Nggak ada branding yang kuat maupun paket wisata terintegrasi
Kota Jogja sudah punya branding sebagai tempat wisata sejarah dan kuliner. Gunungkidul juga sudah terkenal akan pantai-pantai pasir putihnya yang ciamik. Tapi apa kabar dengan Kulon Progo? Apa branding yang sudah disiapkan untuk menyambut para calon wisatawan?
Memang betul di Kulon Progo ada banyak wisata alam yang cantik. Tapi sudah seberapa banyakkah tempat-tempat wisata tersebut dipromosikan oleh pemerintah dan masyarakat luas? Narasi dan promosi tempat wisata yang nggak kuat akan membuat Kulon Progo nggak punya branding semenonjol Kota Jogja atau Gunungkidul. Akibatnya tentu saja nggak ada yang tertarik untuk mengunjunginya.
Dan kalaupun nanti branding-nya sudah kuat, perlu ada lagi fasilitas yang harus dipersiapkan buat ditawarkan ke calon wisatawan, salah satunya dengan paket wisata terintegrasi. Ketika ada penumpang yang baru turun dari pesawat, pengin main ke tempat wisata di Kulon Progo, seharusnya ada paket wisata terintegrasi yang mencakup itinerary, penginapan, dan pengalaman wisata.
Di Istanbul, ada paket wisata gratis dari Turkish Airlines untuk penumpang yang transit di Bandara Istanbul (IST). Paket wisata ini mengajak kita keliling Istanbul dengan mengunjungi ikon-ikon kotanya. Ide ini bisa lho diamati, ditiru, dan dimodifikasi.
Sekarang PR-nya adalah mengintegrasikan tempat wisata di Kulon Progo yang sejauh ini masih dikelola secara mandiri oleh masing-masing kelompok sadar wisata (darwis) dari masyarakat sekitar. Biar wisatawan nggak bingung sekaligus meningkatkan keuntungan buat semua pihak yang terlibat, tiap-tiap darwis bisa bekerja sama.
Akses transportasi sekunder masih terbatas
Di Bandara YIA kita memang bisa dengan mudah menemukan kereta bandara, bus DAMRI, dan angkutan penghubung lainnya. Tapi, kebanyakan kendaraan tersebut tujuannya langsung ke Kota Jogja. Dengan kata lain, akses dari bandara ke destinasi wisata di Kulon Progo masih kurang banget.
Padahal Kulon Progo termasuk daerah yang masih asri. Jalan menuju lokasi-lokasi wisata cenderung masih sulit aksesibilitasnya kalau cuma mengandalkan taksi online. Coba saja ada angkutan yang membawa penumpang pesawat yang baru sampai ke Kalibiru, Air Terjun Kedung Pedut, atau Taman Sungai Mudal, pasti wisatanya akan ikut berkembang pesat.
Sebagai warga Jogja yang cukup sering main ke Kulon Progo, saya pun mendukung anggapan bahwa tempat-tempat wisata di Kulon Progo wajib banget dikunjungi. Tapi kalau keberadaan tempat wisata yang elok belum didukung sama fasilitas yang memadai seperti yang saya sebutkan di atas, wisata Kulon Progo tetap akan gitu-gitu saja meskipun sudah punya Bandara YIA.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Puncak Moyeng Kulon Progo Hidden Gem yang Bikin Motor Saya Tersiksa.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















