Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ketika Kebijakan P3K Membuat Sarjana Pendidikan Patah Hati

Yongky Choirudin oleh Yongky Choirudin
31 Desember 2020
A A
sarjana pendidikan guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

guru nasihat kiai mengajar Jangan Jadi Guru Kalau Baperan, kecuali Hatimu Sanggup Legawa PPG

Share on FacebookShare on Twitter

Patah hati, adalah sebuah momen di mana apa yang kita dambakan atau kita impikan gagal didapatkan. Ketika sesuatu yang sangat kita impikan itu gagal terpenuhi meski kita telah berusaha maksimal, rasa nyesek di dada pasti sangat terasa. Patah hati tidak hanya terjadi pada insan yang sedang putus cinta, tetapi kepada semua manusia yang mengalami kekecewaan yang teramat dalam atas gagalnya mendapatkan sesuatu yang sangat diimpikan. Patah hati tidak memandang siapapun, mau dia kaya ataupun miskin, muda ataupun tua, pria ataupun wanita, hampir semua pasti pernah mengalaminya meski level luka yang dirasakan akibat patah hati mereka berbeda-beda. Namun, ada satu kelompok manusia di Indonesia yang mengalami luka patah hati yang teramat dalam, dan kelompok orang itu adalah fresh graduate sarjana pendidikan.

Tamatan sarjana pendidikan di Indonesia memang sejak dulu kurang mendapatkan nasib yang baik. Dibanding lulusan jurusan lain, sarjana pendidikan selalu berada di belakang meskipun tidak semua. Itu terjadi karena tata kelola pendidikan di Indonesia yang kurang baik membuat calon-calon pendidik ini mendapatkan nasib yang kurang baik dengan menjadi guru honorer dengan gaji yang tak seberapa.

Hal ini diperparah dengan keputusan dari BKN dan Kemenpan RB dengan meniadakan rekrutmen CPNS untuk formasi guru di tahun 2021. Sebagai gantinya, pemerintah membuka lowongan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Keputusan ini sontak membuat harapan mahasiswa pendidikan yang baru lulus kuliah ataupun mereka untuk menjadi ASN ambyar seketika.

Perekrutan P3K tidak seperti CPNS yang selama ini sering dilakukan. Untuk bisa mendaftar menjadi P3K, seorang (guru) harus terdaftar di Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Untuk bisa terdaftar di Dapodik itu bukan perkara yang gampang. Butuh pengabdian dan pengorbanan yang luar biasa karena jangka waktu untuk masuk Dapodik di setiap sekolah berbeda-beda.

Sebagai contoh, ada guru yang mengajar di Sekolah X sudah mengajar di sekolah tersebut selama dua tahun. Namun, hal itu tidak menjamin bahwa guru tersebut akan masuk Dapodik. Kemudian ada guru yang mengajar di Sekolah Y baru sebulan, namun entah mengapa dia sudah bisa masuk Dapodik. Perbedaan di lapangan yang begitu mencolok inilah yang membuat saya tidak habis pikir dengan sistem Dapodik di Indonesia.

Kemudian syarat kedua untuk daftar p3k untuk tahun depan adalah dengan memiliki serdik atau sertifikat pendidik. Namun, untuk mendapatkan Serdik tidaklah mudah karena mereka (calon guru) harus menempuh pendidikan PPG selama setahun dengan rata-rata biaya per semester mencapai delapan juta. Sesuatu yang sangat berat bagi sebagian dari kita.

Namun, di balik semua itu juga pasti ada hikmah yang akan didapatkan. Keputusan penghilangan CPNS menjadi P3K untuk guru membuat guru honorer yang telah mengabdi lama dengan gaji yang naudzubillah bisa merasa dianak emaskan oleh pemerintah. Kita tahu sejak dulu, mereka selalu iri dengan para fresh graduate yang selalu “mudah” menembus tes CPNS, membuat guru-guru yang telah mengabdi lama merasa pemerintah tidak adil terhadap mereka.

Dengan adanya syarat harus masuk Dapodik lebih dulu, membuat para sarjana pendidikan baru akan merasakan bagaimana beratnya mengabdi di sekolah dengan gaji yang kecil. Di sana, mereka akan merasakan beratnya perjuangan para guru-guru yang lebih dulu merasakan hal tersebut selama puluhan tahun. Dan disana, para FG akan mengerti bahwa mengajar adalah bukan tentang gaji, tapi lebih kepada panggilan hati.

Baca Juga:

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Kemudian, dengan adanya kebijakan rekrutmen P3K yang harus terdaftar di Dapodik ataupun mendapatkan Serdik, kemungkinan membuat kampus yang orientasinya fokus ke pendidikan akan mengalami penurunan mahasiswa. Hal itu terjadi karena mungkin banyak dari mereka yang “ogah” menjadi honorer setelah lulus kuliah. Para orang tua ataupun anak-anak muda pasti setelah lulus kuliah ingin mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak karena biaya kuliah itu mahal.

Hingga akhirnya, sebagai kaum bawah yang lemah dan suaranya jarang didengar oleh orang-orang yang berkepentingan di atas, hanya doa dan harap yang bisa dilakukan. Mungkin dengan doa dan harap juga kerja keras, doa saya dan kita semua akan didengar oleh Tuhan agar permasalahan tentang guru ini bisa mendapatkan solusi yang terbaik untuk kita semua.

BACA JUGA Nokia 1800, Ketangguhan HP dan Kesederhanaan Fitur yang Kita Rindukan dan tulisan Yongky Choirudin lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Desember 2020 oleh

Tags: gurusarjana pendidikan
Yongky Choirudin

Yongky Choirudin

ArtikelTerkait

Emang Iya Kuliah Keguruan Cepat Balik Modal?

Emang Iya Kuliah Keguruan Cepat Balik Modal?

30 Juli 2022
Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Orang Pintar Kuliah Jurusan Pendidikan Dianggap Menyia-nyiakan Potensi, Cara Kerja Otakmu Itu Bagaimana?

12 Agustus 2024
Guru Merdeka Belajar Itu Hanya Ilusi, Nyatanya Hingga Kini Masih Berkawan Karib dengan Segunung Administrasi

Guru Merdeka Belajar Itu Hanya Ilusi, Nyatanya Hingga Kini Masih Berkawan Karib dengan Segunung Administrasi

4 Desember 2023
PPG

Nasib Sarjana PPG yang Katanya Nggak Pintar-pintar Amat Saat Mengajar

17 April 2020
Ironi Profesi Guru: Mengajar Anak Orang Sampai Pintar, tapi Anak Sendiri Nggak Diperhatikan Mojok.co

Ironi Profesi Guru: Mengajar Anak Orang Sampai Pintar, tapi Anak Sendiri Nggak Diperhatikan

17 Mei 2024
peminat CASN menurun dibanding tahun sebelumnya mojok

Inilah Hal yang Membuat Pelamar CASN 2021 Menurun Dibanding Tahun-tahun Sebelumnya

3 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.