Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Konten Jakarta ke Bekasi 2 Jam: Di Jogja Bisa Tembus Gunung tapi Kudu Nekat

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
25 Januari 2023
A A
Konten Jakarta ke Bekasi 2 Jam Di Jogja Bisa Tembus Gunung tapi Kudu Nekat Terminal Mojok

Konten Jakarta ke Bekasi 2 Jam Di Jogja Bisa Tembus Gunung tapi Kudu Nekat (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Konten 2 jam di Jakarta cuma sampai Bekasi mungkin ada benarnya, tapi berkendara di Jogja juga nggak jauh beda~

Kulit belang, kemacetan, polusi, dan suara klakson sudah jadi bagian dari kehidupan para pengendara kendaraan bermotor di Indonesia. Dan tampaknya hal itu dirasakan berkali-kali lipat oleh pengendara di ibu kota Jakarta.

Beberapa waktu lalu, akun Twitter @txtdrjkt memposting ulang konten TikTok milik @arifrfq. Konten berisi akting dan dialog yang dilakoni oleh satu orang yang sama tersebut menggambarkan kondisi lalu lintas ibu kota. Nggak sekadar kasih tahu gimana suasana lalu lintas Jakarta dengan segala kepadatan dan kemacetannya, konten tadi juga membandingkan pengendara mobil di Jakarta dan di daerah lain.

2 jam di Jakarta paling cuma nyampe Bekasi. 2 Jam di daerah bisa tembus gunung🤣🤣 pic.twitter.com/zvpSR8Zhhg

— TXT DARI JAKARTA (@txtdrjkt) January 16, 2023

Di dalam konten berdurasi 52 detik tadi, si kreator meng-highlight beberapa hal yang umum di Jakarta tapi aneh di daerah lain seperti durasi berkendara, keleluasaan saat putar balik, dan kesulitan dalam menemukan exit toll yang benar. Nah, pas membagikan video tadi, @txtdrjkt memberikan deskripsi bahwa di Jakarta, waktu 2 jam hanya bisa sampai Bekasi. Sementara itu di daerah lain, waktu tempuh 2 jam bisa membawa mereka tembus gunung.

Dari konten tadi, banyak banget warga ibu kota yang ikutan komen. Ada yang bilang kalau di Jakarta, khususnya hari Jumat pada jam keluar kantor, durasi perjalanan 2 jam cuma bisa tembus dari Grogol ke Petukangan. Ada juga pendatang yang culture shock karena orang Jakarta menganggap perjalanan dengan waktu tempuh 30 menit termasuk dekat. Eh, tahunya memang dekat, cuma macet aja jadi lama~

Membandingkan waktu tempuh 2 jam di Jakarta dan di daerah lain memang nggak salah. Faktanya, waktu tempuh 2 jam di daerah lain bisa sampai tembus gunung juga bukan hiperbola.

Di daerah lain yang less crowded dibandingkan Jogja, 2 jam kayaknya bisa dipakai buat kabur dari rumah. Contohnya rumah mbak saya yang tinggal di Temanggung bagian lereng Gunung Prau berjarak 62 kilometer dari Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang dan bisa ditempuh dalam waktu 2 jam. Beneran bisa tembus gunung, Gaes.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Padahal kontur jalan menuju rumah mbak saya cenderung nggak rata dan nggak mulus-mulus banget. Bahkan banyak bagian jalan yang bolong-bolong karena aspalnya terkikis. Tapi daerah sana memang nggak begitu ramai oleh kendaraan.

Beda banget sama Jakarta yang jumlah sepeda motornya melebihi angka 16 juta unit dan mobil penumpangnya melampaui 4 juta unit pada 2021. Ini baru yang kendaraan di Jakarta, belum kendaraan dari daerah penyangga lain kayak Bekasi, Depok, Bogor, atau Tangerang yang setiap harinya migrasi ulang-alik ke Ibukota.

Kalau bicara kota kelahiran dan tempat tinggal saya sekarang, banyak yang bilang kalau Daerah Istimewa Yogyakarta juga sama bikin tuanya kayak Jakarta. Jogja makin lama makin macet! Memang sih di Jogja kendaraan juga padat dan jalanan cenderung sempit, tapi saat ini jalanan di Jogja masih ada di tahap cenderung ramai (agak) lancar.

Yah, kecuali beberapa tempat yang terkenal macet pol, contohnya Malioboro saat musim liburan. Bahkan saat libur Natal dan Tahun Baru lalu, di bawah flyover Jombor terpasang pemberitahuan bahwa Malioboro macet dengan kecepatan kendaraan rata-rata cuma 5 km/jam. Edan! Bahkan motor masuk kampung aja kecepatannya 10 km/jam, lho. Lebih cepat daripada mereka yang terjebak di Malioboro.

Di Jogja, 2 jam bisa tembus gunung? Bisa. Tapi, memang harus punya modal nekat dulu mengingat Jogja kian macet.

Di konten video di atas juga digambarkan kalau muter atau pindah lajur di Jakarta cenderung susah dan bakal langsung jadi sasaran klakson kendaraan lain. Di Jogja pun kayak gitu, kok. Setiap hari saya lewat Jalan Magelang sebagai jalur komuter dan setiap hari pula saya menyaksikan banyak pengguna jalan yang saling nggak mau mengalah.

Beberapa waktu lalu saya bahkan melihat sebuah mobil yang dengan nggak sabarannya membunyikan klakson kepada simbah-simbah bersepeda ontel yang sedang menyeberang jalan. Rasanya saya pengin teriak di kuping sopir mobilnya, “Nek ra sabar, mebur o!”

Mungkin terdengar agak hiperbola, tapi menyeberang jalan di Jogja juga sama menegangkannya kayak rintangan Ninja Warrior. Nyebrang jalan di sini butuh kenekatan. Tanpa hal itu, dijamin kamu nggak akan berhasil nyebrang jalan.

Di Jogja, hampir mustahil nunggu jalan lengang atau jarak antarkendaraan jauh. Jarak ban motor yang sedang melintas dengan badan penyeberang cuma sedepa pun bakal tetap diterabas untuk menyeberang. Kalau nggak begitu, ya harus nunggu sampai tengah malam. Kan nggak semua jalan ada Pak Ogah. Kadang Pak Ogah juga ogah nyebrangin sepeda motor karena pengendara motor jarang ngasih apresiasi buat jasanya dalam bentuk selembar uang.

Selain bertambahnya jumlah unit kendaraan dari waktu ke waktu sementara luas jalan segitu-segitu aja, waktu tempuh di Jogja juga jadi lama karena banyak banget kendaraan yang nggak tertib. Di ringroad sekarang banyak kendaraan roda empat yang tiba-tiba pindah ke jalur lambat pas sudah mulai mendekati lampu merah. Mereka menunggu lampu hijau di area yang seharusnya menjadi jalan lewat bagi kendaraan yang mau belok kiri. Kendaraan yang nggak bisa lewat gara-gara mereka pun harus ikutan nunggu lampu hijau.

Masih banyak ketidaktertiban lain dari pengendara di Jogja. Mbuh sejak kapan pengendara kendaraan bermotor di Jogja suka menerobos lampu merah. Ditambah lagi di Jogja kendaraan umum sudah nyaris punah, cuma ada Trans Jogja di sini. Bus yang dulu melewati Jogja Kota seperti jalur 6, 12, 15, dan banyak bus lain sudah nggak beroperasi.

Inilah PR buat para pemerintah daerah. Kalau dibiarkan saja atau salah ambil kebijakan, lama-lama pengendara beneran bisa tua di jalan karena waktu tempuh yang makin lama. Waktu yang harusnya efektif dipakai untuk kegiatan produktif malah habis di jalan.

Untuk menutup artikel ini, saya pinjam cuitan akun @urturamen yang ikutan nimbrung konten video tadi sebagai kutipan ala-ala. Satuan jarak udah bukan lagi meter, kilometer, tapi menit atau jam. Biar jarak cuma 7 km kalo ngabisin waktu satu jam ya sama aja jauh rasanya.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Hal Normal di Jakarta tapi Dianggap Tak Biasa di Daerah Lain.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Januari 2023 oleh

Tags: bekasiJakartaJogjakontenmacetMedia Sosial
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

[injam buku teman buku bajakan etika meminjam buku bacaan terminal mojok.co

Memotret Buku lalu Menguploadnya di Media Sosial itu Sebenarnya Buat Apa, Sih?

14 Agustus 2019
ereveld makam korban perang belanda jogja sulitnya cari makam kuburan mojok

Sulitnya Mencari Makam di Jogja

6 Oktober 2020
10 Kuliner Khas Solo yang Bikin Kaget Warga Jogja (Unsplash)

10 Kuliner Khas Solo yang Paling Bisa Bikin Kaget Warga Jogja

20 Desember 2024
Jalan Parangtritis Jogja Memang Lurus dan Halus, tapi Justru Berpotensi Bikin Pengendara Terlena, Ngebut, Benjut!

Jalan Parangtritis Jogja Memang Lurus dan Halus, tapi Justru Berpotensi Bikin Pengendara Terlena, Ngebut, Benjut!

4 Februari 2024
5 Rekomendasi Pastry Cafe Instagramable di Jakarta Terminal Mojok

5 Rekomendasi Pastry Cafe Instagramable di Jakarta

22 Juni 2022
Bukan Jogja, Bukan Surabaya, apalagi Jember, Sebenar-benarnya Kota Pelajar Adalah Malang!

Bukan Jogja, Bukan Surabaya, apalagi Jember, Sebenar-benarnya Kota Pelajar Adalah Malang!

6 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.