Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Kesehatan

Ketika Tidak Kuat Lagi, Biarkan Psikolog Hadir

Devi Mutia Alissa oleh Devi Mutia Alissa
16 Desember 2019
A A
Ketika Tidak Kuat Lagi, Biarkan Psikolog Hadir dan Mendengarkan
Share on FacebookShare on Twitter

Tapi, saya laki-laki.

Tapi, saya kan sudah berumah tangga.

Tapi, saya merasa saya normal-normal saja.

Tapi, tapi, dan tapi lainnya yang menghalangi kamu pergi ke psikolog. Padahal, kamu sedang tidak baik-baik saja. Banyak hal buruk yang sedang terjadi. Kamu mungkin sudah mencoba menceritakannya pada keluarga atau sahabat, tapi semua terasa sia-sia dan tidak mengubah apa-apa. Mungkin, sebagian dari mereka berkata, “Tidak apa-apa.” Atau sebagiannya lagi berkata, “Semangat, ya. Semua akan baik-baik saja.” Kemudian, mereka akan melayangkan tatapan iba dan kasihan, membuatmu merasa dirimu sangat menyedihkan.

Kenyataannya, semua sedang tidak baik-baik saja. Kamu ingin menangis sekencang-kencangnya atau meraung-raung seperti orang kesakitan di depan mereka. Kamu ingin menjerit, memperlihatkan sisi terlemahmu. Namun, kamu tidak bisa melakukannya karena takut mereka ikut bersedih, takut menambah beban mereka, atau takut jika mereka semakin merasa kasihan kepadamu.

Bukan salah mereka untuk mengasihanimu. Tapi, bukan salahmu juga kalau kamu benci dikasihani.

Lama-lama, semuanya kamu simpan sendiri. Kamu berpikir, semuanya bisa terlewati tanpa harus kamu ceritakan pada orang lain. Terus menerus begitu, sampai kamu tidak sadar bahwa apa yang kamu pendam sudah terlalu banyak. Lantas suatu saat, air matamu mengucur begitu saja. Lalu kamu bertanya pada diri sendiri, “Kenapa tiba-tiba menangis?”

Kamu tidak bisa menemukan jawaban pastinya, karena semakin kamu telaah, semakin banyak hal yang ternyata menjadi alasan kamu menangis. Mungkin, kamu menangisi hal yang telah berlalu satu minggu lalu, sebulan lalu, atau setahun lalu. Hal-hal yang kamu simpan sendiri di dalam dirimu itu nyatanya akan meledak setelah sekian lama. Namun, yang paling menyedihkan adalah jika kamu harus menangisinya sendiri, sebab lagi-lagi, kamu takut menjadi beban untuk orang lain.

Baca Juga:

Jurusan BK Adalah Jurusan Paling Dibutuhkan di Indonesia, karena Petinggi Negara Ini Hobi Bikin Warganya Pusing tapi Jarang Kasih Obat

Siswa Bermasalah Itu Dibawa ke Psikolog, Bukan ke Barak Militer, Keberhasilannya Jelas Dipertanyakan!

Ketika kamu sudah terlalu lama menyimpannya sendirian, tidak ada salahnya menceritakan sebagian keluhmu pada sosok bernama psikolog. Hei, jangan anggap kamu gila karena kamu datang ke sana. Adalah hal yang sangat wajar untuk berbagi cerita kepada sosok netral yang sanggup mendengarkan ceritamu tanpa melayangkan tatapan iba dan kasihan yang kamu hindari itu. Tidak ada salahnya mendengarkan saran dan tanggapan yang menenangkan tanpa mendapatkan justifikasi.

Salah seorang teman saya pernah mengalami depresi. Katanya, orang tuanya tidak merespons curhatannya dengan baik. Beberapa saudaranya menganjurkannya untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan supaya terhindar dari depresi. Padahal, dia depresi bukan karena jarang beribadah. Akhirnya, timbul rasa tidak nyaman untuk bercerita kepada keluarganya. Hingga suatu saat dia berkata ingin pergi ke psikolog tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Beberapa waktu lalu, saya mendengar curhatan seorang aktris di YouTube. Dia berkata bahwa dirinya sering merasa kesepian meskipun hampir semua hal di dunia ini bisa dibelinya. Lantas, dia pergi ke psikolog tanpa memberitahu ibunya.

Akan sangat baik jika pola pikir ‘wajar untuk pergi ke psikolog’ lebih meresap di kalangan masyarakat. Kamu dapat menganggap pergi ke psikolog sebagai sebuah kegiatan di mana kamu bisa men-treat diri sendiri, seperti halnya pergi ke salon atau tempat spa. Jika relaksasi yang kamu dapat di kedua tempat tersebut adalah relaksasi dalam bentuk jasmani, maka pergi ke psikolog dapat kamu sebut sebagai relaksasi dalam bentuk rohani. Hal-hal yang tidak bisa kamu bagikan kepada keluarga atau sahabatmu itu dapat kamu ceritakan kepada psikolog. Barangkali, kamu dapat lebih mengenali dirimu nantinya.

Sebab, seorang laki-laki juga berhak menangis dan pergi ke psikolog. Seorang ibu juga berhak meraung-raung kesakitan dan pergi ke psikolog. Seorang pelajar yang menurut orang-orang belum memiliki banyak pikiran layaknya orang dewasa juga berhak menceritakan keluhnya kepada psikolog. Semua orang memiliki hak yang sama untuk pergi ke psikolog.

Dan kamu yang mungkin sedang membaca tulisan ini, jangan menahan semuanya sendirian terlalu lama. Tidak apa-apa jika menangis, karena itu tandanya kamu punya hati. Tidak apa-apa jika menjerit, itu tandanya kamu berusaha meluapkan dirimu. Namun kalau kamu merasa tidak kuat lagi, tidak apa-apa untuk bertemu psikolog, karena itu tandanya kamu menyayangi dirimu dengan menyediakan sedikit ruang untukmu beristirahat sejenak dari kesulitan yang kamu hadapi.

BACA JUGA Nggak Harus Nunggu Gila Untuk Datang Ke Psikolog atau tulisan Devi Mutia Alissa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2021 oleh

Tags: depresipsikolog
Devi Mutia Alissa

Devi Mutia Alissa

Saya adalah mahasiswa tahun pertama yang mempelajari bidang hukum dan sangat tertarik pada film, musik, dan mental health issues yang terjadi di masyarakat. Saya ingin menjadi content writer yang dapat memberikan influence yang baik kepada pembacanya.

ArtikelTerkait

datang ke psikolog

Nggak Harus Nunggu Gila Untuk Datang Ke Psikolog

12 Oktober 2019
Tes Usia Mental: Ketika Hidup Membuat Mental Kita Cepat Tua ODGJ

Ketika ODGJ Harus Merawat Orang Sakit: Berusaha Tetap Tegar meski Diri Benar-benar Ambyar

7 September 2023
gangguan jiwa psikolog Depresi Itu (Nggak) Cuma Butuh Didengarkan

Karena ke Psikolog Mahal, Saya Mencoba Maklum pada Mereka yang Tingkahnya ‘Aneh’

11 Juli 2020
Pengalaman Saya Bersahabat dengan Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri terminal mojok.co

Pengalaman Saya Bersahabat dengan Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri

6 Oktober 2020
Siswa Bermasalah Itu Dibawa ke Psikolog, Bukan ke Barak Militer, Keberhasilannya Jelas Dipertanyakan!

Siswa Bermasalah Itu Dibawa ke Psikolog, Bukan ke Barak Militer, Keberhasilannya Jelas Dipertanyakan!

7 Mei 2025
Buat Deddy Corbuzier, Luna Maya, dan Siapa pun yang Masih Anggap Remeh Kesehatan Mental terminal mojok.co

Buat Deddy Corbuzier, Luna Maya, dan Siapa pun yang Masih Anggap Remeh Kesehatan Mental

1 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.