(((Tulisan ini berisi spoiler episode 14 Yumi’s Cells. Kalau kamu belum nonton, baca tulisan ini setelah nonton aja, ya, Yeorobun.)))
Untuk mereka yang nggak suka sad ending karena berpengaruh ke suasana hati, Yumi’s Cells ini bikin deg-degan karena diadaptasi dari Webtoon. Tanpa spoiler pun, kita sudah bisa menebak-nebak jalan ceritanya. Namun, pernah terjadi drakor adaptasi Webtoon yang endingnya berbeda. Contohnya, Cheese In The Trap (2016), True Beauty (2020), dan Nevertheless (2021). Saya termasuk kubu penonton yang berharap akan terjadi keajaiban.
Harapan tersebut pupus di episode 14 Yumi’s Cells. Setelah berkencan selama 1 tahun 1 bulan 4 hari, Yumi dan Woong bubar. Uniknya, akhir hubungan mereka tidak dibawakan dengan mendayu-dayu. Hanya terdengar bunyi air mancur, tanpa musik, tanpa monolog. Episode terakhir di season 1 itu diakhiri layar hitam bertuliskan, “the relationship has ended”.
Secara teknis ini keren dan menarik, nggak lazim di drakor. Ini membuat penonton benar-benar merasakan apa yang dirasakan oleh Yumi lewat layar hitam: sepi dan sedih. Tapi, layar gelap berisi sebaris tulisan singkat itu juga membawa pesan lain. Bagai potret Woong yang seorang “one-liner”, yang kerap membiarkan Yumi tenggelam dalam perasaan hati yang buruk dan bertanya-tanya tanpa pernah dijawab.
Istilah “one-liner” ini meminjam dari ranah Stand Up Comedy, merupakan bit seorang komika yang terdiri satu kalimat aja. Beda dengan bit biasanya yang lebih dari tiga kalimat. Apa itu bit? Bit adalah istilah untuk menyebut materi lawak yang dibawakan komika.
Berpisah dengan penonton di episode terakhir tanpa ada dialog dari pemain ini ibarat kegalauan Yumi yang merasa “ditinggalkan” begitu saja oleh Woong setiap kali mereka ada masalah. Demikian juga adegan Woong pergi duluan, tanpa menengok ke belakang. Seakan nggak peduli.
Biasanya “one-liner” dari Woong selalu dimaafkan Yumi, saking cintanya. Jawaban pendek-pendek dan ambigu ala Woong jarang bikin Yumi overthinking. Namun, ketika hubungan tidak berjalan baik, sementara Woong tetap memilih bit “one-liner”, sudah pasti bisa memicu masalah yang sebenarnya tak perlu ada.
Woong adalah tipe pasangan yang berprinsip “katakan sejujurnya tapi tidak perlu semuanya”. Selain karena nerd dan kikuk, masalahnya ada di kepribadian Woong yang seumur hidupnya memprioritaskan diri sendiri. Di satu sisi buruk karena menjadi kurang empati pada perasaan dan keinginan orang lain. Di sisi lain, Woong menjadi seseorang yang independen dan tidak ingin menjadi beban untuk orang lain.
Masih ingat kejadian antri churros di episode 13 Yumi’s Cells, kan? Setelah disebut dalam chat sekalipun Woong masih nggak ngeh bahwa Yumi kecewa. Buat Woong perilaku seperti itu normal, tapi buat orang lain ngeselin. Yumi berusaha bertahan, merasa nggak kuat, tapi berat untuk memutuskan pergi.
Bahkan ketika Yumi menjadi prioritas dan Woong terpikir untuk menikah, komunikasi yang buruk dan ketidakmampuan untuk berbagi kesusahan ini susah berubah. Yumi sudah menyiapkan random card demi hubungan mereka, tapi Woong tidak memberi alasan yang bisa membuat random card tersebut bisa digunakan.
Sebenarnya ada banyak alasan random card digunakan. Woong sedang berusaha keras membangun perusahaannya dan berada dalam kondisi finansial yang buruk. Di situasi tersebut Woong masih rela beli meja branded untuk Yumi, traktir makanan mahal, dan nggak mau merepotkan Yumi makanya nggak ngaku saat rumahnya dijual. “Hambok ditahan, ditunggu sampai Woong masalahnya selesai.” Mungkin begitu pendapat sebagian penonton, sama seperti Love Cell yang kepengin Yumi bersikap clingy.
Masalahnya, buat Yumi sikap Woong tersebut toksik. Kinerja Yumi di kantor menjadi buruk, sampai ditegur. Ditambah overthinking dan susah tidur. Yumi tidur normal saja masih kesiangan dan nggak ada tenaga beberes rumah, apalagi kurang tidur.
Woong belum ingin menikah karena ada masalah finansial, bukan karena nggak mencintai Yumi. Penonton tahu soal ini, tapi Yumi kan nggak. Tanpa Woong menjelaskan situasi hubungan mereka dan kondisi finansialnya, Yumi hanya akan berpikir bahwa cintanya nggak cukup membuat Woong bertahan. Meski tidak gamblang dijelaskan, scene Woong berlari ke kantor untuk ketemu dengan Louis kemudian malah ditawari bir menyiratkan gim mereka lagi-lagi ditolak. Namun, Woong malah mengaku bisnisnya berjalan baik saat ketemu Yumi.
Yumi sudah berharap banyak, demikian juga dengan penonton. Saat Woong dan Yumi tinggal bareng, siapa yang tetiba kepengin kawin, hayo? Beda cara melihat dan menyelesaikan urusan domestik, perbedaan cara berpikir dan pola hidup, dijalani Yumi dan Woong dengan sangat smooth.
Keuwuan yang menyenangkan itu berakhir karena Woong insecure dengan kondisi keuangannya dan harga dirinya terluka. Bukan karena dilukai Yumi, permasalahannya ada di prinsip hidup dan kepribadian Woong plus kultur masyarakat Korea yang sangat kompetitif. Rasa bahagia saat tinggal bareng nggak cukup buat Woong untuk merasa percaya diri bertahan dalam hubungannya dengan Yumi. Buat Woong lebih baik pergi ketimbang menjadi pasangan tak berguna dan membuat susah Yumi.
Sedih banget, sih. Dua orang yang tampak bagai pasangan sempurna dan realistis untuk orang kebanyakan, berpisah. Apalagi, itu bukan karena mereka tidak saling cinta lagi.
Kalau menurutmu, kenapa Woong mengajak bubar saja, Yeorobun?
Sumber Gambar: Akun Instagram TvN Drama