Lagu Ingkar dari Tulus Adalah Gambaran bahwa Mencari Orang Baru Bukanlah Hal Mudah

Lagu Ingkar dari Tulus Adalah Gambaran bahwa Mencari Orang Baru Bukanlah Hal Mudah terminal mojok

Bagi saya, sebuah lagu bisa menjadi healing yang paling mudah dan gratis, selain membaca buku dan tidur yang utama tentunya. Selain itu, setiap lagu yang didengarkan pada waktu yang tepat bisa menjelma selayaknya kendaraan yang membawa kita menuju memori lama. Terlampau banyak musisi yang lahir di Indonesia dan lagu-lagunya saya sukai, sebut saja Sheila on 7, Hindia, Kunto Aji, sampai Fourtwnty. Nggak pula ketinggalan musisi Tulus yang turut hadir di dalam daftar musisi favorit saya.

Bicara soal Tulus, nggak lepas dari suaranya yang memang bisa dikatakan nggak pernah gagal dalam tiap-tiap lagu. Baik lagu-lagu yang dilahirkan, maupun dibawakan ulang pada acara tertentu. Ibarat orang yang tengah bertamu, sebelum masuk, lepas sepatu dahulu: suara Tulus sopan sekali masuk ke kuping saya.

Musisi yang dikenal dengan beberapa lagunya, seperti “Gajah”, “Sepatu”, “Pamit”, dan “Monokrom” ini kembali mengeluarkan lagu berjudul “Ingkar”. Yah, walaupun saya nggak menjadi pendengar pertamanya sesaat setelah lagu ini rilis di kanal berbagi video, irama lagu ini sudah menarik indera pendengaran saya di awal kemunculannya pada sebuah platform berita. Dan, setelah saya rampung mendengarkan serta mencerna maksud dari liriknya, saya menyadari bahwa mencari orang baru dalam sebuah hubungan bukanlah sesuatu yang mudah bagi sebagian besar orang. Sehingga, apabila di sini diselipkan ungkapan “kamu nggak sendiri” adalah tepat penggunaannya. Jadi, kalau ada yang bilang, “Makanya cepetan cari yang baru.” Nah, mendingan dijitak manja dulu saja jidatnya, nggak apa-apa. Hehehe.

Dalam sebuah hubungan tentunya ada fase-fase yang perlu dilewati terlebih dulu, sebut saja kenalan, pendekatan, dan setelahnya muncul hal paling menentukan. Kalau cocok ya lanjut hubungan, kalau nggak cocok ya paling kamu cuma di-ghosting doang. Eh. Memang nggak pernah ada yang mudah dari sebuah hubungan, apalagi jika dimulai dari awal lagi, kecuali bagi mereka yang sedang isi bahan bakar di pom bensin. Dimulai dari nol, ya. Hmmm…

Kasus seperti ini akan lebih rumit lagi kalau ternyata kenyataannya jalinan hubungan yang terakhir adalah yang terlama. Bukan nggak mungkin ada hal-hal yang masih mengikat, bahkan ketika memulai perjalanan mencari orang baru sekalipun. Akhirnya? Bisa saja orang tersebut mengurungkan niat dan berakhir nggak jadi move on.

Kalau hal ini cukup merepotkan untuk dibayangkan, ingat-ingat sedikit adegan film Ada Apa Dengan Cinta 2 ketika Rangga kembali untuk mencari Cinta ke Yogyakarta, bahkan dengan kondisi Cinta yang tinggal selangkah lagi menikah dengan orang baru. Tidakkah ungkapan banyak orang mengenai hal yang demikian benar adanya? Bahwa jangan mudah jatuh cinta pada seseorang yang kisah masa lalunya tergolong lama, sebab bisa saja ada hal-hal yang belum selesai atau sengaja nggak diselesaikan.

Dilihat dari segi lirik lagu, menurut saya, lagu “Ingkar” sangat ringan dan mudah dipahami. Tentunya nggak menghilangkan ciri khas dari Tulus yang pandai merangkai kata. Bahkan di bagian reff-nya, saya hanya butuh mendengarkanya dua kali dan langsung hafal. Selain itu, lagu ini tentunya bikin kita semua mendadak berkontemplasi soal hubungan yang maju nggak, tetapi mundur juga nggak. Kalau menurut orang yang tinggal di Jawa, banyak yang menggunakan istilah “eman-eman” alias sayang banget kalau harus cari yang baru. Ya telaah saja liriknya:

Aku coba dengan yang baru

kukira

hilang bayangmu

Namun,

tiap dengan yang baru

rasanya seperti

ku berbohong

dan curangimu

Aduh, jadi gimana, nih, Kisanak perasaanmu setelah dengar lagu ini? Move on, jangan?

Sumber Gambar: YouTube Tulus

BACA JUGA 4 Lagu Indonesia yang Bagus, tapi Video Klipnya Nggak Banget dan tulisan Cindy Gunawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version