan aksi yang kalian lakukan. Bukan hanya aksi waktu demo sampai nyantet-nyantet segala. Aksi nyata yang harus dilakukan untuk Indonesia. (*)
BACA JUGA Ibu Saya Anggota DPR yang Sedang Didemo dan Anak-anaknya Ribut di Grup WhatsApp atau tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.