Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

KPop Itu Cuma Hiburan, Plis Sesama Fans Nggak Usah Banyak Tuntutan!

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
29 September 2021
A A
KPop Itu Cuma Hiburan, Plis Sesama Fans Nggak Usah Banyak Tuntutan! terminal mojok.co

KPop Itu Cuma Hiburan, Plis Sesama Fans Nggak Usah Banyak Tuntutan! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Para penggemar genre musik KPop, yang juga disebut sebagai KPopers, sering kali diasosiasikan dengan para kelompok militan yang menyebalkan karena kelewat loyal. Nggak hanya rajin streaming dan voting, kadang K-Popers ini sering menggeruduk para haters yang mengolok-olok idola mereka. Jujur saja, nggak hanya orang awam kok yang merasa begitu. Kami, para KPopers, juga sering merasa kesal dengan kelompok kami sendiri.

Ada sebuah cuitan yang dikirim oleh Mbak Kurnia di akun Twitter pribadinya membuat saya merasa sangat relate dengan beliau. Beliau mengkritik para oknum K-Popers yang memaksa sesamanya buat fangirling setiap hari, di kala istirahat sekali pun.

Artis-artis kpop yg lagunya kudengerin rata-rata udah tinggal di apartemen mewah, naik mobil mentereng, dan beli bangunan miliaran, so excuse me if I decide to use my 60 minutes of free time to do literally nothing, instead of dikejar-kejar "buzzer" untuk dipaksa fangirling.

— Kurnia (@indasahkurnia) September 25, 2021

Sama seperti Mbak Kurnia, saya pun mengamini bahwa saya juga berhasil melalui berbagai macam keruwetan hidup berkat K-Pop dan segala kontennya. Ketika saya capek cari data untuk skripsi, saya akan langsung nonton variety show grup idola saya. Saat mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci baju dan mengepel, terasa hampa dan sunyi, lagu-lagu dari penyanyi Korea Selatan kesukaan saya selalu bergema sampai keluarga saya ikutan hapal.

Meski begitu, saya merasa bahwa kultur fangirling zaman jigeum ini terlalu mengekang, bahkan jauh lebih banyak aturannya jika dibandingkan dengan tata tertib upacara di hari Senin. Nggak hanya sekali dua kali saya menemukan kawan se-fandom yang menciptakan suatu kewajiban dengan klaim bahwa ini semua demi sang idola.

Sejauh pengalaman saya bergabung dalam beberapa fandom KPop, aktivitas para penggemar umumnya adalah streaming MV, vote di acara musik dan acara akhir tahun, ngebersihin search bar Twitter, hingga membalas update-an bias. Kegiatan ini dilakukan 24/7. Belum lagi dengan segala preskripsinya, misalnya aja menonton MV di YouTube harus dengan resolusi yang sudah ditentukan, nggak boleh ngirim komen dengan emoji, sampai nggak boleh streaming di beberapa device yang berbeda tapi dalam satu bandwith WiFi yang sama.

Ada pula aturan-aturan sepele nan nggak jelas, seperti jumlah retweet dan likes di Twitter yang harus seimbang. Kalau nggak seimbang, akan ada satu orang yang speak-up dan mengatakan bahwa temen-temen se-fandom-nya males. Sering juga beberapa penggemar yang membandingkan jumlah tayangan fancam perorangan dari sebuah grup. Apabila ada seorang member yang views-nya lebih sedikit dibanding member lain, mereka akan menuduh bahwa kawan satu fandom-nya menganaktirikan member tersebut. Kebayang, kan, betapa melelahkannya seandainya fangirling semacam ini dijadikan sebagai kegiatan dengan hukum wajib ‘ain?

Bagi saya, prioritas dalam hidup adalah studi, keluarga, kesehatan, dan banyak lagi. KPop nggak termasuk kategori yang saya prioritaskan, melainkan sebuah halte tempat saya beristirahat dan bersiap-siap untuk menaiki bus rutinitas keseharian berikutnya. Saya merasa baik-baik saja meski nggak mencapai “level” tertentu dalam fangirling, sebagaimana disinggung oleh Mbak Kurnia dalam twitnya. Saya nggak peduli berapa banyak koleksi album, photocard, dan merchandise official yang orang lain miliki karena prioritas kami memang berbeda.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

FYI, saya mulai mendengarkan lagu K-Pop di tahun 2011 ketika lagu “Hands Up”-nya 2PM populer banget di Indonesia. Kemudian saya menjadi seorang ARMY–penggemar BTS–sejak 2014. Beberapa orang yang tau bahwa saya sudah sejak lama menjadi KPopers dan ARMY merasa nggumun, kok bisa saya nggak punya album atau cendera mata resmi idola saya sama sekali. Satu-satunya benda resmi dari idola saya hanyalah postcard BTSxMediheal, itu pun dikasih oleh temen.

Alasan yang paling utama adalah saya merasa sayang dengan uang yang sudah saya kumpulkan. Saya membeli barang-barang yang memang fungsional dan harganya pas di kantong. Kalau soal menunjukkan identitas saya sebagai KPopers ke orang-orang, saya rasa nggak wajib juga pakai beli album, koleksi photocard, atau merchandise mahal lainnya yang bikin kita miskin dan memperkaya bias beserta agensinya.

Persis kayak yang dikatakan Mbak Kurnia, idol-idol yang saya dengar musiknya itu sudah kaya raya. Mereka hidup enak di apartemen elite, pesan makanan dengan sistem delivery tanpa harus memikirkan jumlah tagihan, dan beli barang-barang branded yang kalau nggak pas di hati bisa langsung dibuang. Berbeda sekali dengan saya di sini yang masih berjuang mencari seller di Shopee yang menjual barang dengan harga termurah dan mencari Indomaret yang bebas biaya parkir.

Bahkan ketika saya dapet tawaran album yang harganya di bawah pasaran saja mempertimbangkannya bisa lebih dari seminggu. Saya menimbang-nimbang apakah album yang saya beli bakal berguna buat saya, apakah album itu hanya akan jadi pajangan berdebu karena jarang saya jamah, atau malah berakhir di tumpukan barang yang mau saya kilokan ke pengepul?

Ada masanya saya bucin banget sama seorang idol KPop. Tapi ketika dilanda rasa suka semacam itu, saya nggak lantas menghabiskan semua uang tabungan untuk beli barang yang berkaitan dengan dirinya. Saya sadar bahwa KPop pun berpotensi mengarahkan saya pada konsumerisme.

Para bias saya pun sudah mapan. Idola saya begitu sampai rumah, rebahan, duit tetep ngalir. Tetangga yang seumuran dengan mereka pasti sudah insecure dengan pencapaian yang mereka torehkan setiap harinya. Lagi-lagi berbeda dengan saya yang masih terengah-engah dalam berkompetisi dengan teman-teman seumuran atau bahkan lebih senior. Cuan pun nggak datang dengan sendirinya ke rekening saya kalau saya hanya streaming MV tanpa bekerja.

Kalau ada fanwar atau orang awam yang ngejelek-jelekin bias, nggak akan saya ladenin. Saya sudah nggak ada ketertarikan, energi, maupun waktu luang buat membela idol saya. Kejenuhan saya kepada stigma orang awam terhadap kami sekaligus kebiasaan Kpopers yang sukanya buang-buang energi dengan membalas para haters inilah yang bikin saya memilih untuk diam dan menonton saja. Toh, saya ngomong sampai mulut berbusa pun para haters nggak akan dengerin karena mereka lebih percaya pada apa yang pengin mereka percayai.

Sebenarnya, twit yang serupa dengan punya Mbak Kurnia sering saya temukan. Keluhan yang repetitif ini menandakan bahwa sistem fangirling yang otoriter tersebut nggak kunjung membaik. Mereka yang mengalami kekangan ini pun bukan segelintir orang saja.

Saya menangkap salah satu balasan yang dikirim oleh Mbak Sul Koriyah di cuitan tersebut yang saya kira perlu dijadikan reminder bagi setiap insan yang menyukai para mas dan mbak Korea. Beliau bilang, “Ik your idol is your life, but your real life is more than your idol.” Kecuali kalian bersedia menyumbangkan waktu luang buat saya, jangan paksa saya untuk ngikutin setiap aktivitas fangirling tanpa terkecuali. Saya masih punya kehidupan yang perlu dijalani dengan sebaik-baiknya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: fangirlingKpoperspilihan redaksi
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

5 Kuliner Semarang yang Rasanya Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

5 Kuliner Semarang yang Rasanya Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

29 November 2024
Akhir-akhir Ini Bandung Lebih Layak Disebut sebagai Kota Pengemis Dibandingkan Kota Romantis

Akhir-akhir Ini Bandung Lebih Layak Disebut sebagai Kota Pengemis Dibandingkan Kota Romantis

10 Agustus 2024
Saya Katolik dan Pengguna BSI Mobile, Jadi Makin Tahu Arah Kiblat dan Takut Transaksi Haram Mojok.co

Saya Katolik dan Pengguna BSI Mobile, Jadi Makin Tahu Arah Kiblat dan Takut Transaksi Haram

19 Juni 2024
Meski Terlihat Mulus dan Lurus, Ini 4 Alasan Jalan Raya Ciater Subang Tidak Boleh Disepelekan

Meski Terlihat Mulus dan Lurus, Ini 4 Alasan Jalan Raya Ciater Subang Tidak Boleh Disepelekan

14 Mei 2024
5 Alasan Fathiah di Serial Upin dan Ipin Pindah Sekolah dari Tadika Mesra

5 Alasan Fathiah di Serial Upin dan Ipin Pindah Sekolah dari Tadika Mesra

19 April 2024
4 Alasan Nurul di Serial Upin Ipin Nggak Pernah Kumpul Sama Anak-anak Tadika Mesra

4 Alasan Nurul di Serial Upin Ipin Nggak Pernah Kumpul Sama Anak-anak Tadika Mesra

13 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.