Keren betul Madang Maning Park, kalau hujan bisa makan sambil basah-basahan
Kabupaten Banyumas mulai membenahi diri dengan mempercantik ibu kota kabupatennya yaitu, Purwokerto. Pada 2019, dibangunlah Jalan Ir. Soekarno yang menghubungkan antara Jalan Jendral Soedirman dan Jalan Gerilya. Jalan yang membentang sepanjang 50 meter ini dibangun dengan berbagai fasilitas publik yang baru. Setelah tiga tahun proses pembangunan, pada 2022 tempat ini dibuka untuk masyarakat umum. Karena letak kampus saya yang amat dekat dengan lokasi ini, saya sering sekali main ke area ini untuk nongki bersama teman-teman atau sekedar jalan-jalan saja.
Untuk gambaran para pembaca, saat pertama memasuki jalanan ini dari sisi utara (dari Jalan Jendral Soedirman) kalian akan disuguhi dengan pemandangan indah dari Jembatan Ir Soekarno. Jembatan satu ini dihiasi dengan tiang yang membentuk lingkaran dengan tinggi sekitar 7-10 meter yang akan menyala warna-warni saat malam tiba.
Selain itu, ada juga Menara Teratai yang dijadikan sebagai ikon baru warga Purwokerto. Dari menara dengan ketinggian 117 meter itu, pengunjung bisa menikmati keindahan Kota Purwokerto. Persis di sebelah selatan Menara Teratai ada Madang Maning Park yang dijadikan sebagai pusat kuliner di area tersebut.
Daftar Isi
Madang Maning Park, pusat kuliner baru di Purwokerto
Pada artikel ini, saya akan membahas mengenai Madang Maning Park. Madang Maning Park atau yang lebih dikenal dengan sebutan MMP ini merupakan pusat kuliner yang mengintegrasikan para pedagang kaki lima di daerah Purwokerto. Pusat kuliner yang terdiri dari dua lantai ini dibangun dengan fasilitas yang cukup lengkap. Mulai dari parkiran kendaraan roda dua dan empat yang cukup luas, kamar mandi di setiap lantai, mushola dan kursi tempat duduk.
Oh ya, tempat ini juga di desain bersebelahan dengan Menara Teratai agar para pengunjung bisa menyantap makanan sembari melihat keindahan menara setinggi 117 meter tersebut. Tersedia juga rooftop yang terletak di lantai dua bagian depan MMP. Area ini disediakan bagi kalian yang ingin makan sambil menikmati kendaraan yang malang-melintang di Jalan Ir Soekarno.
Sebagai mahasiswa yang berdomisili di Purwokerto, saya sering mampir ke tempat ini terutama saat gabut dan nggak ada kegiatan di pesantren. Saya dan kawan-kawan paling sering berkunjung ke MMP saat malam hari. Hal ini karena MMP menampilkan para musisi lokal yang sudah dijadwal di setiap malam.
Sekali hujan langsung basah
Sedikit cerita, suatu ketika saya berkunjung ke tempat ini pada sore hari. Saat itu, saya bersama seorang teman memilih duduk di lantai dua MMP karena ingin sekaligus melihat keindahan Menara Teratai dan hamparan sawah. Ketika berangkat langit sedang cerah-cerahnya. Nggak sampai 10 menit di situ ternyata hujan mengguyur Kota Satria. Awalnya masih gerimis biasa hingga lama-lama hujan semakin deras.
Hujan yang semakin deras membuat kami semakin khawatir. Hal ini karena atap dari Madang Maning Park ini memang ala kadarnya. Selain itu tempat ini memang sengaja dibuat dengan konsep lebih terbuka agar para pengunjung bisa lebih leluasa melihat pemandangan. Saat angin tiba, petaka itu pun datang. Air hujan pun nyiprat ke area tempat makan. Mau nggak mau kami harus melipir ke area tengah agar tidak kehujanan. Ternyata angin tidak bisa diajak kompromi dan semakin besar. Kami pun segera mencari tempat yang lebih aman agar tidak kehujanan. Saat itu, saya sedang makan mi ayam. Mungkin jika saya nggak menyingkir, saya akan makan mi ayam dengan kuah air hujan. Ora lucu mbok, lur?
Setelah cukup lama, hujan pun reda menjelang petang. Habis hujan terbitlah ngepel lantai. Kenapa bisa begitu? Ya karena lantainya basah diguyur hujan. Bukan hanya lantai dua yang basah total, lantai satu pun sama. Bahkan ada di beberapa bagian yang airnya sampai menggenang. Para petugas yang di sana pun berbondong-bondong untuk bekerja sama mengeringkan lantai. Ada yang mengepel lantai sembari misuh, ada juga yang mengeringkan lantai sambil tertawa bahkan bercanda.
Makan bawa mantel
Saya rasa perkara ini tidak bisa dinggap sepele. Soalnya banyak dari pengunjung Madang Maning park adalah anak kecil yang datang bersama ayah ibunya. Saya lihat banyak dari mereka yang bermain bahkan berlari-lari di area Madang Maning Park. Lantai yang licin membahayakan para pengunjung terutama buat para bocil tersebut.
Kalau udah kepleset siapa yang mau disalahin? Lantainya? Ya nggak mungkin, lah! Oh ya, karena efek kehujanan dan angin para pengunjung juga bisa pulang dalam keadaan masuk angin dan meriang. Angel, Lur!
Jadi apakah kalian berminat mengunjungi MMP di musim hujan? Supaya lebih aman, jangan lupa bawa mantel, ya. Hahaha.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Penataan Alun-alun Purbalingga yang Problematik