Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kontroversi Depok: Membangun Masjid tapi Menggusur Sekolah, Logikanya Gimana Sih?

Iqbal AR oleh Iqbal AR
15 Desember 2022
A A
Kontroversi Depok: Membangun Masjid tapi Menggusur Sekolah, Logikanya Gimana Sih?

Kontroversi Depok: Membangun Masjid tapi Menggusur Sekolah, Logikanya Gimana Sih? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Depok yang selama ini kita kenal unik dan banyak cerita mencengangkan, nyatanya juga problematis. Setelah geger babi ngepet yang ternyata hoaks (tentu saja), kini Depok lagi-lagi menjadi perbincangan akibat tingkah problematisnya. Pada November 2022, gerbang/jalan masuk SDN Pondok Cina 1 tertutup oleh trotoar. Peristiwa ini tentu saja mendapat respons yang kurang baik dari warga, termasuk orang tua siswa.

Ya gimana nggak jengkel, lha wong jalan masuk ke sekolah kok bisa-bisanya ditutupi trotoar. Untung saja Dinas PUPR Kota Depok segera turun tangan dengan memberikan akses jalan ke SDN Pondok Cina 1 berupa anak tangga. Meski begitu, adanya trotoar tinggi di depan SDN Pondok Cina 1 ini ternyata berbuntut panjang dan kurang baik.

Kota Depok, melalui Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman, mengatakan bahwa pihaknya akan membangun sebuah Masjid Jami Al Quddus tahun depan. Lokasi pembangunannya berada di tempat di mana SDN Pondok Cina 1 ini berdiri. Bahkan pembangunan masjid ini sudah disetujui oleh Gubernur Jawa Barat dan sudah melalui diskusi dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), yang mana mereka juga setuju. SDN Pondok Cina 1 juga rencananya akan direlokasi, yang mana itu tidak disetujui oleh para orang tua siswa

Dan pada Desember 2022, “konflik” ini semakin memuncak. Pihak pemerintah Kota Depok sampai membawa Satpol PP untuk mengosongkan SDN Pondok Cina 1 agar rencana pembangunan masjid segera terlaksana. Tentu saja orang tua siswa yang mengetahui rencana tersebut, mengadang Satpol PP yang ada di lokasi. Akhirnya, Satpol PP batal mengosongkan SDN Pondok Cina 1, dan para siswa masih bisa bersekolah.

Peristiwa ini, konflik antara pemerintah Kota Depok dengan orang tua siswa SDN Pondok Cina 1, sampai-sampai menarik perhatian warganet di media sosial. Tentu saja masih ada yang sepakat dengan rencana pemerintah Kota Depok. Namun, banyak pula yang tidak sepakat, mengingat tak ada urgensi apa pun untuk membangun masjid. Toh di Kota Depok, masjid juga tersebar di mana-mana, tidak kekurangan juga. Sementara pendidikan, dalam hal ini adalah keberadaan sekolah, seperti kita tahu juga sama pentingnya.

Pada akhirnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersurat kepada pemerintah Kota Depok agar konflik ini diselesaikan dengan musyawarah, tidak ada yang menang atau kalah, dan harus win-win solution. Sebuah solusi yang kurang konkret, dan seperti tidak mau turun tangan. Tapi ya sudah, tabiat pemerintah kita memang begitu.

Sudah jelas ini yes or no questions, suruh nyari jalan tengah ya nggak bisa to ya. Uaneh.

Nah, terkait konflik yang terjadi di Kota Depok ini, mari kita coba pahami logika pemerintahan Kota Depok, mengapa mereka sampai “tega” menggusur sekolah demi sebuah masjid. Pertama, dan ini harus dicetak tebal dan digaris bawahi, rumah ibadah dan sekolah itu sama pentingnya. Masjid berperan dalam spiritual masyarakat,untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Sementara sekolah, tentu saja berperan dalam memajukan kecerdasan bangsa, berperan dalam pembentukan karakter bangsa.

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Sekarang, mari kita coba cari tahu berapa banyak masjid di Kota Depok, setidaknya di Jalan Margonda. Kalau kita cari di Google dengan kata kunci “Masjid di Margonda Depok”, maka kita setidaknya akan menemukan tiga masjid dengan label “Masjid Jami”. Seperti kita tahu, “Masjid Jami” ini selalu identik dengan masjid besar. Dan sepertinya itu bukan situasi yang membutuhkan masjid baru. Toh di Depok secara keseluruhan juga tidak kekurangan masjid, kan?

“Tapi kan Margonda itu besar dan luas?” Iya, tapi apakah harus ada banyak masjid besar di satu jalan Margonda Raya? Apakah pembangunan masjid memang harus mengorbankan sebuah sekolah dasar?

Tidak, kan?

Lalu ngapain pemerintah Kota Depok ini ngotot banget pengin bangun masjid sampai harus menggusur dan merelokasi sekolah? Logikanya di mana?

Okelah kita paham bahwa Depok ini identik dengan kota yang sangat religius. Depok mungkin ingin menambah kadar religiusitas mereka. Tapi, apakah cara-cara seperti di atas ini adalah contoh tindakan yang mencerminkan sikap religius? Tentu saja bukan. Arogansi pemerintah Kota Depok yang ngotot membangun masjid dengan menggusur sekolah dasar itu malah menunjukkan bahwa mereka ini seperti ingin menangnya sendiri.

Islam itu sangat menjunjung tinggi pendidikan. Dengan menjalani pendidikan (menuntut ilmu), seseorang bisa mendapatkan ilmu yang dapat menunjang taraf hidup dan derajatnya baik di hadapan manusia, dan di hadapan Allah. Bahkan Islam memandang sebuah proses belajar, kegiatan pendidikan itu sebagai sebuah ibadah. Jika itu diganggu, sama saja dengan mengganggu sebuah ibadah. Iya, kan?

Islam juga sangat memuliakan tempat ibadah, dalam hal ini adalah masjid. Bahkan masjid itu disebut sebagai “Rumah Allah”. Islam menyuruh kita untuk memakmurkan masjid, meramaikan masjid dengan kegiatan ibadah, dan menjaga masjid dari hal-hal yang buruk. Tapi, Islam juga tidak suka ketika umatnya membangun masjid besar-besar, tapi tak terisi oleh manusia yang beribadah. Apalagi membangun masjid dengan cara menggusur dan mengganggu sebuah sekolah. Itu zalim namanya.

Dengan kenyataan ini, sepertinya pemerintah Kota Depok masih terlalu bodoh dalam memahami sikap religius yang selama ini mereka Imani. Alih-alih religius, pemerintah Kota Depok malah menunjukkan sikap arogan: membangun masjid dengan menggusur sebuah sekolah. Sikap tersebut sangat jauh dari filosofi Islam yang rahmatan lil alamin. Alih-alih menjadi rahmat, sikap pemerintah Kota Depok malah mirip seperti ancaman. 

Daripada membangun masjid-masjid baru dengan cara menggusur sekolah, pemerintah Kota Depok mending memakmurkan masjid-masjid yang sudah ada. Ini bisa dimulai dengan menyejahterakan masjid beserta pengurus-pengurusnya. Selain itu, pemerintah Kota Depok juga lebih baik memberikan kemudahan (baik itu dari segi izin, lokasi, bahkan dana) bagi umat agama lain untuk membangun rumah ibadah. Yang ini belum dilakukan, kan?

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Surat Terbuka untuk Pemkot Depok: Warga Butuh Akses Jalan Nyaman, Bukan Trotoar Instagrammable dan Barcode Pohon! 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Desember 2022 oleh

Tags: depokislamMasjidpenggusuranSekolahtubir-mjk
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

uztaz MOJOK

6 Tipe Ustaz yang Harus Kamu Hindari Ceramahnya

4 Juli 2020
Membangun Mal Baru di Margonda Depok Cuma Bikin "Penyakit", Mending Bikin Perpustakaan Mojok.co

Menambah Mal Baru di Margonda Depok Cuma Bikin “Penyakit”, Mending Membangun Perpustakaan

16 April 2024
Bilangnya Disuruh Belajar di Rumah, tapi Malah Dikasih Banyak Tugas

Bilangnya Disuruh Belajar di Rumah, tapi Malah Dikasih Banyak Tugas

20 Maret 2020
Kepada Pencuri Sandal: Masjid Itu Tempat Ibadah, Bukan Sasaran Empuk Nyolong Sandal Mojok.co

Kepada Pencuri Sandal: Masjid Itu Tempat Ibadah, Bukan Sasaran Empuk Nyolong Sandal

6 Desember 2023
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan

11 Mei 2020
Jangan Jadi Dosen dan Guru: Gajinya Irit, Tanggung Jawab Selangit Mojok.co

Jangan Jadi Dosen dan Guru: Gajinya Irit, Tanggung Jawab Selangit

23 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.