Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Ketika Irene Kharisma Hanya Dipandang sebagai Humor Lewat Tubuh dan Daya Tarik Seksualitasnya

Anik Setyaningrum oleh Anik Setyaningrum
24 Maret 2021
A A
Ketika Irene Kharisma Hanya Dipandang sebagai Humor Lewat Tubuh dan Daya Tarik Seksualitasnya terminal mojok.co

Ketika Irene Kharisma Hanya Dipandang sebagai Humor Lewat Tubuh dan Daya Tarik Seksualitasnya terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Permainan catur, telah menyita perhatian banyak warga Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut diawali oleh kemunculan Dadang Subur alias Dewa Kipas yang mengaku diserang oleh penggemar Levy Rozman alias Gotham Chess, pemain catur asal Amerika Serikat. Dadang diserang karena dianggap curang dalam mengikuti permainan catur melawan Levy di situs Chess.com.

Seperti biasa, ribut-ribut mengenai catur itu kemudian menarik perhatian Deddy Corbuzier untuk menyediakan semacam ruang klarifikasi bagi Dadang di channel YouTube miliknya. Video tersebut kemudian ditanggapi oleh Irene Kharisma Sukandar, Grandmaster Indonesia yang sudah menjelajah berbagai kejuaraan catur dunia, melalui surat terbuka di media sosialnya.

Irene Kharisma yang merasa bahwa Dadang telah melakukan hal-hal curang, menyatakan siap untuk mengadu kebolehannya di atas papan catur. Seperti percikan api disiram bensin, antusiasme Deddy dalam menggarap ribut-ribut soal catur makin bergelora. Deddy mengaku nggak tidur tiga hari untuk mengurusi persiapan pertandingan persahabatan live catur antara Dadang dan Irene dengan total hadiah 300 juta rupiah itu.

Warganet berbondong-bondong menjadi saksi perhelatan tersebut. Dan di akhir pertandingan, setelah Irene berhasil mengalahkan Dadang dengan poin 3-0, banyak warganet sepakat bahwa dalam pertandingan tersebut semuanya menang. Irene dapat 200 juta, Dadang dapat 100 juta, Deddy dapat 1,5 juta penonton secara live, dan popularitas catur meningkat karena menjadi perbincangan sehari-hari masyarakat luas.

Sungguh terdengar membahagiakan, ya? Benar-benar terasa efek silaturahminya. Dadang mengakui kehebatan Irene dengan menyatakan bahwa pertahanan Irene kokoh, sulit ditembus, dan itu membuatnya blunder sendiri. Dengan begitu, Dadang sangat menerima kekalahannya dan mengakui bahwa Irene sangat layak menjadi atlet wanita.

Irene Kharisma sendiri mengaku sangat menikmati pertandingan tersebut dan meminta agar warganet tak memberikan komentar negatif kepada Dadang. Sekali lagi, pertandingan antara Dadang dan Irene ini sekilas terlihat damai dan penuh energi positif dengan saling menghargai.

Akan tetapi, sepertinya masyarakat yang bersuka cita menyambut kedamaian ini lupa dengan peran sekelompok warganet lain yang sedang menyiapkan amunisi super cringe bagi timeline. Sebagian warganet yang maha kreatif ini, ternyata tidak serta merta menerima hasil pertandingan yang disiarkan secara live tersebut.

Mereka bersikap sok nginvestigasi untuk menyelidiki lebih jauh tentang penyebab kekalahan Dewa Kipas. Baru beberapa jam suka cita pertandingan itu berlangsung, tiba-tiba sebuah akun @txtdariperokok di Twitter mengeluarkan foto yang dinyatakan sebagai penyebab kekalahan Dewa Kipas.

Baca Juga:

Berapa Pajak yang Harus Dibayar GM Irene dan Dewa Kipas?

Saya Benci Bilang Ini, tapi (Tetap) Ada Pelajaran dari Kasus Dewa Kipas

Foto itu merupakan editan dari potret Irene dan Dadang yang berhadap-hadapan di depan papan monopoli atau ular tangga atau entah apa, yang jelas bukan papan catur. Warganet yang nekat mengeditnya itu, meletakkan titik fokus foto pada kaki Irene yang diluruskan ke arah selangkangan Dadang. Foto editan itu menampakkan telapak kaki Irene yang menyentuh kemaluan Dadang.

Terdengar seperti deskripsi adegan film dewasa? Ya, memang seperti itu yang diinginkan oleh warganet sok nginvestigasi yang tentu saja bertameng “konten lucu-lucuan” tersebut. Praktis, citra Irene Kharisma dalam konten tersebut menjadi seorang perempuan yang memanipulasi pertandingan dengan daya tarik seksualnya. Begitulah klaim dari @txtdariperokok mengenai penyebab kekalahan Dewa Kipas.

Lha iya, ngapain sih akun rokok nggak ngurusin konten rokok aja? Rokok sudah tidak menarik untuk diangkat? Atau terlalu sulit mengaitkan konten rokok dengan isu catur yang lagi viral? Lalu, mengapa sosok perempuan berprestasi seperti Irene yang digiring menjadi bulan-bulanan warganet melalui humor murahan itu?

Setelah tiga jam diunggah, foto itu sudah mendapat 378 retweets, 76 quote tweets, dan 1.254 likes. Dari sekian respons, banyak sekali komentar yang terlihat mendukung konten “lucu-lucuan” tersebut. Ada yang berkomentar “Dewa Kipas (Depan Wanita Kita Pasrah)”, juga komentar “Pantes aja kalah di bikin GK fokus toh…”

Hal yang paling memprihatinkan lagi, saya kembali mendapati kenyataan betapa sulit perempuan dilepaskan dari pandangan yang mengobjektifikasi seksualitas tubuhnya. Perempuan sekelas Irene Kharisma, sekelas Grandmaster yang telah melanglang buana di berbagai kompetisi dunia lewat kegigihan dan kepintaran otaknya saja masih diinjak-injak demi konten humor sampah macam itu.

Konten tersebut dibuat bukan untuk mendukung Dewa Kipas, tapi sungguh terlihat niatnya hanya untuk menertawakan citra jahat yang selama ini dilekatkan pada tubuh perempuan Irene. Pengakuan Dadang atas kehebatan Irene sama sekali tak dipedulikan. Dan bukannya Dadang yang dihujat karena kekalahannya, seperti yang dikhawatirkan Irene di awal, justru dirinya sendiri yang jadi sasaran warganet sebagai bahan guyonan cara lawas yang kok ya sampai sekarang masih ada saja penikmatnya.

Jika Irene saja diperlakukan macam itu, bagaimana dengan nasib para perempuan yang sedang berjuang meraih prestasi di bidangnya masing-masing? Bukannya tidak mungkin jika saya atau perempuan lain yang sedang membicarakan nasib kami hanya dilihat sebagai kumpulan payudara dan vagina yang sedang marah-marah saja.

Jika Irene saja, perempuan yang baru saja membuktikan kemampuan di hadapan banyak orang, diperlakukan macam itu, bagaimana dengan nasib perempuan lain yang dibelenggu oleh ketidakmampuan bisa bangkit dan melawan stereotip jahat yang menyerangnya dari segala arah?

Jika Irene saja… Astaga! Sampai kapan kita akan membiarkan, memaklumi, atau ikut tertawa melihat humor-humor yang menjijikan macam itu?

BACA JUGA Pelecehan Seksual pada Laki-laki Jangan Ditertawakan, Humor kok Ugal-ugalan tulisan Anik Setiyaningrum lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Januari 2022 oleh

Tags: dewa kipasGrandmasterIrene Kharisma
Anik Setyaningrum

Anik Setyaningrum

ArtikelTerkait

pajak GM Irene Dadang Subur mojok

Berapa Pajak yang Harus Dibayar GM Irene dan Dewa Kipas?

30 Maret 2021
Saya Benci Bilang Ini, tapi (Tetap) Ada Pelajaran dari Kasus Dewa Kipas terminal mojok.co

Saya Benci Bilang Ini, tapi (Tetap) Ada Pelajaran dari Kasus Dewa Kipas

23 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.