5 Kuliner Surabaya yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

5 Kuliner Surabaya yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan Mojok.co

5 Kuliner Surabaya yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan (tourism.surabaya.go.id)

Surabaya, salah satu kota metropolitan yang ada di Pulau Jawa, mengundang banyak pendatang. Entah untuk bekerja maupun berwisata. Selain perkantoran, kota kami punya banyak mal, taman bermain, dan museum yang menarik untuk dikunjungi. Tidak lupa, kuliner Surabaya juga menarik untuk dicicipi dan ditelusuri. 

Berbicara soal kuliner Surabaya, ada banyak makanan khas di Kota Pahlawan ini,  makanan dan asal usulnya pun beragam. Namun, di antara banyak makanan itu. Ada 6 menu makanan yang sebaiknya tidak dicoba wisatawan lantaran rasanya kurang mewakili selera mayoritas orang Indonesia. Saya hanya khawatir para wisatawan merasa kecewa setelah mencobanya.

#1 Tauwa

Tauwa adalah panganan yang terbuat dari susu kedelai, agar-agar, gula, dan garam. Bahan-bahan itu direbus hingga berbentuk seperti tahu kemudian dihidangkan dengan tambahan kuah yang terbuat dari jahe, gula, dan rempah-rempah lainnya. Rasa tauwa dominan gurih, manis, dan sedikit pedas dari jahe. Di Surabaya, tauwa biasanya dimakan saat musim hujan dan dihidangkan bersama taburan kacang dan cakue.

Tauwa sangat populer di Surabaya dan kerap disebut sebagai salah satu makanan yang wajib dicoba wisatawan saat datang ke Surabaya. Sayangnya, ada banyak orang yang justru kurang suka dengan perpaduan rasa gurih dan pedas tauwa yang mirip seperti obat masuk angin.

#2 Rawon pecel

Saya kurang tahu dari mana asal mula rawon pecel, tapi panganan satu ini sangat populer di Surabaya. Penjual rawon pecel yang terkenal di Surabaya ada di Pasar Ngagel, warungnya beroperasi dari jam 7 malam sampai dini hari.

Sama seperti namanya, rawon pecel adalah campuran antara nasi dengan bumbu pecel yang ditaburi kuah rawon dan daging. Bagaimana dengan rasanya? Jujur saja, ketika pertama kali mencobanya, saya merasa kurang cocok lantaran rasanya aneh dan tekstur makanannya juga tidak pas. Oleh karena itu, saya tidak heran jika beberapa wisatawan beranggapan rawon pecel adalah jenis makanan yang tidak cocok dengan selera banyak orang.

Dibutuhkan lebih dari satu kali mencoba rawon pecel agar lidah kita merasa terbiasa dengan rasanya dan akhirnya bisa menikmatinya. Kalau ada wisatawan yang pertama kali mencoba rawon pecel langsung cocok perlu diacungi jempol, sih.

#3 Rujak cingur

Rujak cingur adalah kuliner Surabaya yang paling sering dikeluhkan wisatawan atau pendatang saat pertama kali mencobanya. Bagi sebagian besar orang Indonesia, rujak identik dengan buah-buahan yang ditaburi kuah kacang yang pedas. Namun, rujak cingur berbeda, komposisinya justru tidak mengandung banyak buah-buahan. Kalau ada yang penjual rujak cingur yang menambahkan buah paling mentok bengkoang dan nanas.

Alih-alih mengandung banyak buah seperti rujak pada umumnya, rujak cingur justru banyak mengandung sayuran matang, lontong, dan juga cingur yang diuleg dengan bumbu yang terbuat dari kacang dan petis. Kehadiran cingur dalam rujak cingur inilah yang sering membuat banyak orang merasa jijik untuk memakannya lantaran teksturnya kenyal dan agak berlendir.

Selain itu, aroma rujak cingur yang tajam juga membuat orang yang belum terbiasa memakannya merasa terganggu dan kurang suka. Selama hidup di Surabaya, saya juga belum pernah mendengar ada wisatawan maupun pendatang yang menyebut rujak cingur dalam daftar makanan favoritnya. Saya justru lebih sering orang menyebut sambal Bu Rudi sebagai makanan favoritnya saat di Surabaya.

#4 Nasi telur kari

Di Surabaya ada makanan unik yang sedang naik daun yaitu nasi telur yang dimakan dengan kuah kari. Meskipun tidak termasuk dalam daftar makanan khas Surabaya, tapi nasi telur kuah kari sangat populer. Bahkwan, warung penjual nasi telur kuah kari yang berlokasi di dekat Kebun Binatang Surabaya kerap dijadikan tujuan banyak wisatawan dan pendatang untuk mengisi perut.

Sayangnya, meski viral dan disukai banyak warga Surabaya lantaran rasanya gurih, nasi telur dengan kuah kari kurang cocok bagi wisatawan yang tidak suka dengan makanan timur tengah. Kuah karinya yang mengandung banyak rempah dan teksturnya kental dengan aroma kuat membuat rasanya terlalu kuat dan berat.

#5 Lontong Kupang

Kuliner Surabaya lain yang menurut saya tidak akan cocok dimakan wisatawan adalah lontong kupang. Makanan yang terbuat dari lontong dengan kuah gurih pedas ini dicampur dengan kerang kecil-kecil. Bagi orang yang mengalami tidak suka hidangan laut, pasti tidak bisa makan lontong Kupang. Sebab, kerang kecil-kecil yang menjadi taburan lontong Kupang memiliki bau khas laut (agak amis) dan bentuknya yang kecil kerap membuat orang merasa enggan untuk memakannya.

Itulah tadi enam kuliner Surabaya yang menurut saya kurang cocok dengan selera orang di luar Surabaya. Namun, bukan berarti saya melarang wisatawan mencobanya ya, hanya saja orang yang baru pertama kali mencoba ke-6 makanan tersebut menurunkan ekspektasinya. 

Penulis: Tiara Uci
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Brongkos, Kuliner Jogja yang Perlu Dapat Sorotan. Jangan Gudeg dan Bakpia Melulu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version