Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Derita Lulusan S2, Susah-susah Kuliah Ujungnya Jadi Budak Profesor dan Terjebak Pinjol

Ari Reski Sashari oleh Ari Reski Sashari
15 Juli 2024
A A
Derita Lulusan S2, Susah-susah Kuliah Ujungnya Jadi Budak Profesor dan Terjebak Pinjol Mojok.co

Derita Lulusan S2, Susah-susah Kuliah Ujungnya Jadi Budak Profesor dan Terjebak Pinjol (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Belum lama ini seorang teman lulusan S2 menghubungi saya, menanyakan lowongan pekerjaan (loker). Saya jelas kaget, sebab teman saya ini sudah mengantongi gelar magister dan terlihat aktif di forum forum besar. Saya kira, gelar dan track record seperti ini akan memudahkan dia dalam mencari pekerjaannya. Nyatanya tidak. 

Rahmat atau yang akrab disapa Ampol ini cerita, setelah mengantongi gelar magister dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dia kembali ke Makassar. Dia berharap bisa mendapat pekerjaan di tanah kelahirannya. Sayang, hidup berkata lain, bukannya pekerjaan yang didapat, justru kantongnya semakin tipis untuk melamar pekerjaan. 

Asal kalian tahu, melamar pekerjaan juga perlu modal. Setidaknya modal untuk membeli materai untuk dokumen-dokumen pendaftaran. Terdengar sepele memang, tapi kalau kalian melamar pekerjaan ke banyak tempat sekaligus, saya jamin kantong akan tipis juga. 

Lulusan S2, tapi ujungnya bantu-bantu di kampus tanpa upah

Kondisi yang serba sulit itu mendorong Ampol untuk membantu Kaprodi di sebuah kampus di Makassar. Saat mendapat tawaran itu, tanpa pikir panjang dia meluncur ke kampus. Dia tidak memikirkan jobdesc dan besar upah, baginya pada saat itu yang penting bisa menyambung hidup dahulu. 

Di sana, dia mengerjakan segala macam tugas: data dosen, data alumni, jurnal pengabdian, penelitian, dan lain-lain. Selama kurang lebih 2 bulan dia membantu kampus, ternyata dia sama sekali tidak menerima upah. Bantu-bantu yang dimaksud benar-benar hanya membantu bukan bekerja. 

“Saya jadi intelektual tukang di kampus,” begitu kata dia ketika curhat dengan saya. Padahal selama 2 bulan, dia banyak sekali mengerjakan tugas Kaprodi. 

Menjadi budak profesor

Selain bantu-bantu di Kaprodi kampus, Ampol juga mengerjakan proyek bernilai ratusan juta penelitian bersama seorang profesor. Sayangnya tidak ada sepeserpun dari ratusan juta itu yang mengalir di kantongnya. Satu-satunya bayaran yang diperoleh hanyalah traktiran kopi warkop seharga Rp15.000-an ketika mengerjakan proyek. 

Janji untuk menjadi asisten dosen hanya tinggal janji. “Setiap memohon, ada aja alasannya. Katanya mahasiswa kurang, sedangkan dosen PNS banyak,” ucapnya dengan putus asa.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Hidup bergantung pada pinjol 

Lantas, bagaimana teman saya hidup selama ini tanpa penghasilan yang layak? Jawabannya adalah pinjol. Ironi memang, susah-susah dia belajar untuk lulus S2, kini malah terjerat pinjaman online (pinjol) untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. 

Kalian yang ingin memberikan saran finansial ini-itu untuk Ampol, lebih baik urungkan niat tersebut. Sejak awal, kehidupan Ampol memang jauh dari kata privilese, entah dilihat dari sisi ekonomi maupun lingkungan. 

Ampol adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil, orang tuanya sudah berpisah dan ia diasuh oleh orang lain tanpa hubungan darah. Dia hidup di Desa Bontokamase, Bulukumba, yang dikenal sebagai desa penyadap karet. Walau tumbuh di lingkungan yang nggak mengutamakan pendidikan tinggi, Ampol tetap berkeinginan besar untuk menjadi dosen.

Saya tidak sedang menjual kisah sedih teman saya. Saya hanya ingin menampar banyak pihak dengan kenyataan ini. Mengantongi gelar magister nyatanya tidak menjamin banyak hal. Bekerja di kampus nggak melulu menjanjikan kesejahteraan. Saya yakin kisah Ampol hanyalah satu dari banyak kisah intelektual yang berjuang keras untuk meraih impian mereka. Sayangnya, mereka terjebak dalam pusaran birokrasi dan beban biaya yang tak terduga. 

Penulis: Ari Reski Sashari
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Kuliah S2, Cuma Buang-buang Waktu dan Duit

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2024 oleh

Tags: KampusKuliahlulusan S2magisterS2
Ari Reski Sashari

Ari Reski Sashari

ArtikelTerkait

4 Pertimbangan Penting Sebelum “Menjual Jiwa” pada Kuliah S3 Mojok.co

4 Pertimbangan Penting Sebelum “Menjual Jiwa” pada Kuliah S3

10 April 2025
Hentikan Stigma Mahasiswa Seni adalah Mahasiswa Haha Hihi Musik Metal Bukan Hanya Soal Vokalis yang Berteriak

Hentikan Stigma Mahasiswa Seni Adalah Mahasiswa Haha Hihi

27 Mei 2020
3 Alasan Universitas Terbuka Punya Ospek Terbaik (Unsplash) ospek jurusan

Ospek Jurusan Itu Sama Sekali Nggak Penting, dan Ini Serius

19 September 2023
Tabiat Dosen Gaib, di Kelas Tidak Pernah Ada, tapi Sogok Mahasiswa dengan Nilai A dosen muda

Menjadi Dosen Muda Tak Seindah Konten di TikTok!

11 September 2024
dipanggil bu

Rasanya Dipanggil “Bu” Dan Dikira Sudah Menikah Padahal Masih Kuliah

6 September 2019
Lamongan Punya Unisla yang “Keanehannya” Sulit Disaingi Kampus-kampus Lain Mojok.co

Lamongan Punya Unisla yang “Keanehannya” Sulit Disaingi Kampus Lain

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.