Tahun lalu saya mendapat kesempatan KKN di batas negara. Saat pertama kali mengetahui kalau saya bertugas di Pulau Kalimantan, tepatnya di perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia, saya takut bukan main. Bagaimana tidak? Hanya berita buruk yang sering saya dengar dari perbatasan. Mulai dari konflik hingga fasilitas yang kurang memadai yang membuat bertahan hidup menjadi berkali-kali lipat sulitnya.
Asal tahu saja, saya mengikuti program KKN Kebangsaan 2023 di Kalimantan Barat. Tepatnya di Desa Kaliau, Kabupaten Sambas. Kaliau merupakan salah satu desa di batas negara antara Indonesia dan Malaysia.
Daftar Isi
Tidak terbelakang seperti bayangan saya
Di dalam benak saya sebelum KKN, daerah perbatasan pasti tertinggal dalam berbagai aspek. Ternyata saya salah besar. Perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, dalam hal ini di Desa Kaliau, cukup maju. Hadirnya pos lintas batas negara membuat daerah ini lumayan maju.
Sebagai objek vital keluar masuknya transportasi, barang, dan manusia membuat daerah ini cukup ramai. Itu mengapa di daerah ini terdapat banyak sekali toko dan tempat hiburan untuk memenuhi kebutuhan warga perbatasan. Otomatis area di sekitar perbatasan sebagai penunjang kebutuhan dan ekonomi warga.
Kadang saya dan teman-teman sering berkunjung ke pos lintas untuk sekadar jalan-jalan dan berfoto. Asal tahu saja, ada banyak sopot Instagramable di sana. Itu mengapa kawasan ini lumayan ramai pengunjung di waktu libur. Banyak pelancong yang datang dari luar daerah perbatasan untuk sekedar melihat-lihat pos wilayah perbatasan.
Ada minimarket yang dianggap sebagai hiburan oleh mahasiswa KKN
Tidak saya sangka, di perbatasan Indonesia dan Malaysia ada Indomaret dan Alfamart. Ekspansi dua merek minimarket itu benar-benar getol ya, daerah perbatasan pun tidak luput. Saya dan kawan-kawan sering menjadikan kehadiran minimarket ini sebagai hiburan. Bahkan, saya kerap mampir ke sana hanya sekedar untuk menemani teman-teman KKN belanja.
Saya mencermati, ada satu hal yang paling mencolok antara minimarket di perbatasan negara dengan minimarket di kota-kota besar yakni harga. Iya, harga minimarket perbatasan lebih mahal. Selain itu, minimarket kerap dijadikan sebagai ajang tegur sapa dengan orang-orang yang ditugaskan di perbatasan. Mungkin kami merasa ada kedekatan sebagai sesama orang bukan perbatasan yang ditempatkan di sana.
Indonesia, tapi banyak sentuhan Malaysia
Seperti yang sudah saya jelaskan, dan mungkin banyak orang duga, di daerah perbatasan begitu mudah untuk mendapatkan produk negara tetangga. Bahkan, harga produk-produk Malaysia lebih murah daripada produk Indonesia. Mungkin, ongkos distribusi barang-barang itu sampai di perbatasan lebih murah negara tetangga ya daripada Indonesia.
Produk-produk Malaysia yang banyak masuk perbatasan kebanyakan makanan ringan. Salah satu yang paling populer adalah berbagai varian merek Milo yang konon katanya lebih enak daripada Milo Indonesia.
Selain camilan, barang dari Malaysia lainnya yang mudah ditemukan di Indonesia adalah mata uang Ringgit. Biasanya, setiap pagi atau sore hari ada banyak warga, terutama ibu-ibu, yang menawarkan jasa penukaran uang. Selain itu, toko-toko yang menjual barang Malaysia juga melayani jasa penukaran uang.
Tiap weekend warga perbatasan pergi ke luar negeri
Hal unik lainnya yang selama saya KKN di sini, hampir setiap weekend warga negara Indonesia di perbatasan pergi ke Malaysia untuk mengunjungi saudara. Tentu mereka harus melewati pemeriksaan yang ketat sebelum melewati bisa ke negara tetangga.
Akan tetapi, kata warga setempat, dahulu sebelum ada pematokan batas negara yang jelas dan hadirnya pos lintas, tidak ada pemeriksaan kalau mau ke negara tetangga. Mereka biasanya berjalan kaki ke Malaysia untuk berjualan maupun berbelanja. Setelah daerah perbatasan mulai dijaga dengan ketat, mereka mulai terpisah dengan saudara sendiri, karena ada yang memilih menjadi warga negara Malaysia.
Nongkrong dan kerja bakti bareng tentara Indonesia
Di sini kami mahasiswa KKN sering diajak nongkrong dan main bareng oleh TNI yang berjaga di perbatasan. Tentu saja ini mereka lakukan ketika tidak berjaga ya. Kadang mereka mampir ke pos KKN kami untuk silaturahmi dan mengecek keadaan kami. Kadang juga mereka mengajak ngobrol di kafe ataupun pos penjagaan.
Satu hal yang saya cermati, abang-abang TNI ini suka sekali bermain voli pada sore hari bersama masyarakat setempat. keharmonisan di perbatasan.
Para tentara ini memang sudah sangat berbaur dengan masyarakat, momen yang paling saya ingat ketika kami mengikuti program kerja bakti di salah satu dusun , banyak sekali tentara gabungan Indonesia – Malaysia yang turut membantu. Masyarakat memang sudah sangat terbiasa dengan kehadiran para tentara, yang mana para tentara selain membantu menjaga perbatasan juga sering membantu warga jika dimintai tolong oleh mereka.
Begitulah pengalaman saya selama KKN di perbatasan, walaupun hanya sebulan di sana, saya menjadi yakin apabila perbatasan negara kita dijaga dan difasilitasi dengan baik serta memperhatikan masyarakat setempat, niscaya saudara kita di perbatasan negeri pun bisa merasakan hal yang sama seperti kita yang di kota.
Penulis: Muhammad Arif Setyono
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Mahasiswa KKN: Berlagak Pahlawan, padahal Cuma Beban. Pahlawan Sebenarnya ya Masyarakat Desa!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.