Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ketika Pelamar Kerja Diminta Hasil Swab, tapi Kondisi Keuangan Lagi Seret

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
17 Februari 2021
A A
Ketika Pelamar Kerja Diminta Hasil Swab tapi Kondisi Keuangan Lagi Seret terminal mojok.co

Ketika Pelamar Kerja Diminta Hasil Swab tapi Kondisi Keuangan Lagi Seret terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pandemi bikin susah semua lini. Tak terkecuali sektor industri. Sudah sejak setahun lalu para karyawan “dirumahkan” oleh perusahaan secara silih berganti. Pada waktu yang bersamaan, mereka para pekerja termasuk pelamar kerja, diminta untuk beradaptasi dengan situasi dalam mengais rezeki. Apa pun dilakoni, agar bisa membikin dapur tetap ngebul.

Pusing, memang. Kita semua tahu, narasi tentang, “Bekerja itu sudah seharusnya mendapat uang, bukan malah mengeluarkan uang,” tentu tidak berlaku saat ini. Pasalnya, para pelamar kerja atau calon karyawan di suatu perusahaan, kini hampir selalu diminta hasil rapid atau swab sebagai syarat administratif sekaligus bentuk tindakan preventif selama pandemi. Selain agar tetap aman, hal ini dilakukan biar satu sama lain tetap merasa nyaman dalam bekerja. Setidaknya saat proses seleksi karyawan berlangsung.

Sayangnya, tidak semua pelamar kerja punya banyak tabungan untuk melakukan tes rapid atau swab berkali-kali selama melamar di sana-sini. Sebagian di antaranya kesulitan karena mentok di biaya sambil mbatin, “Syukur kalau diterima. Tabungan yang dipakai buat swab bisa terganti. Lah kalau nggak, kudu berapa kali aku harus mengeluarkan pundi-pundi sampai diterima kerja?”

Sebagai HRD, paling tidak setahun belakangan, saya sering kali mendengar keluhan dari para kandidat yang saya wawancara melalui telepon terkait hal serupa.

“Maaf sebelumnya, Mas. Saya nggak ada kendala soal tes rapid atau swabnya. Bukan di prosesnya, tapi uang tabungan saya nggak cukup/sudah habis. Baiknya gimana ya, Mas?” Begitu kira-kira reduksi dari apa yang disampaikan para kandidat kepada saya.

Jujur saja, mengetahui sekaligus menjawab pertanyaan tersebut antara susah dan harus hati-hati bagi saya. Susah, karena bisa jadi sensitif dan sentimentil bagi sebagian orang. Wajib hati-hati, karena mau bagaimanapun, perusahaan butuh kandidat yang sesuai, begitu pula sebaliknya.

Sebagai solusi bagi para kandidat, sebetulnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan, jika pada saat seleksi karyawan atau tanda tangan kerja kalian diminta membawa hasil rapid atau swab, tapi sedang tidak ada uang. Namun, perlu diketahui, hal ini tergantung kebijakan perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan. Intinya, tetap sampaikan segala pertanyaan secara baik-baik.

Pertama, para kandidat berhak bertanya, apakah proses swab menggunakan uang pribadi/secara mandiri atau dari perusahaan?

Baca Juga:

Jadi PNS Nggak Benar-benar Gratis, tetap Butuh Duit 

Depok Jawa Barat Lebih Terkenal daripada Daerah Bernama Depok Lain karena Hal-Hal Ajaibnya

Hal ini sangat fundamental dan penting untuk ditanyakan. Juga menjadi hak kalian untuk bertanya tentang hal ini. Jika memang harus menggunakan uang pribadi, tentu saja para kandidat harus menyiapkan dana untuk swab. Kalaupun prosesnya dibantu oleh perusahaan, perlu ditanyakan kembali, apakah nanti akan diberikan voucher, ditalangi lebih dulu, atau sistemnya reimburse.

Sebab, kalau memang reimburse, tentu kita harus menyediakan secara mandiri sejumlah nominal yang dibutuhkan. Jika ditalangi, apakah nantinya akan dipotong melalui gaji, atau dari penghasilan lain.

Kedua, tanyakan juga, apakah hasil swab dibutuhkan sejak awal mula proses atau ketika sudah lolos semua tahapan?

Hitung-hitungan pengeluaran sudah pasti menjadi modal utama di masa pandemi. Hal ini juga bisa diaplikasikan pada saat para kandidat diminta untuk membawa hasil swab. Apalagi hasil rapid maupun swab punya batasan waktu tertentu. Itu kenapa, bertanya tentang kapan harus melakukan swab menjadi poin penting bagi para pelamar kerja, agar pengeluaran untuk rapid maupun swab menjadi tepat guna sesuai dengan timeline penerimaan karyawan di ruang lingkup perusahaan.

Sebagaimana para pelamar kerja, pekerja aktif, maupun orang lain di luar sana, banyak HRD yang juga memahami bahwa saat ini situasi serba sulit. Sebab itu, perlu ada win-win solution untuk saling memudahkan proses seleksi karyawan. Lantaran, mau bagaimanapun, baik perusahaan juga calon karyawan, sama-sama membutuhkan.

Kedua opsi yang sudah disebutkan sangat mungkin dipraktikan saat kalian mengikuti proses wawancara di berbagai perusahaan. Perlu diingat bahwa sebagai kandidat, kalian punya hak bertanya terhadap proses yang sedang dilakukan di suatu perusahaan. Termasuk bagaimana solusi ketika wajib melampirkan hasil rapid atau swab, di waktu bersamaan harus diproses secara mandiri, dan sedang tidak ada uang alias bokek. Sekali lagi, kunci dari semuanya adalah komunikasikan sebaik mungkin dengan HRD.

BACA JUGA Plus Minus Posting CV di Media Sosial bagi Pelamar Kerja dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Februari 2021 oleh

Tags: covid-19hasil swabpelamar kerja
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Bantahan untuk Kemenkes yang Menyangkal Laporan LaporCovid-19: Fasyankes Kolaps Itu Benar Adanya

5 Juli 2021
penyintas covid-19 pandemi menanyakan kabar mojok

Ketika Menanyakan Kabar Bukan Lagi Sekadar Basa-basi di Masa Pandemi

28 Juli 2021
teori konspirasi chemtrails teluuur mojok

Alasan Teori Konspirasi Chemtrails yang Didengungkan Teluuur Bisa Dipercaya dan Diterima Banyak Orang

11 Juli 2021
Pemerintah yang Gagal Kendalikan Pandemi, kok, Malah Rakyatnya yang Disalahin? terminal mojok.co

Pemerintah yang Gagal Kendalikan Pandemi, kok, Malah Rakyatnya yang Disalahin?

8 Juli 2021
irasional wabah covid-19 Kenapa Sih Pemerintah Hobi Pakai Istilah Njelimet Buat Komunikasi sama Rakyat?

Pemerintah Kita pada Dasarnya Irasional, Kita Aja yang Bodoh, Capek-capek Menuntut Mereka agar Rasional

18 Mei 2020
suasana kuliah kerja nyata kkn offline uns 2020 wabah corona mojok.co

Bagaimana KKN Mahasiswa UNS Tetap Offline di Masa Pandemi

8 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.