Klaten, Daerah Tempat Tinggal Paling Masuk Akal untuk Pekerja Jogja yang Ngeri dengan Harga Properti

Klaten Diam-diam Lebih Urban daripada Bantul Mojok.co jogja

Klaten Diam-diam Lebih Urban daripada Bantul (wikipedia.org)

Klaten adalah daerah yang paling masuk akal untuk ditinggali pekerja Jogja. Sebab, kota ini punya harga properti yang masih masuk akal

Wacana cabut dari Wonogiri pindah rumah ke Jogja kerap jadi hal yang saya dan istri bicarakan tiap di rumah. Meski kami tidak (begitu) bermasalah LDM karena urusan pekerjaan, tapi lambat laun opsi itu seakan-akan makin tak mungkin dijalani mengingat anak kami makin besar dan makin tak bisa ditinggal.

Saya tidak ada masalah tinggal di Wonogiri. Aku tumbuh besar di sini, asli Wonogiri, dan akan mengaku orang Wonogiri sampai kapan pun. Tapi pekerjaan saya sudah begitu settle di Jogja dan meninggalkannya jelas hal yang gila. Cuma, pindah ke Jogja juga tak mudah karena harga rumah dan biaya hidup di sini begitu mahal.

Oleh karena itulah, saya entah kenapa belakangan melirik Klaten sebagai opsi tempat tinggal yang masuk akal.

Saya dan Klaten punya love-hate relationship. Hate, karena kota inilah yang memisahkan saya dengan Jogja. Love, karena saya sudah melewati kota ini selama 14 tahun. Bahkan, istri saya sendiri punya darah Klaten. Jadi, memang jodoh kali ini sama kota ini.

Tapi kenapa saya malah pengin tinggal di Klaten, padahal niat awalnya pindah ke Jogja agar bisa tetap kerja dan dekat dengan keluarga?

Harga properti yang nggak bikin ngeri

Seperti yang sudah kita tahu, Klaten ini seakan-akan kota yang sial, karena terjepit oleh Jogja dan Solo. Akibatnya, jadi nggak dikenal. Ini reaksi yang lumrah mengingat kota ini sebenarnya ya keliatan biasa saja. Tapi, kalau mau melihatnya lebih dalam lagi, potensi kota ini justru begitu gila.

Klaten selama ini hanya dikenal karena umbulnya, tapi orang pada lupa bahwa kota ini sebenarnya kota yang begitu nyaman untuk ditinggali. Untuk kota yang dihimpit dua kota besar, kota ini masih tidak begitu “tercemari” efek pembangunan masif yang sering menghancurkan.

Saya merasa tinggal di Klaten itu nggak begitu berbeda ketimbang di Wonogiri, cuman Klaten jauh lebih lengkap ketimbang Wonogiri. Setidaknya di bagian franchise terkenalnya. Kota ini udah punya Fore, Awor, dan kafe-kafe lain yang jelas menyediakan kebutuhan bagi anak-anak muda.

Klaten juga masih asri, kayak Wonogiri. So, yeah, nggak ada bedanya.

Lalu yang perlu digarisbawahi adalah harga properti. Harga rumah di Klaten belum segila Jogja. Meski lebih mahal ketimbang Wonogiri, tetap saja harganya masih masuk di akal. Saya cek di grup Facebook jual beli rumah di Klaten, 200 jutaan sudah dapat rumah. Coba deh situ cari rumah di Sleman dengan harga segitu. Good luck.

Katakanlah saya KPR, cicilannya masih akan masuk akal. Coba kalau di YK, wah, gaji saya kayaknya cuman cukup untuk satu cicilan.

Klaten dan Jogja itu deket, nggak usah khawatir

Harga properti yang masih masuk akal jelas bikin saya tertarik. Terlebih, jarak Klaten dan Jogja itu deket pake banget. Misal saya rumahnya di deket Stasiun Srowot, kayaknya enak banget mau berangkat ke kantor Mojok, soalnya ada jalan tembusan di Prambanan yang motong waktu sekitar setengah jam. Yaaa, paling 20 menit lah sekali perjalanan.

Saya jelas tidak jauh dari keluarga, ke kantor juga nggak capek, misal mau nongkrong ya nggak sulit-sulit amat karena nggak jauh. Bandingkan kalau dari Wonogiri, wah boyokku ra kuat bolo.

Jadi menurut saya, bagi para pekerja yang ingin pindah ke Jogja tapi keder liat harga properti, saya sarankan untuk cek Klaten. Saya yakin, dalam 5 tahun ke depan, Klaten akan berbenah dan bisa jadi destinasi sendiri. Nggak ada lagi ceritanya jadi kota singgah doang. Ini juga sudah berbenah sih, dan saya yakin kota ini akan melenting. Mark my words.

Saya sendiri sampai sekarang masih bimbang, tapi nggak heran juga kalau tiba-tiba saya pindah ke Klaten. Sebab ya, memang kota ini adalah kota paling masuk akal untuk ditinggali pekerja Jogja.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Udah Nggak Usah Debat, Kopi Saset Terbaik Itu ya Nescafe Classic, Kopi Lain Baiknya Diam di Pojokan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version