Kalau dilihat-lihat, Upin Ipin mirip sama Si Unyil, lho. Bedanya yang satu dari Malaysia, sementara yang satunya asli dari Indonesia.
Serial kartun Upin dan Ipin kerap menemani hari-hari kita bersama keluarga. Bahkan serial kartun asal Negeri Jiran itu bisa tayang berkali-kali dalam sehari. Ibaratnya, dua bocah botak itu kayak teman makan kita yang ada tiap pagi, siang, dan sore hari.
Bicara soal serial anak-anak, Indonesia juga punya serial yang nggak kalah dari Upin Ipin. Serial anak-anak ini bahkan telah menjadi semacam legenda di tanah air, apalagi kalau bukan Si Unyil. Ibu saya pernah bercerita, waktu beliau masih kecil dulu (sekitar tahun 1981-an), serial ini pernah menemani masa kecilnya. Jadi, boleh dibilang Si Unyil telah menemani pemirsanya sejak masih anak-anak hingga menjadi ibu rumah tangga ya, Gaes.
Kalau saya perhatikan, Upin Ipin dan Si Unyil punya banyak kesamaan, lho. Setidaknya ada tiga kesamaan yang saya jumpai dari kedua serial anak-anak ini.
Tokoh dan latar belakang Upin Ipin dengan Si Unyil mirip
Dalam serial Upin dan Ipin, kita bisa menyaksikan banyak tokoh di dalamnya. Tokoh-tokoh tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada anak Melayu, keturunan Tionghoa, India, dll. Mereka pun memeluk agama yang berbeda-beda, ada Islam, Hindu, Konghucu, dan Sikh.
Begitu pula dengan Si Unyil yang kini tayang di Trans 7. Tokoh-tokoh dalam cerita Si Unyil memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Unyil yang berasal dari suku Jawa dan beragama Islam memiliki teman bernama Ucrit yang beragama Katolik. Ada juga Mbok Bariyah, penjual rujak asli Madura dengan logat Maduranya yang khas. Teman Unyil lainnya, Meilani, adalah seorang anak keturunan Tionghoa. Jangan lupakan juga Pak Raden yang memegang teguh budaya Jawanya, dan masih banyak tokoh lainnya.
Kalau kita perhatikan lagi, sebenarnya mirip-mirip, ya. Para tokohnya beragam dan tentu saja mereka berasal dari latar belakang yang berbeda pula.
Jalan ceritanya tak jauh dari kehidupan anak-anak sehari-hari
Upin dan Ipin serta Si Unyil sebenarnya memiliki jalan cerita yang hampir mirip. Cerita yang diangkat nggak jauh dari kehidupan sehari-hari anak-anak. Mulai dari sekolah, bermain, kehidupan sosial mereka di lingkungan sekitar dengan tetangga, dll. Mirip kan?
Perbedaannya cuma satu, yakni dalam Si Unyil, cerita disampaikan menggunakan properti boneka yang digerakkan oleh manusia, sementara Upin dan Ipin sudah berupa kartun animasi. Maklum, keduanya muncul di zaman yang berbeda. Perbedaan ini menunjukkan adanya perkembangan zaman. Secara tak langsung, ini menyiratkan bahwa orang-orang yang dulunya nonton Si Unyil pasti sudah jadi emak-emak dan bapak-bapak yang kini menemani anak mereka nonton Upin dan Ipin nggak sih?
Sama-sama mengajarkan toleransi dan keberagaman
Kesamaan terakhir antara serial animasi Upin dan Ipin dengan Si Unyil adalah pesan yang disampaikan keduanya. Pesan apa itu? Ya tetang toleransi antar sesama manusia. Inilah poin penting yang ingin disampaikan kedua serial anak tersebut.
Upin Ipin lebih menekankan pada kehidupan toleransi di Negeri Jiran yang terdiri atas beragam etnis dan agama. Sementara Si Unyil juga memperlihatkan kehidupan sosial masyarakat Indonesia dengan keberagaman suku, ras, agama, dll.
Gara-gara kesamaan inilah saya berasumsi, apakah Upin dan Ipin sebetulnya terinspirasi dari Si Unyil mengingat Si Unyil sudah lebih dulu mengudara di layar kaca. Yang jelas, saya harap kedua serial anak-anak ini bisa terus hadir menghibur para penonton kecil serta mengajarkan nilai-nilai keteladanan supaya kelak para penonton tumbuh menjadi generasi yang tak congkak terhadap orang yang lebih tua.
Penulis: Miftakhu Alfi Sa’idin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Upin Ipin Harus Dikasih Tahu Menjadi Kak Ros Itu Sulit.