Survei saja nggak cukup
Saya kemudian menyadari kalau mencari kos itu untung-untungan. Kalau kalian beruntung, ya kalian nggak akan mendapatkan kesialan seperti yang saya alami setahun pertama menjadi maba. Tapi kalau kalian nggak beruntung, bisa jadi kalian mengalami nasib sama seperti saya, atau malah lebih parah.
Sebenarnya masalah kos tahunan ini bisa dicegah kalau mau survei secara mendetail. Apakah fasilitas kos tersebut lengkap, gimana jarak dari kos ke kampus dan tempat publik lainnya, apakah lingkungan kosnya sehat atau malah sebaliknya, apakah pemilik kos terlalu ikut campur urusan anak kos atau biasa saja, dll.
Akan tetapi menurut saya, survei saja masih belum cukup. Kita baru akan menemukan kos yang tepat apabila sudah tinggal langsung di sana. Nah, makanya kenapa kos tahunan nggak saya sarankan buat para maba yang nggak kuat mental. Takutnya sudah telanjur bayar setahun, eh, baru beberapa bulan tinggal di kos malah nggak betah.
Lebih baik lagi jika cari kos bulanan, atau minimal yang bisa dibayar 3-6 bulan sekali. Jadi kalau seumpama kalian nggak betah, kalian bisa pindah dan mencari kos yang cocok tanpa perlu menunggu hingga satu tahun lamanya.
Tulisan soal kos tahunan ini akan saya tutup dengan quote dari Om Ade Rai. Katanya, “Orang cerdas belajar dari kesalahan orang lain dan itu sangat murah karena dari pengalaman orang lain. Orang pintar belajar dari kesalahannya sendiri, tapi harus membayar mahal atas kesalahannya. Dan terakhir, orang bodoh nggak pernah merasa salah, tapi malah menyalahkan orang lain, jadi nggak pernah belajar.”
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Hal-hal Absurd yang Hanya Terjadi di Kos Murah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.