Hingar bingar perkembangan pesat Kecamatan Soreang sebagai Ibu Kota Kabupaten Bandung, tentunya kita tak bisa menyepelekan perkembangan Kecamatan penyangga di sekitarnya. Sebagai Kecamatan penyangga Ibukota Kabupaten, tentunya mengalami kecipratan perkembangan kemajuan sebuah ibukota Kabupaten. Daerah yang akan kita bahas kali ini adalah Kecamatan Kutawaringin.
Kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung ini terdiri dari 11 Desa yaitu, Buninagara, Cibodas, Cilame, Gajahmekar, Jatisari, Jelegong, Kopo, Kutawaringin, Padasuka, Pameuntasan, dan Sukamulya. Kecamatan ini berasal dari bahasa Sunda, “kuta” yang artinya benteng/kota. Sementara “waringin” artinya pohon beringin. Jadi arti dari Kutawaringin adalah sebuah benteng/kota yang dikelilingi oleh pohon beringin.
Daftar Isi
Sejarah berdirinya Kecamatan Kutawaringin
Kecamatan Kutawaringin dulunya sebenarnya bagian dari Kecamatan Soreang. Kecamatan ini akhirnya terbentuk pada 2007 sebagai upaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Sebelumnya, Kecamatan Soreang dinilai terlalu luas sehingga pelayanan dan penataan kawasan ibu kota kabupaten Bandung kurang berjalan efektif.
Secara geografis Kecamatan Kutawaringin ini sebagai kecamatan penyangga Soreang, Ibu Kota Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Itu mengapa, walau tergolong baru, peran daerah ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Daerah ini punya potensi besar sehingga akan dikembangkan jadi kawasan metropolitan ke depannya.
Mempunyai ikon Gunung Lalakon/Gunung Piramid/Gunung Sebelas
Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung mempunyai sebuah icon Kecamatan, yaitu Gunung Lalakon. Gunung ini berada di dekat jalan raya Soreang-Cipatik atau lebih tepatnya berada di Kampung Badaraksa, Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin. Memiliki ketinggian 870 meter, Gunung Lalakon menjadi terkenal karena bentuknya menyerupai kerucut sempurna atau sebuah piramid dari kejauhan. Itu mengapa gunung ini sering disebut juga Gunung Piramid.
Di Gunung Lalakon terdapat beberapa situs batuan, seperti Batu Lawang, Batu Pabeasan, Batu Warung, Batu Pupuk, Batu Gajah, Batu Panjang dll. Menurut sesepuh setempat, secara filosofis gunung lalakon melambangkan sebuah lakon kehidupan manusia, dan batu-batu yang ada di gunung merepresentasikan profesi/lakon yang dipilih oleh manusia.
Gunung Lalakon selain dikenal sebagai Gunung Piramid, Gunung ini juga terkenal dengan nama Gunung Sebelas. Karena di puncak gunung ini terdapat dua buah tower milik PLN yang bila dilihat dari kejauhan membentuk angka 11, tower milik PLN ini terhubung dengan PLTA Saguling, yang berfungsi sebagai menara pengawas Waduk/PLTA Saguling.
Punya kuliner kebanggan Kutawaringin yaitu Sate Cantilan Abah Badri
Selain punya icon Gunung Lalakon, di Kecamatan ini juga ada Kuliner legendaris, yaitu Sate Cantilan Abah Badri yang berdiri sejak 1990. Nama Sate Cantilan diambil dari nama Kampung tersebut di Kecamatan Kutawaringin, sedangkan Abah Badri sebagai pendiri dan pioner resep cita rasa unik sate ini.
Menu andalan Sate Cantilan Abah Badri banyak ragam pilihan, mulai dari sate ayam, sate sapi, hingga sate kambing. Sate Cantilan Abah Badri ini ada hidangan menu tambahan seperti gulai kambing, ayam bakar ataupun tongseng.
Kelebihan sate Cantilan Abah Badri terletak pada ukuran dagingnya yang besar dan bumbu kacang yang menjadi ciri khas resep satenya. Kuliner ini tak pernah sepi pembeli, bukan hanya warga lokal saja yang sering menyantap sate cantilan abah Badri ini, bahkan sering disantap oleh warga luar daerah.
Stadion Si Jalak Harupat berada di Kutawaringin, bukan di Soreang
Bagi pecinta sepakbola, tentu sudah tak asing lagi apabila mendengar nama Stadion Si Jalak Harupat kebanggaan warga Kabupaten Bandung ini. Kalau sampai gak hapal, terlalu namanya. Stadion Si Jalak Harupat merupakan markas dari klub Persikab Kabupaten Bandung, Markas Persib Bandung. Tempat ini sesekali dipakai Timnas Sepakbola Indonesia dan Bahkan Stadion ini dipakai sebagai tuan rumah FiFa World Cup U-17 pada tahun 2023.
Para pecinta sepakbola Indonesia mengira, stadion ini berada di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Hal itu dikarenakan setiap ada pertandingan sepakbola di Stadion si Jalak Harupat, para reporter atau komentator bola selalu menyebutkan stadion ini berada di Soreang, Kabupaten Bandung. Mendengar media dan komentator menyebutkan Stadion ini ada di Soreang, membuat saya sebagai penonton risih. Sebagai orang yang hafal daerah ini, harus saya luruskan bahwa Stadion Si Jalak Harupat berada di Kutawaringin, bukan di Soreang. Lebih tepatnya berada di Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
Menjadi kawasan metropolitan Bandung Raya
Itulah beberapa hal Kecamatan Kutawaringin tidak bisa disepelekan di Kabupaten Bandung. Yang tidak kalah membanggakan adalah Kecamatan Kutawaringin bersama Kecamatan lain seperti Soreang, Margaasih, Katapang dan Margahayu masuk ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan metropolitan Bandung Raya. Kelima Kecamatan ini akan diintegrasikan karena kawasan ini akan tumbuh menjadi aglomerasi di metropolitan Bandung Raya. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang telah disetujui Kementerian ATR/BPN dan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di lima Kecamatan ini bekerjasama dengan konsultan tata kota dari Prancis.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Warga Margaasih Kabupaten Bandung Hanya Butiran Debu Tanpa Kota Cimahi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.