Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Kesehatan

Ketika ODGJ Harus Merawat Orang Sakit: Berusaha Tetap Tegar meski Diri Benar-benar Ambyar

Amalia Nurul Fathonaty oleh Amalia Nurul Fathonaty
7 September 2023
A A
Tes Usia Mental: Ketika Hidup Membuat Mental Kita Cepat Tua ODGJ

Tes Usia Mental: Ketika Hidup Membuat Mental Kita Cepat Tua (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Isu kesehatan mental kencang sekali gaungnya. Banyak yang ingin tahu apa dan bagaimana kesehatan mental itu. Nggak percaya? Coba saja googling “kesehatan”, maka kata yang muncul di deret atas hasil rekomendasi dari Google adalah kata “mental”. Belum lagi disusul akun-akun media sosial yang khusus berbagi banyak hal tentang kesehatan mental hingga penyedia jasa layanan konseling daring/luring. Semua itu pertanda baik, sebab menambah kesadaran orang-orang tentang kesehatan jiwa, yang ternyata tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik.

Lho, emang iya sepenting itu kesehatan jiwa? Saya bisa katakan iya. Sebab saya sendiri berstatus penyintas gangguan jiwa dengan diagnosa F.32.2 (severe depressive episode without psychotic symptoms). Nah lo, panjang banget dah. Intinya, saya didiagnosa depresi sejak tiga tahun lalu.

Apa gejala yang saya alami? Ingat, gejala tiap orang bisa berbeda-beda. Jangan bayangkan saya jadi ngomong sendiri atau ketawa-ketawa nggak jelas. Nggak ada begitu. Yang ada saya nggak bisa bangun dari tempat tidur selama sebulan, kurang lebih.

Akumulasi rasa pedih

Kok bisa? Jawabannya, bisa. Saking nggak kuat menahan beban sakit mental, rasa sakitnya terakumulasi di sakit fisik. Buat sekadar bangun, nyapu lantai aja bisa semaput. Gejalanya sangat membuat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Waktu itu saya sampai memohon cuti sakit selama sebulan. Betapa sulitnya fase awal mengenal depresi ini. Saya nggak akan membahas gejala psikisnya. Kenapa? Karena bisa triggering orang lain, bikin orang lain nggak nyaman.

Kalau buat orang lain aja bisa bikin nggak nyaman, apalagi buat saya sendiri, ya kan? Ketidaknyamanan yang saya rasakan lebih pada saat fase-fase relapse atau kambuh, yang membuat fisik saya kembali tidak berfungsi dengan semestinya. Psikiater saya bilang, depresi memang kambuhan, seperti flu. Jadi harus diobati dan di-treatment dengan rajin, biar nggak terlalu kambuhan. Ibarat flu, seperti orang-orang bilang, jangan sering-sering minum es nanti batuk, pilek, demam, dll.

Kalau sudah telanjur kambuh, ya saya terima saja. Nanti juga reda sendiri. Saya buat istirahat dan tidak memaksakan untuk beraktivitas berlebihan. Mirip seperti ketika badan meriang, cukup istirahat, minum teh manis panas, nenggak parasetamol, dll. Tentu saya juga disangoni obat yang rutin tiap hari saya minum. Jenisnya banyak, dosisnya juga berbeda-beda, tergantung rekap kondisi selama sebulan. Betul, kayak pakdhe, budhe, mbah kakung, mbah putri yang rutin konsumsi obat buat hipertensi, diabetes, jantung, dll. Harus disiplin dan gemati ngrumat atau merawat diri sendiri.

ODGJ tapi jadi caregiver

Namanya sakit, tentu harus dirawat supaya sembuh atau minimal tidak kambuh. Akan tetapi bagaimana jika si sakit ini harus menjadi caregiver atau perawat bagi si sakit lainnya? Ini dia. Semenjak didiagnosis depresi, saya ada aja harus turut menjaga keluarga yang sakit fisik. Pertama, 2021 lalu saya harus menemani kakak saya yang istrinya baru lahiran tapi harus masuk ICU karena kondisi tertentu.

Bisa bayangkan si ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) ini harus macak waras merawat dan menemani istri kakak saya. Secara mental saya kena, karena trauma sewaktu mendiang ibu saya berpulang juga di ICU. Saat itu fisik saya bisa ke mana-mana, wira-wiri, cuma pikiran dan batin saya acak-acakan. Lucu juga kalau diingat-ingat, nenggak elizac sembari usung-usung barang ke bangsal. Cen edan!

Baca Juga:

Perjalanan ke Kantor Lebih dari 60 Menit Meningkatkan Risiko Kena Depresi. Apa Kabar Pekerja Jakarta?

Lingkungan Kerja Toxic Membuat Karyawan Tidak Sejahtera Jiwa dan Raga

Kedua, 2022 lalu saya dobel caregiver untuk diri sendiri yang patah jari kaki karena kecelakaan lalu-lintas. Ya tetap bakoh pakai kruk naik ojol buat berangkat-pulang kerja. Belum lama kaki udah bisa diajak naik motor, gantian adik saya yang kecelakaan. Tengah malam ngebut ke UGD sambi panik dan untung udah nenggak sandepril biar nggak oleng.

Ujian belum selesai

Ujian mental belum selesai, sebulan berikutnya bapak saya masuk ICU karena serangan jantung. Sangat dramatis sekali keluarga ini, pikir saya. Lagi-lagi saya yang harus menenangkan, ngayemi hatinya bapak karena diagnosa dari dokter spesialis jantung penyakitnya sudah kebablasan parahnya. Bayangkan! ODGJ ngayemi orang sakit jantung. Jiwa dia saja nggak beres, sok-sokan ngayemi orang lain yang lebih sakit secara fisik. “Pak, yang tenang ya hatinya,” Hilih~ perkataan macam apa itu. Wong hati saya sama pikiran saya jauh lebih awut-awutan. Ramashoook~

Makin ramashoook ketika belum lama kakak saya harus operasi usus buntu. Operasi besar, karena udah pecah usus buntunya. Saya lagi~ hai halo bangsal rumah sakit, lorong bangsal, dan cagak infus~ Sudah jadi bestie kami. Selama 12 hari dirawat, saya kebagian separuhnya menemani kakak saya. Pada suatu ketika, waktu saya membalur kaki kakak saya pake minyak urut, saya nyeletuk, “Kowe yakin laramu kaya ngene dirawat karo wong edan?” (Kamu yakin sakitmu kayak gini tapi dirawat sama orang gila?). Kakak saya hanya bisa senyum-senyum ngampet ngguyu karena perutnya sakit kalau buat ketawa.

Ya, pada akhirnya saya harus macak waras seperti itu di masa-masa sulit dalam keluarga saya. Kadang saya mikir, saya ODGJ tapi bisa mandiri merawat diri sendiri, bersyukur juga. Yang saya kurang syukuri adalah saya juga menyandang ODGJ (orang dengan gaji jogja).

Penulis: Amalia Nurul Fathonaty
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Gangguan Jiwa Itu Bukan Cuma Gila, Tak Perlu Menolak ODGJ Dikasih Hak Pilih

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2023 oleh

Tags: depresiKesehatan Mentalodgj
Amalia Nurul Fathonaty

Amalia Nurul Fathonaty

Penulis dan ilustrator lepas yang insyaallah waras.

ArtikelTerkait

mas didi kempot

Didi Kempot Adalah Bapak Kesehatan Mental Nasional

6 Mei 2020
Kukira Kau Rumah: Mental Health Awareness dengan Balutan Romansa Manis terminal mojok.co

Kukira Kau Rumah: Mental Health Awareness dengan Balutan Romansa Manis

8 Februari 2022
Viral Konten TikTok Ibu Kasih Bayi Kopi Good Day, Bukti Jadi Ibu Rumah Tangga Tetap Harus Berpendidikan Tinggi Terminal Mojok

Ibu Rumah Tangga Rentan Terserang Stres. Pahami, Jangan Hakimi!

4 Maret 2023
kesehatan mental

Bicara Soal Gangguan Kesehatan Mental, Memangnya Sudah Cek Ke Ahlinya?

2 Juli 2019
gangguan jiwa psikolog Depresi Itu (Nggak) Cuma Butuh Didengarkan

Karena ke Psikolog Mahal, Saya Mencoba Maklum pada Mereka yang Tingkahnya ‘Aneh’

11 Juli 2020
tetaplah bahagia meski hampir gila mojok

Tetaplah Bahagia, meski Hampir Gila

17 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.