Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kisah Cinta Tak Sampai Pelaminan, Dituduh Pakai Pelet, dan Berakhir Platonis

Taufik oleh Taufik
1 Desember 2020
A A
Kisah Cinta Tak Sampai Pelaminan, Dituduh Pakai Pelet, dan Berakhir Platonis terminal mojok.co

Kisah Cinta Tak Sampai Pelaminan, Dituduh Pakai Pelet, dan Berakhir Platonis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya terkenal sebagai orang yang sabar. Bukan klaim sepihak, tapi memang itulah yang diamini teman-teman saya. Mereka membuktikannya dengan menguji saya. Dari hal paling sepele misal menyebut nama orang tua saya (macam olok-olok anak kecil), mengejek rambut saya yang keriting, sampai dengan menyebut saya anak haram dan semacamnya. Tapi, tetap tidak membuat pertahanan emosi saya jebol. Hal yang sama juga terjadi ketika ada teman yang berbicara menyerempet hal-hal mengenai pacaran, kisah cinta, pilihan untuk menikah atau tidak, sampai pada hal yang lebih menjurus, yaitu orientasi seksual. 

Semuanya tidak lantas membuat saya murka. Bukan, bukan karena saya tidak punya prioritas atas itu. Saya punya banyak pertimbangan terhadap masalah satu ini, tentu saja yang membuat saya menjadi sangat hati-hati dan tidak asal njeplak.

Ada banyak pertimbangan seperti yang pernah saya tuliskan dalam artikel “Saya Bukannya Antimenikah, tapi Punya Pertimbangan yang Kompleks”. Satu dari sekian alasan sudah saya tuangkan di artikel tersebut. Masih banyak lainnya. Tapi, mari saya ceritakan satu lagi kisah cinta yang membuat saya memenuhi ekspektasi untuk lebih baik menjalani cinta platonis saja daripada terjebak cinta yang tidak memberikan manfaat sama sekali itu. Menikah, nanti bakal menyesal, tidak menikah juga sama saja bakal menyesal.

Saya pernah menjalani sebuah kisah cinta dengan seorang wanita (tentu pujaan) selama kurang lebih 3 tahun. Waktu yang relatif lama jika kami menganggap itu hanya main-main. Lha wong pas nembak dia aja saya bilangnya gini, kok, “Maukah kamu menjadi istriku?” Sebuah ajakan berpacaran (baca:menikah) yang tentu tidak ada unsur main-mainnya sama sekali.

Tapi, itu juga akan terkesan main-main jika saya ceritakan detail kami berpacarannya. Saya yang di Surabaya dan doi yang di Jogja membuat kami menjalani kisah jarak jauh (LDR). Masih normal karena orang juga menjalani hal yang sama. Sampai pada suatu waktu ketika si doi memblokir saya yang sebelum itu menjelaskan panjang lebar tujuannya. Tentu saja tidak akan saya bongkar di sini semua isi pembicaraan kami. Yang pasti setelah itu, kami berkomunikasi dengan satu aturan main, menulis surat lalu dikirim melalui email. Cara yang cukup ndeso bener, mengingat teknologi sudah secanggih ini.

Percaya tidak percaya, setelah sebelumnya kami mencapai milestone tahun pertama pacaran dengan komunikasi intens dan normal, setahun setelahnya kami lalui dengan cara tadi itu, komunikasi melalui email. Saya yang menggunakan Yahoo Mail sedangkan doi Gmail.

Kisah cinta tumbuh? Tentu saja. Bagi yang pernah atau akan pacaran, mungkin mengalami hal yang sama. Tidur tidak nyenyak karena kepikiran doi. Makan tidak enak juga karena kepikiran doi. Untungnya saya lumayan kuat udan tidak terserang tipes karena kebanyakan mikirin doi. Dengan kondisi yang kadang seminggu baru ada surel masuk dari doi yang lantas saya balas juga dengan surel itulah, kisah cinta kami semakin kuat.

Sampai pada tahun terakhir kami menjalani masa penjajakan (pacaran), hal-hal buruk mulai menyerang. Doi harus pulang ke kampung halamannya setelah menyelesaikan studinya. Tidak perlu saya sebutkan karena saya tidak mau spoiler. Doi juga yang tentu saja sudah menyelesaikan salah satu fase paling krusial dalam hidupnya (wisuda) segera menyatakan kepada orang tuanya bahwa “Arjuna-nya” sudah siap untuk melamar.

Baca Juga:

Kasta Kentut dalam Hubungan Asmara

Sosok Ayah yang Tak Akan Pudar Jasanya walau Telah Lama Meninggal

Tapi, demi mengetahui bahwa saya adalah orang dari pulau seberang (bukan dari Pulau Jawa), keluarganya mengecam. Terlebih ayah dan ibunya. “Tidak ada jalan untuk orang luar pulau mempersunting anak saya!” Mungkin seperti itu jika doi (katanya) menerjemahkan isyarat dari ayahnya jika sudah bicara masalah bersuami-istri dan menyebut nama saya.

Keluarga besarnya? Saya hanya bisa berharap kepada satu orang abang kandungnya yang masih tetap memberi saya semangat untuk tetap berusaha mendapatkan hati keluarganya, terutama bapak dan ibunya. Keluarganya yang lain? Malah menuduh saya menggunakan pelet untuk menggaet doi. Padahal, saya sudah berdarah-darah bersumpah menyebut nama Allah Tuhan Penguasa Semesta bahwa saya jauh dari hal-hal musyrik macam itu. Namun, semakin saya berusaha meyakinkan, semakin besar keyakinan mereka bahwa pelet itu telah merasuk ke dalam diri doi. 

Bahkan mereka meyakinkan orang tua doi bahwa pelet itu masuk ke tubuh doi melalui jabat tangan saya dengan doi. Saya mengingat lagi, kapan saya berjabat tangan dengan doi. Dan di seluruh timeline yang bisa saya ingat bersama doi, saya tidak pernah berjabat tangan. Offline maupun online. Tidak sekalipun kami pernah berjabat tangan. Ya karena saya dan doi berkomitmen untuk menjalani “pacaran” se-syar’i itu.

Pernah sekali waktu teman-teman saya dari Terminator cabang Jogja memastikan apakah saya menggunakan pelet atau tidak untuk menggaet doi dengan melihat foto doi. Namun, mereka berani memastikan bahwa untuk sekelas saya, mendapatkan doi, tidak butuh yang namanya pelet.

Sampai akhirnya saya bertekad bahwa cinta ditolak, ya sudah. Toh penolakan itu datang dari orang tuanya, bukan doi sendiri.

Walau pada akhirnya kami juga tetap tidak bisa bersama dan memutuskan untuk sudahi saja kisah cinta itu, saya sendiri berkomitmen untuk menjalani cinta platonis saja. Kekecewaan sudah pasti saya alami. Sebab ekspektasi dari sejak awal saya nembak doi yang memintanya untuk jadi istri saya, dan diterima. Namun, tidak berarti saya akan berhenti untuk mencintai. Tentu dengan cara saya, nggak tau doi. Semoga pencetus teori cinta platonis, Sang Nabi Plato memberkati usaha saya ini.

BACA JUGA Hargai Orang yang Belajar Bahasa Jawa, dong. Jangan Sedikit-sedikit Dibilang Nggak Pantas dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 November 2020 oleh

Tags: cerita cintahubungan asmara
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Sosok Ayah yang Tak Akan Pudar Jasanya walau Telah Lama Meninggal terminal mojok

Sosok Ayah yang Tak Akan Pudar Jasanya walau Telah Lama Meninggal

15 Agustus 2021
Mengenali Tipe-Tipe Orang Ketika Memancing dan Menebak Jalan Percintaan Mereka

Mengenali Tipe-Tipe Orang Ketika Memancing dan Menebak Jalan Percintaan Mereka

28 Oktober 2019
Kasta Kentut dalam Hubungan Asmara

Kasta Kentut dalam Hubungan Asmara

31 Januari 2024
Video Klarifikasi Felicia Tissue untuk Mas Kaesang dan Contoh Konkret Sebuah Sikap bagi Para Wanita yang Dighosting terminal mojok

Video Klarifikasi Felicia Tissue untuk Mas Kaesang dan Contoh Konkret Sebuah Sikap bagi Para Wanita yang Dighosting

27 Mei 2021
tentang mojok

Tentang Mojok dan Cerita Cinta yang Saya Alami

29 Agustus 2019
Daftar Kelakuan Ajaib Orang Bucin. Sungguh Membagongkan terminal mojok.co

Daftar Kelakuan Ajaib Orang Bucin. Sungguh Membagongkan

31 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.