Kricak Jogja, Labirin yang Tak Kalah Menyesatkan dari Pogung Sleman

Kricak Jogja, Labirin yang Tak Kalah Menyesatkan dari Pogung Sleman

Kricak Jogja, Labirin yang Tak Kalah Menyesatkan dari Pogung Sleman (unsplash.com)

Ternyata nggak cuma Pogung Sleman yang bisa bikin orang tersesat. Kricak Jogja juga bisa bikin siapa pun yang lewat sini bingung jalan keluar.

Hampir semua orang yang tinggal di Jogja pernah merasakan bingungnya mencari jalan keluar dari Pogung Kingdom. Pogung ini sejatinya adalah sebuah wilayah di Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman yang menjadi sarangnya kos-kosan mahasiswa Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Di siang hari, nggak ada masalah dengan Pogung. Keluar-masuk Pogung terasa seperti melintasi jalan biasa selama masih ada cahaya matahari. Tapi begitu malam tiba, Pogung seperti labirin yang setiap ujungnya ditutup oleh portal. Kalau bukan warga lokal atau belum baca artikel ini, pasti akan susah untuk selamat dari labirin Pogung.

Pogung sudah lebih dulu populer sebagai labirin. Bahkan mungkin orang Jogja hanya tahu Pogung sebagai satu-satunya labirin di Kota Pelajar. Padahal ada satu lagi labirin yang sama membingungkannya seperti Pogung, yakni Kricak di Kota Jogja.

Kricak, labirin yang ada di Kota Jogja

Kalau Pogung ada di Sleman, berbeda dengan Kricak yang berlokasi di Kota Jogja. FYI, Kricak berbatasan langsung dengan Sinduadi, Mlati di sisi utara. Jadi jaraknya dengan Pogung memang nggak begitu jauh.

Selain beda lokasi, Kricak ini juga beda level dengan Pogung. Pogung hanya menyesatkan karena banyak portal dan hanya “mengancam” saat malam. Kalau siang, masih bisa lah selamat dari labirin Pogung. Sementara di Kricak, mau malam mau siang, pasti menyesatkan.

Kricak menjadi sebuah labirin bukan karena portal, melainkan karena dirinya yang merupakan kalurahan padat penduduk. Kelurahan satu ini dikelilingi oleh rumah-rumah warga dengan jalan yang super-sempit.

Dua hal yang ada di Kricak: rumah dan gang

Selain di tempat yang berbatasan dengan Kalurahan Bener, jarang sekali ada sawah atau ladang di Kricak. Di samping rumah, ada rumah, lalu rumah lagi, dan begitu seterusnya.

Kalau kepo, kamu bisa cek di Google Maps untuk melihat cakupan wilayah Kricak. Lihatlah betapa banyaknya gang kecil di situ. Kamu juga bisa ganti map type-mu menjadi satellite dan perhatikan betapa padatnya permukiman di sana.

Di Kricak Jogja, kamu nggak hanya diuji kemampuan navigasi, melainkan juga skill menyeimbangkan motor di jalanan yang sangat sempit. Soalnya, di Kricak hanya ada jalan sempit, gang kecil, dan gang lebih kecil.

Ketika nggak sengaja berpapasan dengan mobil atau becak, kamu yang membawa sepeda atau motor harus siap mengalah. Dan jika kamu tersesat dan nggak sengaja masuk ke gang yang lebih kecil, kamu bisa berakhir di depan rumah penduduk. Soalnya banyak sekali gang senggol atau buntu di sana.

Dikelilingi sungai, bikin makin challenging

Kricak Jogja juga dilalui oleh meander Sungai Winongo. Di pinggiran sungai ini pun banyak rumah warga. Jika berada di dekat sungai, jangan sekali-kali terbuai dengan gang yang tampak seperti jalan tembusan. Gang ini hanya akan menipumu. Ketika kamu masuk ke dalamnya, kamu cuma akan muter lagi ke titik awal.

Kemungkinan lain, masuk ke gang yang ada di dekat sungai juga akan membuatmu menemui jalan buntu sehingga lagi-lagi harus kembali ke tempat yang sama.

Satu-satunya cara untuk selamat dari cengkeraman labirin Kricak Jogja adalah melewati jalan beraspal yang ukurannya minimal untuk satu mobil atau pernah dilalui oleh Google Streetview. Jalan ini akan mengantarkanmu ke Jalan Magelang atau Jalan Kyai Mojo. Kalau kamu bukan warga lokal, sebisa mungkin hindari jalan konblok atau sempit karena jalan itu akan membawamu masuk lebih dalam ke kampung.

Tapi mengingat Kricak Jogja padat penduduk dan jalannya sempit, sering kali jalan akan ditutup kalau ada hajatan atau lelayu. Kalau sudah ketemu dengan yang seperti ini, dah, mending balik kanan bubar jalan. Nggak usah ngide cari jalan tembusan kalau nggak mau nyasar!

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ngekos di Pogung Sleman Memang Nyaman, asal Bisa Berdamai dengan Jalannya yang Menyesatkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version