ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Lagu Dino Liyane, Sebuah Ironi Sepasang Calon Pengantin di Tengah Pandemi

Iqbal AR oleh Iqbal AR
7 April 2020
A A
Menggugat Perusakan Alam Lewat Lagu-lagu Sisir Tanah terminal mojok.co

Menggugat Perusakan Alam Lewat Lagu-lagu Sisir Tanah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Musik masih menjadi salah satu media yang ampuh dalam merespons segala sesuatu. Di tengah pandemi seperti ini, ada beberapa musisi yang memilih untuk merespons situasi dengan membuat lagu. Mulai dari yang bagus dan serius, hingga yang jelek dan main-main. Salah satu yang berhasil adalah Haji Rhoma Irama, dengan lagu barunya yang berjudul Virus Corona. Sudah bisa ditebak, lagu ini tidak jauh-jauh dari urusan keganasan virus corona, lalu ketuhanan, dan anjuran ini-itu, khas Bang Haji.

Namun ini bukan anthem yang terbaik. Sepakat atau tidak, anthem terbaik dalam merespons situasi ini adalah lagu dari Hendra Kumbara yang berjudul, Dino Liyane. Saya sebelumnya tidak tahu siapa Hendra Kumbara dan apa saja lagu-lagunya. Maklum, saya punya sentimen yang kurang bagus dengan musik dangdut masa kini. Ternyata, Hendra Kumbara ini adalah musisi dangdut “solo” yang sudah cukup kondang, dan lagunya sudah dibawakan di mana-mana oleh banyak penyanyi. Ya, tipikal musik dangdut.

Kembali ke masalah lagu Dino Liyane, lagu ini memang pantas dijadikan anthem dalam situasi pandemi ini, meskipun secara isi lagu tidak semua orang mengalami. Namun, setidaknya lagu ini mewakili cukup banyak orang. Lagu Dino Liyane atau yang dalam bahasa Indonesia berarti hari lainnya atau hari yang lain, menceritakan tentang sepasang kekasih yang harus rela menunda, mengganti hari pernikahannya akibat pandemi corona ini. Dalam video musik yang sudah dirilis, kedua calon pengantin ini mau tidak mau harus membatalkan semua persiapan, seperti sewa gedung, dekorasi, katering, hingga penghulu.

“Nyuwun sewu bapak kalih ibu, Dinten niki mboten sios mantu.” (Mohon maaf bapak dan ibu, hari ini anakmu tidak jadi menikah). Baris pertama lagu ini juga sudah jelas menggambarkan situasi, meminta maaf kepada orang tua karena pernikahannya batal.

“Pancen kahanane angel, Wes ora bisa dieyel.” (Memang kenyataannya susah, sudah tidak bisa dipaksa). Baris kedua ini menunjukkan kepasrahan terhadap situasi pandemi,dan sudah tidak bisa memaksakan apa-apa lagi.

“Timbang coronane nyebar, dunyane san soyo ambyar.” (Daripada corona menyebar, dunia malah semakin hancur). Baris ketiga mencoba realistis, daripada virusnya semakin menyebar, ya lebih baik ditunda dulu saja.

Itu tadi baru bait pertama. Bait kedua lagu ini adalah favorit saya. Ironis, tapi agak lucu juga. Saya tertawa ketika pertama kali mendengarnya. “Nyuwun sewu kanca lan sedulur, Resepsiku kepekso tak undur.” (Mohon maaf teman dan saudara, resepsiku terpaksa ku undur). Baris pertama juga sudah cukup jelas arti dan maknanya.

“Senajan wis DP dekor, katering, lan kabeh vendor.” (Meskipun sudah DP/bayar di muka dekorasi, katering dan semua vendor). Ini yang paling nyesek sebenarnya, sudah bayar ini itu, eh resepsinya diundur atau bahkan dibatalkan karena pandemi virus. Ya mau gimana lagi.

“Akhire kudu tak cancel, Ketimbang aku kecekel.” (Akhirnya harus kubatalkan, daripada aku ditangkap). Ini mereka realistis dan taat aturan. Tidak seperti polisi yang tetap mengadakan resepsi ketika pandemi itu.

Masuk ke bagian reff, dan ini adalah klimaksnya. “Gusti kula salah nopo, rabine kok dibatalno. Wes kadung nyebar undangan, malah corona menyerang.” (Tuhan aku salah apa, nikahnya kok dibatalkan. Sudah terlanjur menyebar undangan, malah corona menyerang). Ini adalah wujud kekecewaan sepasang pengantin di situasi seperti ini. Mereka sampai di titik mempertanyakan nasib ini pada Tuhan.

“Gusti kula sampun ikhlas, keterak covid songolas. Yen pancen ngene dalane, tak golek dino liyane” (Tuhan aku sudah ikhlas, “tertabrak” covid-19. Kalau ini memang jalannya, aku akan cari hari yang lain). Sebuah kekecewaan yang akhirnya agak mereda. Dia sudah mulai mengikhlaskan apa yang menimpa dirinya. Tidak ada pilihan lain selain mencari hari lain untuk menikah.

Lagu ini ditutup oleh bait terakhir dari bagian reff yang cukup melegakan dan menenangkan. “Mugi o angsal hidayah, rabiku ra kudu mewah. Sing penting sakinah mawadah warahmah.” (Semoga dapat hidayah, nikahku tidak harus mewah. Yang penting sakinah mawadah warahmah). Sebuah kekecewaan yang ditutup dengan legawa dan sebuah doa, bahwa menikah tidak perlu mewah dan yang penting baik-baik sampai mati dengan pasangan.

Sudah cukup jelas bagaimana lagu ini menggambarkan potret pasangan calon pengantin yang dalam bulan Maret hingga Mei ini berencana melangsungkan pernikahan. Sudah bayar ini itu, eh karena penyebaran virus ini (pandemi), mau tidak mau harus dibatalkan. Saya cukup yakin banyak sekali kejadian-kejadian seperti ini. Dan saya juga cukup yakin bahwa lagu ini harusnya bisa “mengalahkan” lagu dari Bang Haji Rhoma Irama dalam urusan anthem pandemi.

BACA JUGA Mari Sambut Lagu ‘Virus Corona’ Bikinan Rhoma Irama atau tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 April 2020 oleh

Tags: Dino LiyaneHendra Kumbarapandemi coronarhoma irama
Iqbal AR

Iqbal AR

Menulis, menulis, menangis

ArtikelTerkait

Kalau di Kota Ada Kirim Parsel, di Desa Ada Ater-ater Tipe-tipe Orang saat Menunggu Lebaran Datang Terima kasih kepada Tim Pencari Hilal! Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Lebaran Buku Turutan Legendaris dan Variasi Buku Belajar Huruf Hijaiyah dari Masa ke Masa Serba-serbi Belajar dan Mengamalkan Surah Alfatihah Pandemi dan Ikhtiar Zakat Menuju Manusia Saleh Sosial Inovasi Produk Mushaf Alquran, Mana yang Jadi Pilihanmu? Tahun 2020 dan Renungan ‘Amul Huzni Ngaji Alhikam dan Kegalauan Nasib Usaha Kita Nggak Takut Hantu, Cuma Pas Bulan Ramadan Doang? Saya Masih Penasaran dengan Sensasi Sahur On The Road Menuai Hikmah Nyanyian Pujian di Masjid Kampung Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Horornya Antrean Panjang di Pesantren Tiap Ramadan Menjadi Bucin Syar'i dengan Syair Kasidah Burdah Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Pandemi Corona Datang, Ngaji Daring Jadi Andalan Tips Buka Bersama Anti Kejang karena Kantong Kering Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Rebutan Nonton Acara Sahur yang Seru-seruan vs Tausiyah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Aduh, Lemah Amat Terlalu Ngeribetin Warung Makan yang Tetap Buka Saat Ramadan Tong Tek: Tradisi Bangunin Sahur yang Dirindukan Kolak: Santapan Legendaris Saat Ramadan

Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal

20 Mei 2020
Dampak Ekonomi Corona

Dampak Ekonomi Pandemi Corona yang Bisa Bikin Perekonomian Negara Hancur Lebur

15 Maret 2020
mahasiswa selesai kompre, pengangguran

Nasib Pengangguran: Cari Kerja Susah, Dagang Nggak Bisa, di Rumah Aja Nyusahin Orang Tua

12 April 2020
Sabun Cuci Tangan yang Dicampuri Air Mencerminkan Betapa Pelitnya Orang-orang terminal mojok.co

Sabun Cuci Tangan yang Dicampuri Air Mencerminkan betapa Pelitnya Orang-orang

24 September 2020
kerja keras cara mendapatkan uang dari internet uang pulsa 50 ribu dari kampus UNS, gaji umr tabungan penghasilan milenial uang pekerja boros mojok.co

Uang Pulsa 50 Ribu dari Kampus UNS Bisa Dipakai buat Apa?

1 Juni 2020
jokowi marahin menteri pandemi corona

Jokowi Marah Bersama Rakyat Indonesia: Sebuah Kolaborasi Mantap, Meskipun Terlambat

30 Juni 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kkn ugm diganti menjadi kuliah kerja maya kkm 2020 wabah corona dampak kampus universitas mojok.co

3 Hal yang Langsung Hilang pas KKN UGM Diubah Jadi Kuliah Kerja Maya

mahasiswa ITB

Sisi Manis Mahasiswa ITB yang Nggak Banyak Orang Tahu

mundur pas pdkt

6 Hal yang Bikin Cewek Mundur Pas Lagi PDKT



Terpopuler Sepekan

Dear Bupati Nganjuk, Bangun Banyak Tugu buat Apa, sih? Nggak Ada Manfaatnya buat Warga

Dear Bupati Nganjuk, Bangun Banyak Tugu buat Apa, sih? Nggak Ada Manfaatnya buat Warga

oleh Desy Fitriana
30 November 2023

20 Istilah Jurusan Informatika yang Perlu Diketahui agar Bertahan di Jurusan Ini Mojok.co

20 Istilah Jurusan Informatika yang Perlu Diketahui agar Bertahan di Jurusan Ini

oleh Kevin Winardi
26 November 2023

Botol Minum Berbahan Stainless Steel, Sebaik-baiknya Botol Minum  Mojok.co

Botol Minum Berbahan Stainless Steel, Sebaik-baiknya Botol Minuman

oleh Nabial Chiekal Gibran
26 November 2023

Apa Kabar Manusia (Brengsek) Pemuja Crypto dan NFT? Sudah Merasa Goblok Hari Ini?

Apa Kabar Manusia (Brengsek) Pemuja Crypto dan NFT? Sudah Merasa Goblok Hari Ini?

oleh Prabu Yudianto
29 November 2023

Nasi Kandar dan Nasi Padang, Serupa Bentuknya, Serupa Rasanya

Nasi Kandar dan Nasi Padang, Serupa Bentuknya, Serupa Rasanya

oleh M. Putra Alfahri
1 Desember 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=auMw4xKznj8

DARI MOJOK

  • Gudeg Kaleng Bagong Bisa sampai Mancanegara, Ini Kuncinya Awet dan Tahan Lama
  • Seno Gedhe, Sosok yang Kerap Disebut Guru Politik Jokowi Bantah Prediksi Prabowo-Gibran Akan Menang Satu Putaran
  • Glorifikasi Bule Main Musik Keroncong Bukti Inferiority Complex Orang Indonesia dan Masalah Laten yang Tak Kunjung Usai
  • Perjuangan Atlet Renang Cilik Sleman yang Sempat Gagal Naik Podium, Awalnya Takut Air Kini Mimpi Jadi Atlet Nasional
  • Jelajah Kuliner Terbaik Pasar Beringharjo Langganan Pesohor hingga Sultan Jogja
  • Sering Diremehkan, Profesi Ojol Malah Menyelamatkan Pemuda Tamatan SMA
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .