Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Liburan ke Jogja dengan Budget 500 Ribu? Bisa Banget!

Nuriel Shiami Indiraphasa oleh Nuriel Shiami Indiraphasa
30 Juli 2020
A A
Saking Ndesonya Soal Jogja, Saya Pernah Beli Pecel di Angkringan terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum Corona mewabah di Indonesia, salah seorang teman saya bertanya apakah cukup liburan ke Jogja dengan budget 2 jutaan. Sontak mata saya membelalak, dengan sigap menimpali, “Ya Allah, 2 juta? Noh, kemarin gua ke Jogja dikira bawa duit berapa kali. Gua megang 500 rebuan doang, Brou.”

Ada beribu alasan orang memilih Jogja sebagai tujuan untuk menghabiskan masa liburan, termasuk saya. Selain memang ada teman, Jogja juga menawarkan harga yang cukup murah dibanding Bandung (domisili saya) untuk beragam hal pemenuh kebutuhan.

Memiliki anggaran minim untuk liburan bukanlah kehendak saya, melainkan itu takdir Tuhan. Berbulan-bulan menabung, namun apabila terkumpul hanya duit seuprit. Ya apa boleh buat, pokoknya adalah saya harus tetap liburan.

Meskipun ditemani dengan kemelaratan anggaran, selalu saja ada jalan untuk memutar pikiran. Berangkat dari mempertimbangkan kendaraan apa yang nanti akan dipakai, di mana akan bermalam, serta berapa nominal yang sekiranya akan keluar untuk urusan perut, saya akhirnya memilih Jogja sebagai tujuan.

Senasib dengan saya?

Nah, mari saya kasih tahu cara bagaimana liburan dari Bandung-Jogja dengan bermodalkan 500 rebuan saja.

Naik kereta Kahuripan

Untuk menempuh jarak 300km+ dari Bandung ke Jogja, saya memilih untuk menggunakan kereta. Selain dapat dipastikan nggak bakal kejebak macet, kereta juga terbilang cukup cepat. Masalahnya, harus naik kereta apakah kita?

Ya, Kahuripan, dong.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Kereta Kahuripan ini murah sekali, teman-teman. Di saat tiket kereta ekonomi tujuan Bandung-Semarang itu ada di kisaran 100 ribu keatas, dengan Kahuripan, Bandung-Jogja cuma perlu duit 80 rebu saja. Dan terakhir saya cek lagi (saat menulis), harganya benar masih di 80 ribu. Ini juga jadi salah satu alasan utama saya milih ke Jogja sih, ngehehe.

Kereta Kahuripan ini ada di kelas ekonomi. Di Bandung, Kahuripan hanya melipir di stasiun Kiaracondong, dan untuk tujuan Jogja akan berhenti di stasiun Lempuyangan. Jarak tempuhnya sendiri terbilang cukup cepat. Dengan Kahuripan, Bandung-Jogja cuma 8 jam. Lebih enak lagi kalau ambil jam malam. Bangun-bangun sudah sampai Lempuyangan.

Kelebihannya Kahuripan itu ya sebenarnya cuma di harga tiket yang murah dan jarak tempuh yang cepat. Untuk fasilitasnya sendiri, sejauh saya mencoba, kayaknya saya banyak ngeluhnya, deh. Terutama jika sudah membahas bentuk kursinya.

Kursi kereta kahuripan itu ndegeg alias tegak banget. Posisi ini yang bikin perjalanan jadi kurang nyaman. Tapi untungnya, saya ambil perjalanan malam, jadi nggak begitu kerasa ndegegnya karena sudah kadung ngantuk.

Tapi ya, maklumi saja. Lagian, apa sih yang patut dikeluhkan dari kereta super murah sealam raya begini? Ongkos pulang-pergi jadi cuma 160 rebuan, masih aja dikomen, nih? Adanya Kahuripan ini justru sangat membantu saya yang punya budget empot-empotan tapi jiwa lapar liburan.

Pilih situs wisata atau tongkrongan

Jadi begini, dengan budget yang nggak seberapa, kamu perlu memperkirakan anggaran mana yang akan kamu prioritaskan: situs wisata atau tongkrongan.

Mengapa demikian? Jelas ini dilakukan supaya bisa tetap merasakan kedua pilihan tersebut. Jadi, kalau kamu piih untuk ngebolang ke banayak ke situs wisata, budget untuk nongkrong bisa lebih diminimalisir. Tapi, jika kamu prefer ke nongki-nongki ngopi ala anak muda masa kini, ya kamu bisa kurangi budget untuk ke situs wisatanya.

Situs ramah kantong mahasiswa yang pernah saya kunjungi di DIY itu ada Candi Ijo, Tebing Breksi, Taman Sari, Warungboto, Bunker Kaliadem, dan Pantai Nampu. Hampir semuanya gratis, tapi bayar karcis parkir beda lagi, ya.

Hal ini bisa juga dirundingkan ke teman berliburmu. Dengan catatan tanpa mereka tahu kalau uang di dompetmu itu cuma ada berapa lembar doang. Sampai-sampai rasanya kamu kudu ngamen dulu baru bisa main tanpa mikir puanjang.

Bermalam di kosan

Jika ceritamu sama seperti saya yang punya teman (dan temannya mau direpoti) di Jogja, kamu bisa coba untuk tanyakan kepadanya apakah selama beberapa hari ke depan kamu  bisa numpang di sana atau tidak. Biasanya sih, teman, apalagi sesama mahasiswa, bakal saling mengerti ye khan~

Untuk kamu yang tidak memiliki referensi di atas seperti saya, kamu bisa coba cari kosan yang bisa disewa per hari. Karena waktu itu, ada beberapa adik kelas saya juga yang menyewa kamar kos harian itu. Ya maklum ae, namanya juga mahasiswa. Kalau bisa murah kenapa kudu mahal ye khan~

Pilih warung makan yang murah

Kalau untuk sekadar urusan mengenyangkan perut, nggak perlu lah ya cari yang aesthetic segala. Laper mah laper aja. Nah, saya pribadi, lebih sering ke warung makan yang murah. Yang sekali makan itu kisaran 10 ribu atau bisa kurang. Ada nih, warung soto yang murah bat. Namanya Soto Bathok. Ini deket sama Candi Sambisari. Harganya lima ribu doang masa (?). Kalau soto campur nasi waktu itu juga cuma tujuh ribu. Duh, biyung…di Bandung mah duit segitu dapet cilok, kalo nggak cuangki. Abis makan laper lagi.

Kalau yang kurang dari 10 ribu, ya nasi kucing. Waktu itu sebungkus harganya cuma dua ribu doang. Mayan banget lah ya, buat ganjel perut, daripada beli Oky Jelly Drink.

Taruh oleh-oleh pada list di nomor ke sekian

Kalau kamu belum berkeluarga, harusnya sih perihal oleh-oleh ini bukan jadi barang wajib, apalagi yang kudu dibeli dalam jumlah banyak. Untuk kasus seperti saya, yang setelah liburan pulangnya ke kosan, paling-paling yang saya ingat ya cuma buat teman-teman sekitar saya, yang jumlahnya juga tidak seberapa. Makanya, saat sedang mendata berapa jumlah pengeluran kelak, oleh-oleh sama sekali tidak saya masukan dalam list. Prinsipnya sih gini: “Kalo ada nyisa ya, syukur kebeli. Kalau kaga nyisa ya sudah, mau begimana lagi?”

Tapi alhamdulillahnya dari uang 500 rebuan itu, saya masih bisa buat beli brem sama bakpia masing-masing dua. Kurang mantap gimana lagi.

Liburan bagi saya sih bukan melulu soal kenyamanan, tapi lebih ke bagaimana bisa menikmati keadaan.

Memiliki budget yang pas-pasan untuk liburan sebenarnya juga ada banyak untungnya. Kamu jadi bisa mendadak cerdas dan bijak soal pengeluaran uang, lebih bisa menerima keadaan, dan yang terpenting jadi bisa menikmati setiap momennya. Karena untuk mencapai ke kota liburan, kamu telah melewati proses panjang penabungan.

Selamat mecoba. Tapi nanti ya, setelah corona reda.

BACA JUGA Cari Jodoh? Orang Sunda aja dan tulisan Nuriel Shiami Indiraphasa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Juli 2020 oleh

Tags: BandungJogja
Nuriel Shiami Indiraphasa

Nuriel Shiami Indiraphasa

Jangan terlalu ngambis, nanti malah nangis.

ArtikelTerkait

sumber suara drumband di jogja suara gamelan malam hari pendatang arti makna urban legend mitos klenik mojok.co

Suara Drumband di Jogja pada Malam Hari, Menurut 4 Teori

26 Maret 2021
Magelang Tempat Pensiun Terbaik di Jawa Tengah Mengalahkan Wonosobo

3 Pertanyaan Membingungkan tentang Magelang yang Bikin Saya Sakit Kepala

28 Agustus 2024
Jalan Kricak Kidul Jogja Memang Menyebalkan, tapi Itu Siasat Saya Hidup di Tengah Kota yang Padat Mojok.co

Jalan Kricak Kidul Jogja Memang Menyebalkan, tapi Itu Siasat Saya Hidup di Tengah Kota yang Padat

3 November 2023
Membayangkan Tokoh 'Emily in Paris' Bertandang ke Pleret, Bantul terminal mojok.co

Rekomendasi Tempat Wisata di Solo untuk Warga Jogja yang Tidak Jauh dari Stasiun

15 Januari 2020
Tradisi Galang Dana Acara Agustusan di Tengah Jalanan Bandung Kian Meresahkan, Harus Banget Ganggu Pengendara di Jalan?

Tradisi Galang Dana Acara Agustusan di Tengah Jalanan Bandung Kian Meresahkan, Harus Banget Ganggu Pengendara di Jalan?

26 Juli 2024
Angkringan Sering Disalahpahami dari Cawas Klaten atau Jogja, padahal Cikal Bakalnya dari Desa Ngerangan Klaten Mojok.co bogor

Angkringan di Bogor: Berusaha Meniru Jogja, tapi Gagal Total, Tidak Ada Kehangatan!

19 Juli 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.