League of Legends: Wild Rift adalah game yang sudah ditunggu sejak tahun kemarin. Game buatan Riot ini sebelumnya sudah ada di versi PC sejak 2009. Awal tahun, Riot sudah membuka pra-pendaftaran bagi yang ingin mencoba game League of Legends versi mobile, pendaftar yang terpilih akan bisa melakukan uji coba dan mencari kesalahan teknis lainnya sebelum nanti akan dirilis resmi. Tanggal untuk perilisan resmi belum ada sejauh ini karena mungkin masih ada yang perlu diperbaiki seperti lag, delay, dan bug.
Pendaftaran bisa langsung melalui Playstore untuk Android atau bisa juga lewat website yang nantinya kamu akan dihubungi lewat email jika memang terpilih. Di Korea Selatan dan Jepang sudah mulai fase Closed beta test (CBT) pada 16 September 2020. Indonesia sudah mulai dibuka fase CBT-nya sejak awal Oktober kemarin sampai nanti waktu penutupan fase CBT yang belum ditentukan.
Spesifikasi yang dibutuhkan juga tidak terlalu memberatkan handphone, jadi cocok walaupun handphonemu “kentang”. Hanya saja game ini membutuhkan penyimpanan memori yang cukup memakan ruang karena ukuran aplikasinya sekitar 1,4 GB.
Game ini bertipe MOBA, tidak jauh berbeda dengan Mobile Legends dan Arena of Valor. Alasan kenapa game ini ditunggu karena pemain dari League of Legends versi PC yang sudah tidak sabar untuk mencoba dalam versi mobile-nya. Maklum saja, pemain LoL termasuk militan, apalagi pemain yang berasal dari negara Filipina dan Thailand.
Jika dilihat dari versi CBT-nya, League of Legends cukup lancar, hanya saja saat sedang di dalam permainan terkadang lag, mungkin karena jaringan saya yang bermasalah atau bisa juga karena servernya yang belum stabil. Di versi CBT ini juga kamu bisa mencoba semua hero yang ada, jadi bisa untuk berlatih sebelum perilisan resminya nanti. Siapa tahu nanti jadi pemain e-sport-nya kan hehe
Karakter dalam game ini disebut champion. Bentuk dari champion ini unik, menarik, dan cukup sulit untuk dikendalikan, ini menjadi tantangan bagi para gamers untuk bisa mengendalikan karakter. Berbeda dengan game MOBA lainnya, hampir tidak ada karakter yang menjadi “anak emas” dalam game ini. Jadi semua karakter sama di mata pemain League of Legends.
Perbedaan lainnya dari League of Legends versi mobile dengan game MOBA lainnya adalah adanya sistem fog of war (FOW). FoW sendiri adalah kabut yang menutupi area permainan yang belum dijelajahi. Fitur inilah yang membuat game ini semakin seru dimainkan. Kalau ingin membuka daerah FoW ini, kalian bisa menggunakan ward yang bisa digunakan gratis. Tetapi kita hanya diberikan satu ward dan ada waktu cooldownnya selama 60 detik. Kalau kamu tidak cukup untuk menggunakan satu ward, kamu bisa membelinya di toko saat dalam permainan.
Saat membeli item pun berbeda dengan game MOBA lainnya. Jika game MOBA lain bisa membeli ketika sedang di tengah pertempuran, di game ini pemain diharuskan kembali ke base agar bisa membeli item. Ya, memang ribet, tapi inilah yang menjadi tantangan bagi para pemainnya.
Mengenai formasi dalam game, kemungkinan tidak jauh berbeda dengan versi LoL PC. Fighter di top lane, mage di mid lane, ADC bersama tank di bottom lane, dan satu jungler untuk membuka area permainan.
Tapi, ada beberapa hal yang tidak menyenangkan saat bermain LoL versi mobile fase CBT ini.
Pertama, karena game ini berserver Asia, jadi semua pemain Asia bisa bermain bersama. Masalahnya, pemain Filipina terkenal sering bacotin player lain. Sama Indonesia juga sih. Indonesia kan top global bacot.
Kedua, ada pemain yang belum mengerti formasi di dalam game yang membuat kemungkinan kalah menjadi semakin besar, walaupun sudah diingatkan untuk sesuai formasi tapi tetap saja tidak dilakukan dan bahkan mengabaikan.
Ketiga, pemain yang sering AFK atau kabur dari permainan. Alasan untuk kabur dari permainan pun beragam, ada yang beralasan jaringan yang buruk, mempunyai tim yang buruk, baterai gadget habis, pokoknya bermacam-macam alasan yang dikeluarkan agar bisa kabur.
Jadi jangan terlalu berekspektasi yang berlebihan karena unsur pendukung dari gamenya pun tidak selalu mendukung. Saran saya, jangan install kalau kamu senang bermain sendiri dan sering marah. Lebih baik bermain bersama teman untuk menghindari ketiga hal yang disebutkan tadi.
Sumber gambar: Akun Twitter @wildrift
BACA JUG Dialek Orang Wonosobo Itu Beda, Bukan Ngapak dan Bukan Bandek dan tulisan Risky Priadjie lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.