Mengembara di Kota Malang: Hampir Tersesat karena Buta Arah sampai Malah Jadi Navigator Andal

Malang, Kota yang Hobi Bikin Tersesat para Perantau Baru (Unsplash)

Malang, Kota yang Hobi Bikin Tersesat para Perantau Baru (Unsplash)

Siapa sih yang nggak suka jalan-jalan? Menjelajahi suatu daerah akan menjadi sesuatu yang indah bernama pengalaman. Cerita ini adalah cerita saya. Yang ingin saya bagikan kepada perantau. Terutama mereka, perantau baru di Kota Malang, Jawa Timur, yang takut tersesat. Semoga bisa menjadi motivasi.

Jadi begini. Ketika awal-awal kuliah, saya memang tidak punya kendaraan. Nah, kondisi tersebut malah membuat hasrat untuk menjelajahi daerah baru. Memang, perlu kesabaran yang tinggi. Saat itu juga saya malas-malasan karena tidak memiliki kendaraan. Akhirnya bisa jadi ketagihan karena ajakan satu dua kali dari teman yang berlanjut hingga sekarang. 

Langkah awal adalah memahami nama-nama arah di Kota Malang

Sebelum menjadi navigator andal, saya memang sangat buta arah dengan jalanan yang ada di Kota Malang ini. Apalagi kalau amit-amit, nyasar ke suatu tempat kemudian tidak bisa kembali.

Seiring waktu, sampai sudah mempunyai kendaraan pribadi, rasa ingin tahu tentang kota ini semakin tinggi. Apalagi saya bebas, tidak ada pengawasan orang tua. Tapi ini jangan dijadikan contoh ya, karena lebih baik minta doa restu, daripada bermasalah. 

Nah, untungnya, saya mempunyai memori lumayan oke. Saya jadi sangat cepat untuk menghafal suatu jalan. Rumus saya sangat sederhana, yaitu menentukan patokan dari sebuah daerah. Misalnya, patokan saya adalah rumah, warung, minimarket, atau masjid di daerah tersebut. 

Selain itu, kalau sering melewati daerah tersebut, sebenarnya kamu akan hafal dengan sendirinya. 

Pernah suatu ketika, saya menanyakan sebuah tempat kepada warga sekitar. Jawaban yang saya dapat adalah arah-arah yang sangat saya tidak bisa pahami. Misal, “Nanti, Mas, ke arah ‘kulon’ saja.” Nah, kamu juga perlu memahami nama-nama arah supaya lebih jago navigasi. Kalau nggak, perantau baru di Kota Malang akan mudah tersesat.

Baca halaman selanjutnya: Memanfaatkan Google Maps…

Memanfaatkan Google Maps

Kalau lagi senggang dan tidak ada kesibukan lain, saya memang biasanya keluar sekadar untuk mencari angin dan menjelajahi Kota Malang. Buang-buang bensin sih, tapi suasananya itu loh yang tidak bisa dibohongi. Apalagi kalau saya melewati jalanan yang sangat syahdu dan adem. Sangat memanjakan mata! Selain jalan-jalan, kamu kudu mampir ke suatu tempat untuk menghafal dan mengenali daerah tersebut. 

Tips dari saya adalah kamu harus memanfaatkan Google Maps sebelum berangkat. Selain bertanya kepada warga, Google Maps itu bisa sangat membantu. Misalnya untuk memastikan nama jalan karena warga juga menggunakan nama jalan sebagai panduan navigasi.

Bisa sejago warga lokal

Ada salah satu pengalaman lucu terkait keberhasilan saya menghafal jalan di Kota Malang. Pengalaman tersebut terjadi ketika ketika sedang melaksanakan tugas fotografi di luar kampus. 

Seperti biasa, sebelum berangkat, kami ngobrol dulu soal tujuan dan lokasi di Kota Malang. Nah, ketika kami sudah jalan dan melintasi sebuah jalan, terjadi kelucuan. Jadi, salah 1 teman saya bingung dengan daerah tersebut. Menjadi konyol ketika saya tahu dia sudah lama tinggal di daerah tersebut.

Nah, berkat kemauan menjelajahi Kota Malang, saya bisa menjadi navigator sampai di lokasi tujuan. Itulah manfaatnya bagi perantau baru untuk segera tahu arah. Yah, warga lokal sih seharusnya sudah lebih paham. Namun, mungkin, ada saja warga lokal yang jarang bepergian atau lewat daerah tertentu padahal dekat rumah.

Oleh sebab itu, bagi perantau baru, khususnya mahasiswa, biar nggak tersesat di Kota Malang, segera menjelajahi daerah baru. Memang, Malang bisa “menyesatkan”, tapi jalan-jalan di sana mudah dihafalkan. Asal nggak mager bergerak saja, sih.

Penulis: Raihan Dafa Achmada

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Angkot Malang yang Bikin Perantau Newbie Bingung

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version