#4 Gembladhag
“Gembladhag” terdengar sangat kuat jika diucapkan, sesuai artinya. Kosakata bahasa Tegal ini digunakan untuk sesuatu yang menyala-nyala, membesar, dan kuat seperti api. Namun “gembladhag” nggak bisa digunakan untuk sesuatu seperti lampu atau cahaya yang besar.
#5 Kaligane
Kata “kaligane” mirip “ndilalah” dalam bahasa Jawa. “Kaligane” digunakan kalau ada sebuah peristiwa yang sepertinya sebuah kebetulan, tapi sebenarnya ada kaitan dengan peristiwa sebelumnya. Contoh: Suatu ketika saya bangun kesiangan padahal ada kelas jam 7 pagi, kaligane dosennya sedang keluar kota. Meskipun mirip dengan ketidaksengajaan atau kebetulan, kata ini hanya digunakan saat kita merasa beruntung.
#6 Karuan
Dalam bahasa Tegal, kata “karuan” memiliki dua pengertian. Pertama, memiliki arti seperti dalam bahasa Indonesia. Kedua, kata ini sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Contoh: Tugas sejarahe durung keh, karuan tah esih jam 3 (Tugas sejarahnya belum nih, karuan masih jam 3). Kata “karuan” di sini digunakan untuk menyebutkan yang sudah jelas fakta, namun diomongkan lagi.
#7 Nggriyeng
Kosakata bahasa Tegal selanjutnya yang sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah “nggriyeng”. Kata ini digunakan kalau ada orang menangis tapi nggak seperti menangis, dia hanya bersuara lirih tapi nggak mau berhenti. Biasanya digunakan untuk anak-anak yang nggak dibelikan mainan (meski tidak selalu), anak itu disebut nggriyeng.
#8 Gemblidig
Dalam bahasa Tegal ada banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak nakal, salah satunya “gemblidig”. “Gemblidig” ini bukan sekadar anak nakal, tapi anak itu memiliki tingkat kenakalan yang bikin jengkel dan orang lain nggak tahan melihat tingkahnya.
Sebenarnya masih ada lagi kosakata bahasa Tegal yang nggak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Namun karena saya kesulitan dalam mengartikan dan mendeskripsikannya ke bahasa Indonesia, akan saya bahas di lain kesempatan.
Setelah dipikir-pikir, ternyata bahasa Tegal kaya dengan kosakata yang nggak kita sadari bahwa kata itu nggak ada dalam bahasa Indonesia. Jangan sampai bahasa Tegal hilang karena nggak digunakan. Nggak usah malu jika terkesan medok atau bahkan dibilang kampungan. Jika kita tetap bangga menggunakan bahasa daerah, bahasa kita akan lestari dan nggak hilang.
Yuh ngomong basa Tegal!
Penulis: Liza Rizqi Amalia
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Panduan Penggunaan Bahasa Tegal biar Ngapak Makin Kepenak.