Lippo Plaza Jogja perlu banyak berbenah.
Ada beberapa mal di Jogja yang bisa dikunjungi warganya. Walau ada beberapa, lokasi mal-mal itu hanya tersebar di Kota Jogja dan Kabupaten Sleman. Persebaran yang nggak rata ini terkadang membuat warga dari kabupaten lain, Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul iri. Mereka harus menempuh puluhan kilometer hanya demi ngemal.
Akan tetapi, kali ini saya nggak akan membahas rasa iri itu. Tulisan ini ingin membahas Lippo Plaza Jogja, salah satu mal di Jogja yang tampak hidup segan mati tak mau. Entah kondisinya memang seperti itu atau nggak, tapi begitulah di mata pengunjungnya.
Daftar Isi
Berat menghadapi persaingan
Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, mal di Jogja ada beberapa, tapi tersebar di Kota Jogja dan Sleman saja. Nah, Lippo Mall Jogja adalah salah satu mal yang terletak di Sleman. Tepatnya di Jalan Laksda Adisucipto No 32-34 Yogyakarta. Posisi Lippo Mall Jogja berada di satu jalan lurus dengan Galeria Mall dan Ambarukmo Plaza. Mal ini juga nggak jauh dari Pakuwon Mall, Sahid J-Walk, dan Jogja City Mall.
Posisi mal yang nggak begitu jauh satu sama lain ini menyebabkan kompetisi yang sangat ketat. Kondisi ini kurang menguntungkan Lippo Plaza karena mal-mal lain punya keunikan sehingga terus mendatangkan pengunjung. Kalau Lippo Plaza nggak segera melampaui atau minimal mengimbangi kompetitiornya, saya rasa bukan nggak mungkin mal ini akan gulung tikar.
Padahal seingat saya, mal ini pernah menjadi primadona melalui Seven Sky, tempat jajan dan hiburan di rooftop Lippo Plaza Jogja. Bahkan, saking ramainya, kendaraan yang keluar masuk area mal bisa menyebabkan macet sepanjang Jalan Adisucipto. Sekarang keadaannya sangat berkebalikan. Lippo Plaza Jogja sangat lengang, hanya ada beberapa kendaraan saja yang keluar masuk area mal.
Izinkan saya menerangkan beberapa alasan yang membuat mal ini nggak begitu menarik di mata pengunjung. Alasan ini dari sudut pandang warga Jogja yang mengunjungi mal-mal demi refreshing dan mencari hiburan semata.
Nggak ada yang spesial di Lippo Plaza Jogja
Menyambung sebelumnya, dahulu Lippo Plaza Jogja punya Seven Sky yang bisa mengundang banyak pengunjung. Namun saat ini, nggak ada yang menarik dari mal yang berdiri sejak 2015 itu.
Gerai-gerai di dalam mal Lippo nggak jauh berbeda dari mal tetangganya. Paling pol keunikan Lippo Plaza Jogja hanyalah bioskop Cinepolis yang menjadi satu-satunya di Jogja. Namun, keunikan ini tidak begitu kuat karena mal-mal lain juga punya bioskop dari jaringan lain.
Memang, dari sisi harga Cinepolis boleh lebih murah daripada jaringan bioskop lain. Namun, selisih harga yang nggak begitu signifikan belum bisa menjadi daya tarik dari bioskop ini. Itu mengapa Cinepolis belum bisa menjadi primadona Lippo seperti Seven Sky yang dahulu.
Musala Lippo Plaza Jogja kurang nyaman
Fasilitas musala kerap kali kurang diperhatikan di tempat-tempat umum. Padahal fasilitas ini kerap menjadi pertimbangan sebelum seseorang mengunjungi tempat tertentu. Bukan tidak mungkin seseorang enggan mengunjungi suatu tempat karena tidak ada musala atau musala nggak nyaman.
Saya beri sedikit gambaran kondisi musala di mal Lippo ini ya. Lokasinya berada di basement sehingga terasa pengap dan gerah. Ukurannya terbilang sempit dibandingkan mal-mal pada umumnya. Apalagi dibanding Masjid Al-Husna di Pakuwon Mall, jelas musala Lippo kalah jauh.
Lippo Plaza Jogja bertahan karena segelintir orang
Terakhir saya ke Lippo Mall Jogja, mal itu seolah-olah hidup segan mati nggak mau. Gerai-gerainya kurang menarik dan minim pengunjung. Namun, mal ini tak kunjung gulung tikar mungkin karena masih dikunjungi oleh beberapa orang yang membutuhkannya. Misal, mereka yang membutuhkan pelayanan imigrasi. Daripada jauh-jauh antre dan ngurus paspor di kantor Imigrasi di Jalan Solo, banyak orang memanfaatkan layanan yang berada di mal.
Selain layanan imigrasi, beberapa orang mengunjungi tempat ini karena ada acara-acara tertentu. Setahu saya agenda yang cukup rutin digelar di tempat ini adalah acara-acara fandom seperti lomba dance cover atau cosplay, exhibition, atau nobar.
Pengunjung-pengunjung seperti ini memang berjasa dalam memperpanjang usia Lippo Mall Jogja. Namun, tidak tidak akan lama. Sebab, mereka berkunjung bukan untuk berbelanja. Kecil kemungkinan mereka jadi pengunjung setia.
Menurut saya, Lippo Plaza Jogja tetap perlu upaya dan inovasi yang lebih besar demi mendatangkan pengunjung. Mungkin bisa dimulai dari rebranding dan menemukan keunikan yang bisa memikat warga Jogja. Jangan sampai tertinggal jauh dari kompetitornya kalau ingin tetap hidup dan nggak gulung tikar.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA J-Walk Mall Jogja Bikin Kapok Pengunjung yang Datang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.