Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

Olivia Eka Anugerah oleh Olivia Eka Anugerah
30 November 2025
A A
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika pindah ke Solo dari Klaten, saya hanya membawa dua hal. Pertama, barang seperlunya. Kedua, keyakinan bahwa hidup akan baik-baik saja. Tapi keyakinan itu goyah sejak hari pertama: Solo terlalu panas. Namun, panas ternyata bukan kejutan paling besar. Kaget terbesar datang dari hal yang paling sederhana, namanya es teh. 

Ya, minuman sejuta umat itu. Dari sinilah seluruh drama kecil dimulai. Berikut adalah rangkuman culture shock yang saya alami. Semua terjadi nyata.

Panas Solo seperti level ujian hidup tambahan

Solo itu panasnya konstan dan menyeluruh. Tidak peduli pagi, siang, sore, atau bahkan malam yang seharusnya sejuk. Saya sampai pernah berdiri di bawah pohon sambil berdoa kecil. Pohon itu tidak membantu. Daunnya cuma bergoyang malas. Saya akhirnya menggerutu, “Ya Tuhan, ini kota atau oven besar?”

Di Klaten, panas sering muncul sebentar lalu hilang ditiup angin lembut seperti mood manusia. Di Solo, panas menetap seperti kontrakan tahunan. Ini yang membuat saya lebih cepat mencari es teh daripada kunci kos.

Harga es teh Solo bikin saya bertanya-tanya

Di Klaten, es teh harganya tiga ribu rupiah. Tidak turun. Tidak naik. Stabil seperti harapan pada pasangan baru. Mau Ginastel, Teh Kota, Sedjuk, semuanya sama saja. Tapi di Solo, saya melihat harga dua ribu lima ratus rupiah. Saya kira salah tulis.

Ketika saya memastikan ke penjualnya, dia menjawab santai, “Betul, Mbak. Dua ribu lima ratus.” Spontan saya bergumam, “Kok bisa ya, malah lebih murah es teh di sini?” Penjualnya cuma tertawa. 

Dia mungkin sudah biasa mendengar kalimat itu dari pendatang kebingungan seperti saya. Sejak itu saya mulai menaruh curiga bahwa logika ekonomi bekerja berbeda di Solo.

Manis es teh Solo sangat percaya diri

Pertama kali menyeruput es teh Solo, saya langsung berhenti sejenak. Lidah saya seperti menerima informasi baru. Informasi itu berbunyi: “Selamat, kamu sedang minum gula.”

Baca Juga:

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

Saya lalu pelan berkata, “Terlalu manis, ya.”

Es teh Solo itu legit. Manisnya mengalir dengan ambisi kuat. Manisnya seperti ingin membuat saya mengingat semua mantan yang pernah pergi. Sementara es teh Klaten lebih kalem. Lebih manusiawi. Kalau diminta memilih, saya tetap pilih Klaten.

Bukan karena fanatik daerah. Lidah saya saja yang tidak punya sertifikat tahan manis. Tapi saya paham. Manis itu identitas Solo. Menolak manis berarti menolak warisan budaya. Saya tidak berani.

Ginastel: Filsafat hidup dalam segelas es teh

Es teh Solo punya ciri khas yang sulit ditiru kota lain. Ia punya prinsip dasar bernama ginastel. Legi, panas, kenthel. Tiga kata yang terdengar seperti rumus kimia kebahagiaan. Air harus panas agar aromanya keluar. Manis dan kental harus muncul agar karakter Solo terpancarkan.

Walaupun namanya es teh, “panas” tetap dihormati sebagai leluhur. Para pedagang selalu menyeduh dengan air mendidih. Kalau ada es teh encer, biasanya dianggap kurang ajar. Es teh Solo bukan minuman, tapi ideologi.

Aroma es teh Solo seperti mengikuti kursus parfum

Aroma es teh Solo wangi sekali. Banyak pedagang mencampur tiga merek teh untuk menciptakan aroma khas. Ada yang memakai Teh Jawa, celup, dan bako. Ada juga yang menambahkan teh melati. Aromanya halus tapi tegas.

Ketika gelas didekatkan ke hidung saya, wangi melatinya terasa. Rasanya seperti memegang buket bunga kecil. Di Klaten, aromanya lebih sederhana. Bukan tidak enak, hanya lebih kalem. Solo tampak seperti kota yang punya laboratorium riset teh sejak zaman Majapahit.

Pedagang di Jebres pernah berkata, “Mbak, wong Solo itu suka yang mantap.” Kalimat itu membuat semuanya masuk akal.

Lebih pekat dan berwibawa

Perbedaan warna terlihat jelas. Es teh Solo warnanya lebih pekat. Warnanya seperti sedang memberi pidato penting. Kalau dibandingkan dengan es teh Klaten, perbedaan itu mencolok. Es teh Klaten lebih jernih, lebih lembut, lebih adem.

Saya sempat menatap dua gelas dan tertawa sendiri. Yang satu terlihat seperti teh biasa. Yang satu terlihat seperti telah mempelajari kepemimpinan.

Ada logika harga yang tidak bisa dijelaskan ilmu ekonomi

Ingat, wong Solo itu suka yang mantap. Kalimat itu menjelaskan banyak hal. Bukan hanya es teh. Banyak makanan Solo punya karakter serupa. 

Manisnya kuat, aromanya tajam, dan tampilannya tegas. Kultur ini kemudian mempengaruhi harga. Karena es teh dibuat dari campuran sederhana tetapi sangat terstandar, harga bisa ditekan tanpa mengurangi rasa.

Ada cerita menarik yang saya temukan. Seorang penjual di Solo pernah mencoba menjual es teh dengan harga empat ribu rupiah. Hasilnya mengejutkan. 

Banyak pembeli mengira itu “bukan es teh Solo.” Harganya dianggap terlalu mahal untuk standar lokal. Penjual itu akhirnya menurunkan harga. Kutipannya lucu, “Salahku cuma pengin naik kelas, Mbak.” Kalimat itu membuat saya tertawa.

Pada akhirnya saya belajar menikmati dua dunia

Semua pengalaman ini membuat saya belajar satu hal. Kultur es teh di Solo bukan hanya tentang minuman. Ini soal identitas dan persepsi harga. 

Murah bukan berarti kualitas rendah tapi justru bagian dari kebanggaan kota. Solo seakan ingin berkata, “Kami tetap manis meski sederhana.” Sekarang saya memilih berdasarkan suasana hati. Kalau ingin manis mantap, saya cari es teh Solo. Kalau ingin rasa ringan, saya pilih es teh Klaten. Dua kota ini bertetangga. Tapi rasa es tehnya seperti kakak-adik beda kepribadian.

Culture shock itu akhirnya jadi hiburan harian untuk saya. Kadang membuat saya bingung. Kadang membuat saya ngakak. Tapi selalu membuat saya bersyukur. Tidak semua kejutan hidup datang dari hal besar. Terkadang kejutan datang dari segelas es teh dua ribu lima ratus.

Penulis: Olivia Eka Anugerah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Trilogi Kesalahan Es Teh Solo: Kaidah Ginastel yang Dikhianati dan Bikin Esensi Teh Solo Ternoda

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 November 2025 oleh

Tags: Es Tehes teh klatenes teh soloklatensolo
Olivia Eka Anugerah

Olivia Eka Anugerah

Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi di Universitas Sebelas Maret (UNS).

ArtikelTerkait

Lupakan Kaesang Pangarep, Otong Koil Sosok Paling Ideal Memimpin Sleman! (Unsplash)

Lupakan Kaesang Pangarep, Otong Koil Sosok Paling Ideal Memimpin Sleman!

9 Juni 2023
Umbul Susuhan Klaten, Tempat Wisata Terbaik bagi Kaum Introvert

Umbul Susuhan Klaten, Tempat Wisata Terbaik bagi Kaum Introvert

16 Oktober 2024
Dosa Bus BST yang Mengancam Nyawa Penumpang dan Pengendara lain di Solo (Unsplash)

Dosa Bus BST yang Mengancam Nyawa Penumpang dan Pengendara lain di Solo

19 Maret 2023
Klaten, Kota Kecil yang Terlupakan di Tengah Pesona Jogja-Solo (Unsplash)

Klaten, Kota Kecil yang Terlupakan di Tengah Pesona Jogja dan Solo

24 September 2024
5 Kuliner Klaten yang Rugi Dilewatkan oleh Pelancong Jogja-Solo terminal mojok.co

5 Kuliner Klaten yang Rugi Dilewatkan oleh Pelancong Jogja-Solo

22 Juli 2023
Menyatukan Air Mata untuk Tragedi Kanjuruhan, Memeluk Rival Menyudahi Pertikaian (Foto ini milik: @Dicki66)

Menyatukan Air Mata untuk Tragedi Kanjuruhan, Memeluk Rival Menyudahi Pertikaian

5 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.