Madura Tertinggal, ketika Jawa Timur Maju Pesat Menjadi Alasan Kuat Madura Justru Harus Jadi Provinsi Sendiri

Ilustrasi Madura Ditinggal Jawa Timur, Saatnya Jadi Provinsi Sendiri (Unsplash)

Ilustrasi Madura Ditinggal Jawa Timur, Saatnya Jadi Provinsi Sendiri (Unsplash)

Wacana pembentukan Provinsi Madura terus bergulir mengiringi hiruk-pikuk Pemilu 2024. Entah, memang niat baik untuk membangun Madura, atau sebagai pemanis kampanye saja. Pasalnya, wacana tersebut sebenarnya sudah ada lebih dari 10 tahun lalu. Namun, sampai saat ini, wacana hengkang dari Jawa Timur hanya menjadi wacana musiman.

Saya pribadi menyayangkan usaha tersebut belum juga tercapai. Sebagai mahasiswa Madura yang merantau, saya sering bertemu mahasiswa dari provinsi lain yang tidak tahu bahwa Madura sebetulnya adalah sebuah entitas yang benar-benar berbeda dan terpisah dari Jawa. 

Bukan hanya letak geografis saja, tetapi juga bahasa, budaya, dan norma masyarakat Madura sangat berbeda. Makanya, jika terus menjadi bagian dari Jawa Timur, keberadaan pulau garam akan terus tertimbun.

Madura itu pulau, bukan kabupaten

Jarang sekali masyarakat yang mengenal kabupaten-kabupaten di Madura. Yang mereka kenal hanya “Kalau Madura, berarti bagian dari Jawa Timur”, sedangkan Sumenep, Pamekasan, Sampang, apalagi Bangkalan, jarang mereka dengar.

Saya sering mengalami sendiri fenomena ini ketika berkenalan dengan orang dari luar Jawa Timur, bahkan orang Jawa Timur sendiri. Tidak seperti orang lain yang dengan mudah dan bangga menyebutkan asal kota/kabupaten mereka. Saya sering harus menjelaskan panjang lebar pertanyaan-pertanyaan lain. Misalnya itu kabupaten mana, berapa jumlah kabupaten, apa kabupaten di ujung timur, ujung barat, bahkan mana yang paling maju.

Berbeda jika saya langsung bilang kalau saya dari Madura. Mereka tidak ingin tahu dari Madura mana saya. Hal ini karena masyarakat terlalu fokus pada perbedaan geografis yang terpisah, sehingga pikirannya cukup, “Oooo, Madura.”

Baca halaman selanjutnya: Jawa Tmur maju pesat, Madura masih tertinggal.

Surabaya emang deket, tapi aslinya jauh

Meskipun tetangga beda pulau, jangan anggap Madura tidak berbeda jauh dengan gemerlap Surabaya. Anda akan kecewa besar, Bung.

Kekecewaan ini terjadi pada teman saya sendiri yang baru pertama kali berkunjung ke daerah asal saya. Dia langsung heran melihat kondisi pulau asal saya yang sangat berbeda jauh dengan Surabaya sebagai ibu kota. Awalnya, dia menganggap bahwa Madura sebelas duabelas dengan Surabaya karena sangat dekat. Ternyata. selepas masuk Bangkalan melalui Suramadu, dia bilang terasa berpindah ke dimensi lain.

Makanya, menurut saya, Suramadu bukan menunjukkan kemajuan, melainkan menyembunyikan dan menimbun ketertinggalan Madura. Oleh karena itu, Suramadu lebih sering disebut sebagai teleportasi, atau metaverse oleh teman-teman saya.

Jawa Timur maju, rumah saya belum tentu

Membaca pembangunan Madura tidak bisa melalui data keberhasilan pembangunan di Jawa Timur. Misalnya, jika kita melihat data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur 2023, maka angkanya (73,38) sudah mendekati rata-rata IPM nasional (73,55). Hal ini bukan berarti 4 kabupaten di Madura juga mendekati angka tersebut.

Semua kabupaten di asal saya menempati posisi 10 terendah. Bahkan, Bangkalan dan Sampang berada di posisi paling rendah, yakni 65,75 dan 64,13. Kondisi ini lebih mirip dengan IPM di provinsi Indonesia bagian timur, yakni Papua Barat 66,66 dan Papua 62,25.

Kondisi riil Madura yang tertimbun Jawa Timur membuat program pemberdayaan kurang diperhatikan karena melihat kemajuan Jawa Timur. Contohnya saya temukan sendiri tahun lalu. 

Pada awal 2023, saya mendapat informasi program beasiswa bagi perempuan-perempuan yang berasal dari daerah tertinggal. Awalnya, saya berniat membagikan informasi tersebut kepada teman saya. 

Namun sayang, program ini diklasifikasi berdasarkan provinsi. Makanya, perempuan yang berasal dari provinsi Jawa Timur tidak bisa mengikuti. Padahal, kondisi yang terjadi di Madura tidak berbeda jauh dengan daerah tertinggal lainnya.

Alasan di atas hanya segelintir fakta bagaimana entitas kami sebenarnya tertimbun di bawah nama Jawa Timur. Jika disebutkan semua, maka bagaimana ranah seni budaya, sastra, tokoh, dan keunikan rumah saya lainnya juga sebenarnya kurang bisa merepresentasikan Jawa Timur. Oleh sebab itu, Madura memang perlu menjadi provinsi sendiri.

Penulis: Abdur Rohman

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Bangkalan Madura Nggak Cocok Dijadikan Destinasi Wisata

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version