Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Kinerja Wasit Liga 1: Kalau Pengadil Tak Berlaku Adil, kepada Siapa Kita Harus Percaya?

Muhammad Iqbal Habiburrohim oleh Muhammad Iqbal Habiburrohim
4 Februari 2022
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Kinerja wasit liga sepak bola Indonesia lagi-lagi jadi sorotan. Dalam laga Persebaya vs PSIS, hakim garis memutuskan Marukawa dalam posisi offside. Padahal, dalam tayangan ulang, terlihat bahwa Marukawa jelas-jelas dalam posisi onside, plus hakim garis berada dalam posisi yang ideal.

Demi prestasi timnas, PSSI melakukan naturalisasi pemain. Program ini udah dilakukan lebih dari satu dekade. Hasilnya, belum tampak.

Mungkin, karena yg lebih perlu dinaturalisasi adalah pengurus federasi dan para wasit serta asisten wasit. Parah bener kinerjanya. pic.twitter.com/Lpnt24iSeZ

— Ilhamzada (@iIhamzada) February 3, 2022

Ini bukan lagi masalah tim A dirugikan, tim D diuntungkan. Jauh lebih besar dari itu. Performa tim wasit yang salah memberi keputusan dalam level basic itu menunjukkan bahwa ada yang salah.

Keputusan wasit yang kontroversial seperti ini tidak terjadi sekali dua kali, namun sudah sering terjadi hingga rasanya sudah tak pantas lagi jika disebut sebagai human error. Saya paham bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam membuat keputusan, tetapi untuk yang satu ini sepertinya sudah terlalu sering terjadi dan patut dievaluasi (walaupun sudah sering dievaluasi). Saya sendiri sudah menyiapkan beberapa alasan mengapa kinerja wasit Liga 1 masih perlu diperbaiki.

Ketegasan wasit

Wasit merupakan orang yang berhak menentukan jalannya pertandingan entah itu play on, drop ball, bola fair play, hingga permainan dihentikan. Dalam waktu sepersekian detik, wasit harus sudah membuat keputusan yang dianggap paling adil dan hal tersebut bukan keputusan yang mudah. Wasit perlu memiliki ketegasan dalam mengambil keputusan tentunya didukung dengan argumen, pengamatan, atau diskusi dengan asisten wasit.

Namun, wasit yang selama ini memimpin laga di Liga 1 masih banyak yang belum menunjukkan ketegasan tersebut. Pemain masih berani melakukan kontak, mendorong, bahkan mengeroyok wasit. Kejadian semacam itu tentunya membuktikan bahwa wasit masih belum menunjukkan sisi keabsolutan yang ia miliki. Dalam beberapa kesempatan mungkin bisa melakukan kesalahan, namun bagaimanapun wasit harus memiliki martabat sebagai pengadil lapangan agar pemain juga tidak bisa seenaknya saat bertanding. Kemampuan berkomunikasi dan berargumen sangat diperlukan oleh wasit, terlebih untuk menghadapi para pemain kita yang masih cukup “barbar” ini.

Pemberian foul dan kartu

Sepak bola memang permainan yang mengandalkan fisik, namun satu hal yang perlu digarisbawahi adalah keras dan kasar itu berbeda. Slogan seperti “bola boleh lewat, orangnya jangan” seakan menjadi pedoman utama dalam menghentikan pergerakan pemain. Padahal, pelanggaran ke kasar seharusnya dihindari oleh pemain karena bisa berpotensi mencederai lawan.

Dari beberapa pertandingan yang saya tonton di musim ini, banyak pelanggaran yang seharusnya masuk ke kategori professional foul seperti tackle untuk menghentikan transisi lawan, menarik baju pemain saat sedang akselerasi, dan pelanggaran keras lainnya masih dianggap sebagai pelanggaran biasa. Padahal, pelanggaran semacam itu sudah pasti mendapatkan ganjaran kartu apabila dilakukan di pertandingan internasional.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Wasit Liga 1 sangat berbaik hati kepada para pemain yang melakukan pelanggaran berbahaya kepada lawan, bahkan tidak memberikan peringatan sedikit pun. Federasi tentunya perlu mengevaluasi hal semacam ini agar bisa lebih tegas dalam memberikan pelanggaran atau kartu terhadap pelanggaran yang berbahaya. Agar nantinya jalannya Liga 1 pun tidak hanya dipenuhi dengan pemain yang terkapar di lapangan atau bunyi peluit setiap 10 detik.

Laws of the game

Seperti penjelasan sebelumnya, keputusan wasit di Liga 1 benar-benar penuh dengan kontroversi. Di sini saya tidak sekalipun merendahkan mereka, terlebih blio-blio ini pastinya menjalani pendidikan di bidang tersebut. Namun, saya merasa curiga terhadap penafsiran para pengadil terhadap laws of the game yang ada. Pikiran tersebut timbul karena wasit sangat sering memberikan keputusan yang kurang tepat, terkhusus untuk offside.

Keputusan yang tentunya merugikan suatu tim tersebut tidak terjadi sekali ini saja, namun sudah terjadi berkali-kali. Sehingga saya mulai bertanya-tanya apakah para pengadil ini benar-benar mengerti apa itu offside? Masalahnya, posisi yang terjadi dalam video di atas menunjukkan bahwa pemain jauh dari posisi offside. Semua orang tahu kalau itu nggak offside.

Federasi tentunya perlu melakukan pengecekan terhadap pengetahuan blio-blio ini untuk memastikan bahwa pengadil lapangan yang bertugas memang paham apa yang mereka adili. Tapi, repot juga, sih, kalau ternyata orang-orang dari federasinya juga kurang paham tentang sepak bola~

Intinya, PSSI sebagai federasi tertinggi yang menaungi sepak bola Indonesia perlu membenahi pengelolaan liga mulai dari akarnya. Jangan sampai permasalahan fundamental seperti ini menjadi langganan tiap tahunnya. Emang nggak bosen Liga 1 “masih” darurat kualitas kinerja wasit?

Sebab, jika pengadilnya saja berlaku tidak adil, kepada siapa lagi kita percaya?

Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim

Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: IndonesiaLiga 1wasit
Muhammad Iqbal Habiburrohim

Muhammad Iqbal Habiburrohim

Mahasiswa biasa yang ingin mencurahkan keresahan

ArtikelTerkait

livi zheng

Mewawancarai Livi Zheng Before It Was Cool

28 Agustus 2019

Ketika Tonari no Totoro Ambil Setting di Indonesia

27 April 2020
3 Dosa Serial Upin Ipin kepada Penoton Indonesia Mojok.co

3 Dosa Serial Upin Ipin kepada Penonton Indonesia

15 November 2024
Membandingkan Riasan Pengantin di Indonesia dengan di Korea itu Wagu Terminal Mojok

Membandingkan Riasan Pengantin di Indonesia dengan Korea Itu Wagu!

24 Januari 2022
cabor olimpiade selain skateboard mojok

Selain Skateboard, Beberapa Olahraga Ini Wajib Masuk Cabor Olimpiade

28 Juli 2021

3 Kasus di Drama Korea ‘Law School’ yang Bisa Ditemukan di Indonesia

9 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.