Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Konten TikTok Jadi Standar Hidup: Masa Bahagia Saja Harus Mengekor Orang Lain?

Wanda Widian Febriantina oleh Wanda Widian Febriantina
11 Oktober 2022
A A
Konten TikTok Jadi Standar Hidup: Masa Bahagia Saja Harus Mengekor Orang Lain?

Konten TikTok Jadi Standar Hidup: Masa Bahagia Saja Harus Mengekor Orang Lain? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Salin link konten TikTok, kirim ke pacar, berantem. Sudah biasa

Di bulan-bulan yang agaknya akan selalu penuh dengan hujan, sepertinya cocok untuk kita berbicara tentang konten-konten TikTok yang kini malah jadi patokan untuk menjalani kehidupan. Topik ini tiba-tiba hadir ketika saya sedang duduk sendiri di kosan dan mengingat percakapan saya dengan kawan beberapa minggu sebelumnya, dia bilang, “Gara-gara konten orang benahin footstep motor buat pacarnya di TikTok, bikin hidup saya ruwet.”

Saya dan kawan-kawan tertawa gara-gara hal tersebut. Tapi, sebenarnya, tanpa kami sadari, ternyata kami pun juga mem-validasi budaya tersebut. Tanpa sadar, saya, kamu, dan manusia lain, menjadikan konten TikTok sebagai standar hidup. Buktinya? Kawan kami yang ruwet hidupnya.

Tidak bisa dimungkiri, TikTok memang kini menjadi sebuah media sosial yang layak menyandang gelar “banyak diminati”. Bagaimana tidak, semua konten dari berbagai topik kehidupan bisa kalian temukan pada satu platform ini. Mulai dari topik terkait keluarga, pertemanan, pasangan bahkan sampai informasi yang sedang hangat diperbincangkan, selalu bisa hadir dengan cepat di FYP TikTok.

Lalu yang menjadi pertanyaan, apa sih yang bikin orang memakai konten TikTok sebagai standar hidup?

Berdasar penelusuran dan pengalaman pribadi, konten TikTok itu banyak yang “indah”. Maksudnya, memberikan pengalaman menyenangkan sekaligus menggiurkan. Kedua, vibesnya membahagiakan. Mirip-mirip sih, anggap aja beda.

Padahal, harus kita sadari bahwa setiap orang punya cara sendiri untuk menjalani hidup. Gaya hidup satu orang, nggak bisa mentah-mentah diaplikasikan pada hidup orang lain.

Contoh konten TikTok “a day in life”. Misalnya begini, hidup kalian dimulai dengan bangun tidur, mandi, lalu sarapan roti/nasi, terus lanjut aktivitas. Gara-gara konten “a day in life” yang kalian tonton itu memulai hari dengan minum kopi estetik ala-ala, kalian ikutan ngopi setelah bangun tidur. Jebul, lambung kalian kaget menerima kopi setelah bangun. Alih-alih estetik, kalian mengerang karena asam lambung. Ini contoh sederhana saja.

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

Mengaplikasikan konten TikTok kepada kehidupan sehari-hari, apalagi menjadikannya sebagai standar hidup, tentu saja bukan perkara yang mudah. Apalagi jika kreatornya memang sudah sadar bahwa ini adalah rekayasa yang mereka bikin untuk menaikkan engagement. Semuanya jelas artifisial, dan tentu nggak applicable untuk keseharian.

Terutama konten TikTok tentang pasangan. Serius, gaya pacaran orang beda-beda. Ada yang love language-nya physical touch, ada yang quality time, atau yang lain-lain. Kalau jelas tak sama dengan yang kalian alami, kenapa nekat mengubah standar? Selama tidak abusif dan manipulatif, tak ada yang salah dengan gaya pacaran kalian kok. Kenapa berusaha amat keras untuk menjadi orang lain?

Jujur, bagi saya pribadi memang ada beberapa konten TikTok yang pantas menjadi standar hidup. Tentu saja, konten yang positif. Tapi yang menjadi pertanyaan, apa yang kita harapkan dari sebuah konten? Selagi kita bisa bahagia dengan apa yang kita lakukan sekarang, kenapa tidak kita bersyukur untuk segala yang ada dan yang kita punya sekarang?

Mungkin kebahagian dan kesempurnaan yang hadir dalam sebuah konten tidak sepenuhnya selalu menjadi patokan sumber kebahagiaan. Kenapa tidak kita menciptakan konten kebahagian sendiri?

Kenapa, untuk bahagia saja, kalian harus mengekor orang lain?

Penulis: Wanda Widian Febriantina
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tiktok (Pernah) Dianggap Medsos Goblok, Padahal Twitter dan Instagram Sama Saja Gobloknya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Oktober 2022 oleh

Tags: Kebahagiaankonten tiktokstandar
Wanda Widian Febriantina

Wanda Widian Febriantina

Tulisan saya selalu hadir dalam keadaan tak terduga. Itu lebih baik daripada saya terpaksa menghadirkannya. Temukan saya pada @wanda_Febriantina.

ArtikelTerkait

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

24 September 2025
Konten TikTok Perempuan Pakai Baju PKB, Bikin Netizen Pengin Gabung Meski Nggak Jelasin Ideologi Partai terminal mojok.co

Konten TikTok Perempuan Pakai Baju PKB, Bikin Netizen Pengin Gabung Meski Nggak Jelasin Ideologi Partai

27 April 2021
Konten TikTok Dokter Periksa Pembukaan Lahiran Itu Bikin Ngilu dan Nggak Nyaman! terminal mojok.co

Konten TikTok Dokter Periksa Pembukaan Lahiran Itu Bikin Ngilu dan Nggak Nyaman!

19 April 2021
Kok Bisa Ada Orang Bahagia di Jogja, padahal Hidup Mereka Susah?  

Kok Bisa Ada Orang Bahagia di Jogja, padahal Hidup Mereka Susah?

1 Agustus 2022
kebahagiaan, filsafat stoa

Resep Kebahagiaan di Tengah Keambyaran Ala Epicurus

22 April 2020
7 Alasan untuk Meninggalkan Medsos Lain dan Beralih ke TikTok terminal mojok.co

7 Alasan Orang Perlu Pindah Medsos ke TikTok

15 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.