Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan?

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
17 Desember 2020
A A
Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan? terminal mojok.co juliari batubara menteri agama mensos korupsi bantuan corona

Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan? terminal mojok.co juliari batubara menteri agama mensos korupsi bantuan corona

Share on FacebookShare on Twitter

Lagi-lagi warganet terbagi menjadi dua kubu. Setelah menyetujui korupsi adalah hal bangsat–barangkali hanya Imam Darto yang menormalisasi korupsi sebagai tabiat manusia—kini warganet punya dua pembanding menarik. Yakni korupsi bansos dan korupsi dana haji, bangsatan yang mana? Wad000h.

Setelah argumen mengenai bantuan sosial adalah korupsi paling bejat sepanjang masa, hadir kubu yang nggak kalah kuat bahwa korupsi dana haji lebih bangsat. Muncul beberapa cuitan, mereka “berkelahi online” yang mustahil jemarinya mengeluarkan keringat. Kalau urat, bisa jadi.

Jika boleh sok agamis, dosa Juliari Batubara ini berlipat-lipat. Sudah memakan hak rakyat (rakyatnya rakyat miskin pula), eh setelah terjaring KPK, blio menimbulkan keributan di media sosial. Saya nggak paham kajian dosa dan neraka, namun yang namanya menimbulkan prahara, pastinya dapat ganjaran berupa dosa.

Tapi, mari kita lupakan dosa dan hal-hal menyeramkan lainnya. Itu urusan Juliari dan Yang Kuasa. Ia berani melakukan, berarti sudah berani bertanggung jawab. Ealah, Pak, eman-eman jabatanmu.

Kembali ke pembahasan yang bakal bikin nambah gaduh (waduh, dapat dosa dong saya). Yakni perihal bangsat mana antara korupsi bansos dan korupsi dana haji? Tentunya, dengan sudut pandang yang adil dan berimbang, saya akan menjabarkan dengan ngampet ngguyu.

Bagaimana nggak ngampet, lha wong sama-sama bangsat kok masih saja dibandingkan. Tapi begitulah warganet, selalu melakukan onani intelektual. Mengeluarkan pemikiran yang menurutnya wahid, namun pada aslinya nggak berpengaruh apa-apa.

#1 Korupsi dana haji

Wah, ini juga bisa masuk level korupsi paling bajingan sepanjang sejarah Indonesia. Mulai dari zaman berburu dan meramu, zaman Kerajaan Kutai, masuknya Islam, Orde Baru, sampai munculnya uget-uget seperti Terawan.

Tentu kita masih ingat dengan sosok nyentrik bernama Romahurmuziy alias Rommy. Halah, itu lho, orang yang hobinya nyanyi dan bikin iklan narsis ketika menjelang buka puasa. Nah, blio ditangkap terkait dugaan suap transaksi jabatan di Kemenag. Sekaligus menambah daftar panjang korupsi di tubuh Kemenag.

Baca Juga:

5 Istilah di Jurusan Ilmu Politik yang Kerap Disalahpahami. Sepele sih, tapi Bikin Emosi

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Pun yang bikin tambah nggak ngerti lagi, pada 2011 Kemenag mengalokasi dana Rp22 miliar untuk pengadaan penggandaan kitab suci Al-Qur’an di Ditjen Bimas Islam. Namanya bangkai, disimpan bertahun-tahun ya bakal tercium juga.

Kasus korupsi Al-Qur’an ini mencatut nama-nama yang cukup dikenal amat agamis. Fahd A. Rafiq, Zulkarnaen Djabar, Dendy Prasetia, serta mantan Direktur Urusan Agama Islam dan Pejabat Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kemenag, Ahmad Jauhari.

Lalu ada Suryadharma Ali, Menag yang menjabat pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini menjadi begitu ikonik. Bagaimana nggak ikonik? Yang dikorupsi itu uang yang akan digunakan untuk beribadah. Alias terbukti korupsi penyelenggaraan ibadah haji 2010-2013.

Ya bayangkan saja, ketika ribuan orang menabung untuk pergi ke tanah suci, tapi ada orang yang ingin merampas tujuan sentimentil itu secara keji. Bukan penjahat, bandar narkoba, pembunuh, atau preman pasar, melainkan Menteri Agama. Orang yang diberi tampuk perintah, mengurusi babagan kepada yang maha suci, Tuhan.

Dari sini kita jadi paham, korupsi ini bukan tentang kualitas manusia. Kualitas yang meliputi moralitas dasar, etika, hingga religiusitas. Nggak, nggak sampai melibatkan hal-hal ndakik seperti itu. Ini tentang bagaimana seorang manusia mengelola tabiat jahatnya. Sesederhana itu.

Saya jadi makin bertanya-tanya, apakah agama masih bisa menjadi pegangan kuat melawan tabiat buruk manusia? Lha wong yang menjadi “perwakilan” saja sering khilaf, apalagi saya yang salah masukin infak uang lima ribuan ke kotak amal, harusnya dua ribu saja, gelonya berhari-hari.

#2 Korupsi bantuan sosial

Jika Panasonik Gobel Award bikin nominasi pendatang baru terbangsat, mungkin Juliari Batubara bisa masuk nominasi karena korupsi bansos. Saya jamin, saya akan memberikan dukungan untuk blio agar menyabet gelar juara bergengsi tersebut.

Tapi, saya bingung setengah mati. Begini lho, kalau Menteri Agama khilaf dan blunder, mungkin kita bisa berpikiran bahwa ia sedang khilaf. Sudah. Jika Mensos malah ngosak-ngasik sikat dana bantuan, lha itu namanya apa? Mosok Menteri Sosial yang asosial? Kan nggak lucu.

Apalagi jika melihat latar belakang permasalahan, bansos ini untuk mereka yang membutuhkan selama pandemi Covid-19. Manusia biasa, yang nggak dapat potongan kue kemenangan petahana, bahkan urun pikul memanusiakan manusia selama pandemi.

https://twitter.com/iniyafi/status/1335572573627641857

Opo ya nggak malu gitu lho. Nggak ada dakwaan bahwa Menteri Sosial harus menjadi manusia pilih tanding paling sosial di muka bumi. Nggak begitu maksud saya. Tapi setidaknya apa ya nggak kemecer ketika melihat manusia biasa, nggak punya power apa-apa di pemerintahan, melakukan kebaikan yang bahkan jarang disorot sama sekali.

Apa ya bapak-bapak di jajaran atas sana nggak malu, melakukan pertemuan saja kudu difoto dan diberikan caption menarik oleh para stafnya. Jyaaan, bingung saya dengan logika kalian. Rp10 ribu per bantuan itu maksudnya apa? Preman pasar bahkan kastanya lebih baik ketimbang preman pandemi Covid-19 seperti Juliari Batubara.

Pada dasarnya korupsi bansos maupun dana haji, bahkan korupsi apa pun itu tindakan yang jahat. Jika ada kategori lagi di atas jahat, ya itulah singgasana yang tepat bagi para koruptor. Semua layak mendapat caci maki.

Namun, yang terpenting adalah memberikan sifat mawas kepada para pejabat di atas sana. Saking atasnya, kita sampai sulit untuk menggapai mereka. Mereka yang hilang mak cling ketika kondisi darurat seperti ini.

Kemudian saya harus heran. Menteri Sosial saja bisa melakukan tindakan asosial, keji, bangsat, jembut ngasut seperti ini, lantas Menteri Agama melakukan tindakan yang nggak mencerminkan tindakan beragama. Nah, bagaimana dengan sektor lainnya? Mohon maaf saja, ini sebuah pertanyaan, bukan dakwaan. Ini muncul atas dasar rasa tidak percaya.

Alih-alih mempersilakan untuk menjawab, kayaknya lebih tepat saya mempersilakan untuk kalian berkontemplasi, wahai pemerintah yang dipilih bukan dilotre.

BACA JUGA Indonesian Idol Harusnya Ubah Nama Jadi Indonesian Pop dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Desember 2020 oleh

Tags: KorupsiPolitik
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Etalase Ganjar Pranowo (Mungkin) Obat Mujarab bagi Setengah Abad Pungli di Indonesia

Etalase Ganjar Pranowo (Mungkin) Obat Mujarab bagi Setengah Abad Pungli di Indonesia

9 Agustus 2023
Ironi AHY: Dulu Digadang-gadang sebagai Cawapres, Kini Harus Puas Melihat dari Pinggir Gelanggang Pertempuran

Ironi AHY: Dulu Digadang-gadang sebagai Cawapres, Kini Harus Puas Melihat dari Pinggir Gelanggang Pertempuran

20 Desember 2023
buruh pabrik kuli bangunan ideologi kiri buruh mojok

Tak Perlu Malu Jadi Buruh Pabrik, Malulah kalau Jadi Pejabat Korup

18 Oktober 2020
Dalam Politik, Konsep Relawan Paslon Adalah Hal yang Paling Menjengkelkan terminal mojok.co

Dalam Politik, Konsep Relawan Paslon Adalah Hal yang Paling Menjengkelkan

27 November 2020
Serba-serbi Uang Rokok dalam Pelayanan Publik, Bukti Korupsi di Indonesia Susah Diberantas

Serba-serbi Uang Rokok dalam Pelayanan Publik, Bukti Korupsi di Indonesia Susah Diberantas

13 Oktober 2023
ASN Dipaksa Diam dan Dilarang Menunjukkan Pilihan Politik, tapi Menteri Terang-terangan Menunjukkan Dukungan, kok Pilih Kasih?

ASN Bisa Bersuara, Bisa “Mati” Maksudnya

31 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.