Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Kultur Fanatisme Buta Sepakbola Kita yang Lebih Bar Bar dari Doktrin Agama

Taufik oleh Taufik
3 Juni 2019
A A
supporter sepakbola

supporter sepakbola

Share on FacebookShare on Twitter

Mereka yang sedari awal percaya eksistensi Tuhan dengan memeluk agama sesuai keyakinan—menganggap menjadikan sesuatu selain Tuhan atau agama diatas segalanya adalah murtad. Pun juga terjadi hal yang sama dalam dunia sepakbola—kamu pindah klub yang kamu dukung maka kamu murtad.

Ini terjadi mungkin hanya untuk kalangan supporter saja.  Bahwa klub saya adalah agama saya. Klub kamu adalah golongan kafir dan #bukangolongankami. Tidak heran jika akhirnya muncul fanatisme buta dalam sepakbola. Ada semacam magnet besar yang menjadikan kita khusyuk dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang supporter dalam kaitannya dengan memberikan dukungan kepada klub kebanggaan.

Menjalankan kewajiban sebagai bentuk rasa syukur atau peribadatan kepada Tuhan dalam agama dianggap setara dengan kewajiban mendukung tim kebanggaan dalam sepakbola. Saya sangat yakin, mereka yang tidak punya idola dalam dunianya masing-masing tidak akan bisa paham apa yang saya utarakan ini.

Seperti halnya agama, sepakbola sebenarnya mengarah kepada hal yang sama dengan yang ajarannya ditanamkan dalam agama. Sepakbola adalah semacam dogma—bahwa mendukung tidak butuh melihat apa, dari mana dan bagaimana. Tidak perlu neko-neko. Bahwa saya hanya butuh menyatakan syahadat (pengakuan) mendukung kepada sebuah klub dan saya telah menjadi umat (supporter) agama (klub) itu.

Mendukung adalah sepenuhnya menyerahkan jiwa dan raga untuk klub kebanggaan. Bahwa ketika dogma tentang keagungan klub saya sudah merasuk kedalam jiwa dan pikiran—tidak ada yang lain terlintas selain saya adalah wujud eksistensi klub saya.

Kepada mereka yang masih sering menggaungkan kata-kata loyal untuk klub kebanggaan adalah supporter yang masih dalam tahap ajaran syariat. Mereka masih belajar menjalani kewajiban sebagai seorang supporter menuju kata sejati dalam tahap makrifat. Bagi mereka yang baru sampai pada ajaran ini, anda mau macam-macam dengan klub saya maka anda berhadapan dengan saya—tidak jauh berbeda dengan agama pada arti yang sebenarnya. Untungnya, di sepakbola terutama dunia supporter belum ada undang-undang penistaan kepada klub atau supporter.

Ironisnya, hal-hal diatas yang menjadikan sepakbola sebagai agama didukung dengan kultur masyarakat kita yang semakin kesini semakin rendah nilai-nilai kemanusiaan yang bisa diserap ke dalam jiwanya. Arahnya tentu sangat jelas, fanatisme buta. Dan jika sudah begitu? Kita mulai dan bahkan sudah sering disuguhi pemandangan yang asik masyuk tentang kekerasan dan bahkan pembunuhan dalam sepakbola.

Akibat fanatisme ini ada yang dengan secara terang-terangan memberikan pengajaran kepada sesama supporter untuk saling membenci. Dan yang paling tinggi ajarannya, darah supporter yang berseberangan klub dengan saya adalah halal adanya.

Baca Juga:

Orang yang Bukan Fans Klub Sepak Bola tapi Ikut-ikutan Ngledek Tim Lain Itu Waras Nggak, sih?

Eden Hazard Main 20 Menit Jauh Lebih Bagus dari Vinicius Junior dalam 3 Musim

Sejak 2016, organisasi independen Save Our Soccer (SOS) mencatat setidaknya 22 kasus supporter sepakbola Indonesia meninggal akibat sepakbola. Sepuluh kasus diantaranya mengarah kepada tindak kekerasan yang berujung penganiayaan dan pembunuhan. Menarik mundur kebelakang pun juga tidak jauh berbeda, bahkan bisa dibilang brutal dan diluar nalar.

Bahkan saya yang pada hakikatnya mulai terpengaruh dengan ajaran agama sepakbola ini, merasa muak dengan video-video yang beredar mempertontonkan begitu hinanya seorang supporter yang berseberangan dengan kita diperlakukan. Ditendang, dihantam, dipukul dibanting membabi buta. Seakan dengan melakukan ini, si pelaku akan mendapatkan pahala dari klub kebanggaannya.  Ketika kejadian semacam ini terjadi berulang kali, saya yang seorang awam dan sedang dalam usaha terbaik saya menjalankan ajaran agama sepakbola saya dengan khusyuk ini mulai marasa ragu akan kebenaran ajaran ini.

Dalam ajaran semua agama menyatakan, membunuh seorang manusia sama dengan membunuh semua manusia. Penghilangan nyawa secara paksa dalam berbagai alasan dan perspektif tetap saja sebuah pelanggaran. Pelanggaran dalam kemanusiaan, pelanggaran dalam adab, lebih-lebih pelanggaran dalam hukum. Kalau politik mah saya tidak bisa menjawab.

Berkaca dari hal-hal yang marak tentang agama belakangan, saya sebenarnya tertarik untuk paling tidak memberikan sedikit “jiwa” saya agar sepak bola terutama dunia supporter bisa dimurnikan ajarannya sebagaimana beberapa agama dewasa ini berusaha membenahi kemurnian agamanya. Agama yang menyebabkan perang dan kemudian sentimen-sentimen agama kepada kelompok-kelompok minoritas di masa lalu toh akhirnya berangsur-angsur berubah seiring perkembangan jaman.

Bahwa saat ini masih ada sentimen besar terhadap mereka yang minoritas adalah kenyataan yang harus kita saksikan. Tapi bahwa semakin kesini, kemoderatan beberapa agama menjadikan kehidupan beragam menjadi toleran harus menjadi  hal yang bisa kita terapkan dalam sepakbola. Paling tidak ada nilai-nilai yang bisa kita petik untuk kebesaran sepakbola. Saya berpikiran bahwa dogma yang telah mengakar dalam jiwa seorang supporter bisa kita manfaatkan menuju kejalan damai antargolongan supporter yang lebih besar.

Kita umat (supporter) sebuah agama (klub) berpeluang menciptakan hal yang besar dalam konteks ajaran agama sepakbola dengan meniru ajaran agama yang sebenarnya. Paling tidak hal paling mendasar untuk membangun ini adalah saling membutuhkannya kita dengan klub kita, saling membutuhkannya kita dengan supporter lainnya yang jika tidak dalam kebaikan yang sebenarnya—paling tidak saling membutuhkannya kita untuk saling “mencaci” antar supporter atau beda suporter.

Pada akhirnya, sebagai insan supporter yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, saya masih sangat yakin bahwa masih banyak orang-orang baik diantara tiap supporter di Nusantara ini yang memiliki jiwa kemanusiaan untuk bisa saling mempererat silaturahmi antar umat supporter. Membangun kembali semangat saling peduli.

Walaupun tidak sebagai teman dalam arti sebenarnya, toh kita masih bisa menganggap sesama supporter sebagai teman yang dulu pernah saling menghujat karena berada dalam satu rumah dengan kamar yang terikat dalam adab-adab yang berlaku dalam rumah itu. Sebuah rumah yang dikhususkan untuk seluruh supporter Indonesia. Tidak memandang agama klubmu apa, karena memaknai toleransi, kita bisa bersama dalam bingkai Kesatuan Republik Supporter Indonesia yang berbeda kebanggaan namun tetap satu Indonesia!

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Doktrin AgamaFanatismeKekerasan SepakbolaSepakbola
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

liverpool

Curahan Hati Seorang Pendukung Liverpool FC

7 Mei 2019
pemain underrated program olahraga fans klub sepak bola youtube net soccer eropa sepak bola indonesia pemain muda mojok

Orang yang Bukan Fans Klub Sepak Bola tapi Ikut-ikutan Ngledek Tim Lain Itu Waras Nggak, sih?

10 Februari 2021
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Sepak Bola Itu Nggak Menarik, Percayalah

21 Agustus 2019
Sepak Bola dan Sihir Adalah Kolaborasi yang Erat Tak Terbantahkan terminal mojok.co

Ada yang Lihat Hilal di Old Trafford?

7 Mei 2019
giant killing Real Madrid vs chelsea taktik sepak bola Eden Hazard Main 20 Menit Jauh Lebih Bagus dari Vinicius Junior dalam 3 Musim terminal mojok.co

Eden Hazard Main 20 Menit Jauh Lebih Bagus dari Vinicius Junior dalam 3 Musim

29 Oktober 2020
Daripada Coach Kira, Tsubasa Cocoknya Dilatih oleh Sajuri Sahid Saja!

Daripada Coach Kira, Tsubasa Cocoknya Dilatih oleh Sajuri Sahid Saja!

18 Februari 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.