Kampus yang berada di Jember memang bermacam-macam. Ada yang berstatus swasta dan negeri. Termasuk bagian dari kampus negeri yaitu Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, atau dikenal dengan UIN Jember. Sebab, kampus ini merupakan salah satu kampus PTKIN yang berada di Jember. Dari kekhasan namanya, terlihat kalau kampus ini seolah-olah satu-satunya UIN di Jember (lha memang harusnya ada berapa?). Di dalam kampus ini ada keunikan fasilitas yang ditawarkan pada mahasiswanya.
Memang kalau membahas soal fasilitas, setiap kampus akan berlomba-lomba untuk saling adu kemegahan. Tapi, ternyata tidak dengan UIN Jember yang justru memperlihatkan kealamiahan dan kesederhanaan fasilitasnya.
Kampus ini sempat mendapat kritikan dari mahasiswa meskipun sudah bertransformasi dari IAIN ke UIN Jember. Karena bergantinya status menjadi UIN, lagi-lagi fasilitasnya juga nggak begitu menarik, justru tambah unik.
Papan nama kampus UIN Jember bisa jadi tempat pentas
Papan nama kampus pada umumnya, mempunyai ukuran besar dan di depan jalan raya. Tetapi berbeda dengan UIN Jember yang papan namanya tidak hanya besar, melainkan sudah jadi tempat pentas.
Rumitnya peminjaman fasilitas kampus yang serba administratif, membuat mahasiswa terpaksa menampilkan karya seni, musik dan teaternya di depan papan nama UIN Jember. Apalagi ketika menyambut mahasiswa baru, depan papan nama kampus pasti setiap malamnya rame penampilan seni.
Entah apa emang begitu nalar arsiteknya atau justru usulan dari pimpinan rektorat, depan papan nama UIN Jember dibuat sekaligus tempat pentas. Jika itu untuk alasan efisiensi anggaran, pantes saja jadinya kayak gitu.
Kalau dilihat dari luar jalan raya, memang UIN Jember punya 2 papan nama. Namun, papan nama yang satunya lagi, gandeng dengan Perumahan Pesona Surya Milenia. Maka jangan heran kalau lewat UIN Jember pasti akan bertanya-tanya: ini kampus apa perumahan?
Cafe kampus jadi andalan spot foto wisuda
Lambat laun, dari bergantinya status kampus, UIN Jember kini di dalamnya punya cafe sendiri yang suasananya cocok untuk spot foto. Banyak mahasiswa selesai prosesi wisuda, malah menjadikan cafe itu sebagai spot foto bareng keluarganya. Kadang saya sempat mikir, apa UIN Jember ini kekurangan spot foto, karena tidak ada tempat menarik di kampus, kecuali di cafenya.
Tapi kalau dipikir lebih lanjut, emang betul. Mau spot foto bernuansa alam, dalam kampus ya nggak begitu hijau, yang ada malah sungai di belakang kampus. Beda lagi, kalau semisal mau spot foto agak serem dikit, itu baru ada letaknya di samping kantor DEMA Universitas. Jadi bagi fotografer lumayan bingung jika mau nyari spot foto yang ikonik dengan UIN Jember. Paling kalau sudah mentok kehabisan tempat, ujung-ujungnya di lapangan kampus.
Belakang kampus bisa dibuat mancing, meskipun ikannya nggak mau makan cacing
Di balik jargon UIN Jember yang percaya diri sebagai kiblat moderasi beragama, ada tempat yang jarang disorot oleh masyarakat umum, yaitu keberadaan sungai di belakang kampus. Padahal sungai itu bisa dibuat mancing, meskipun ikannya nggak mau makan cacing.
Kebetulan saya pernah mancing di sungai tersebut. Wajar saja, saya mancing terbiasa memakai umpan cacing. Jadi agak heran kalau lihat ikan nggak mau makan cacing. Ternyata emang benar, saat saya mancing mulai dari setelah salat Jum’at hingga adzan ashar, tak ada satu pun ikan yang menghampiri pancing saya.
Padahal air di sungai itu jernih, jadi kalau ada ikan yang seliweran sangat jelas terlihat. Saya mencoba pindah ke tempat munculnya ikan, biasanya agak di pinggir sungai. Tapi lagi-lagi tidak mau menghampiri pancing saya. Tak lama kemudian teman saya, namanya Khozin yang juga alumni kampus ini, memberi kabar kalau Ikan di sungai itu maunya pakai umpan lumut. Seketika itu saya baru tau dan jadi ngerti karakteristik umpan setiap ikan.
Dari letaknya yang cukup strategis, baik untuk akses ke perumahan maupun ke tempat ngopi, kampus ini memang sudah merintis cabang pertamanya di Lumajang. Tapi meskipun sudah punya cabang, kalau boleh usul pembangunan fasilitas kampus yang di Jember dibenahi dulu. Apalagi dengan banyaknya alumni UIN Jember, minimal bisa membuat mereka kagum dengan transformasi fasilitasnya.
Penulis: M Nur Fadli
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Alasan Nggak Enaknya Jadi Mahasiswa UIN Jember
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















