Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah

Andri Saleh oleh Andri Saleh
23 Maret 2023
A A
7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah

7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi seorang mahasiswa, menulis artikel di jurnal ilmiah adalah sebuah keharusan. Bukan sekadar tugas dari dosen, menulis artikel di jurnal ilmiah bahkan menjadi salah satu syarat kelulusan di beberapa perguruan tinggi negeri. Mau nggak mau, bisa nggak bisa, mahasiswa terpaksa harus melakukan penelitian ilmiah dan menuangkannya ke dalam sebuah artikel.

Masalahnya, menulis artikel—apalagi artikel di jurnal ilmiah—itu nggak gampang. Apalagi kalau si mahasiswa itu belum tahu cara menulis artikel di jurnal ilmiah, bisa dipastikan akan banyak kesalahan yang dilakukan. Seperti apa sih kesalahannya? Berikut beberapa kesalahan yang biasa dilakukan mahasiswa ketika menulis artikel di jurnal ilmiah.

Artikel nggak sesuai template jurnal ilmiah

Setiap jurnal memiliki template artikelnya masing-masing. Template artikel biasanya berbentuk file Microsoft Word dan bisa diunduh di halaman jurnal. Nah, template artikel itulah yang dijadikan acuan ketika menulis di jurnal ilmiah. Jadi kalau ada mahasiswa yang ujug-ujug submit artikel tanpa menggunakan template jurnal yang disediakan, itu jelas sebuah kesalahan besar.

Artikel nggak mengikuti aturan jurnal

Selain template artikel, di dalam jurnal ilmiah juga ada aturan yang harus diikuti dalam penulisan artikel. Misalnya, jenis font yang digunakan, jumlah kata, susunan bab, penempatan gambar dan tabel, penulisan referensi, dan sebagainya. Kalau nggak mengikuti aturan yang sudah diberikan, itu adalah sebuah kesalahan dan kemungkinan besar artikelnya bakal ditolak.

Nggak pakai aplikasi Mendeley

Penulisan artikel di jurnal ilmiah nggak bisa lepas dari yang namanya kutipan. Kutipan ini diambil dari hasil penelitian-penelitian terdahulu dengan topik yang sama dengan artikel yang dibuat.

Nah, ada satu aplikasi bernama Mendeley yang mempermudah penulisan kutipan dalam sebuah artikel dan mensinkronisasikan dengan daftar pustaka secara otomatis. Kalau nggak pakai aplikasi ini, jelas itu adalah kesalahan dan biasanya redaktur jurnal akan meminta revisi artikel.

Kutipan diambil dari hasil penelitian yang sudah jadul

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, kutipan dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah diambil dari hasil penelitian terdahulu yang topiknya sesuai dengan artikel yang sedang dibuat. Di beberapa jurnal diberlakukan aturan batasan waktu penelitian yang bisa dikutip adalah dalam rentang 5 tahun atau 10 tahun ke belakang.

Jadi, kalau ada mahasiswa yang menulis artikel di tahun 2023 dan mengutip penelitian tahun 1975, itu jauh banget rentang waktunya. Boleh sih kalau memang nggak ada lagi penelitian yang sesuai, tapi sebisa mungkin cari kutipan penelitian yang up-to-date.

Baca Juga:

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Artikel nggak dicek di aplikasi Turnitin

Turnitin adalah aplikasi untuk memeriksa tingkat similaritas sebuah artikel. Kalau tingkat similaritasnya tinggi, maka kemungkinan besar isi artikelnya hasil copas sana-sini alias plagiasi.

Beberapa jurnal memberikan syarat batas tingkat similaritasnya maksimal 20 persen untuk sebuah artikel. Kalau sebuah artikel memiliki tingkat similaritas lebih dari 20 persen—apalagi kalau nggak dicek Turnitin sama sekali—itu adalah sebuah kesalahan.

Artikel disubmit di jurnal yang nggak sesuai

Setiap jurnal memiliki fokus dan cakupan yang berbeda-beda meskipun bidangnya sama. Sebagai contoh, jurnal ilmu komunikasi A hanya menerima artikel dengan topik jurnalistik dan media massa. Sedangkan jurnal ilmu komunikasi B hanya menerima artikel dengan topik kehumasan dan marketing. Nah, kalau ada mahasiswa yang submit artikel dengan topik marketing di jurnal A, jelas itu merupakan kesalahan dan pastinya ditolak oleh redaktur jurnal.

Nggak sabar menunggu waktu tayang artikel

Rentang waktu antara submit artikel hingga tayang bisa mencapai enam bulan hingga satu tahun. Kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa pada poin ini adalah nggak sabar menunggu artikelnya tayang. Tiap hari bolak-balik buka jurnal dan bahkan menghubungi redaktur jurnal hanya sekadar menanyakan kapan artikelnya terbit. Hadeh.

Itulah 7 kesalahan yang biasa dilakukan mahasiswa ketika menulis artikel di jurnal ilmiah. Buat kamu yang saat ini sedang menulis artikel di jurnal ilmiah, mudah-mudahan artikel ini bermanfaat. Dengan meminimalisir kesalahan, kemungkinan besar artikel kamu bakal diterima oleh redaktur jurnal. Yuk, bisa yuk!

Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 17 Istilah dalam Jurnal Ilmiah yang Wajib Diketahui Calon Peneliti.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2023 oleh

Tags: artikelartikel ilmiahjurnal ilmiahMahasiswa
Andri Saleh

Andri Saleh

Petualang Negeri Sipil. Tinggal di Bandung.

ArtikelTerkait

Lifestyle Mahasiswa Bidikmisi agar Tidak Jadi Bahan Rasan-rasan terminal mojok.co

Lifestyle Mahasiswa Bidikmisi agar Tidak Jadi Bahan Rasan-rasan

28 Desember 2020
Adu Jotos Gara-gara Politik Kampus, Ketololan Tanpa Batas yang Baiknya Memang Dihujat

Adu Jotos Gara-gara Politik Kampus, Ketololan Tanpa Batas yang Baiknya Memang Dihujat

17 Desember 2023
Unpopular Opinion: Mahasiswa Rantau Itu Nggak Perlu Belajar Bahasa Daerah

Unpopular Opinion: Mahasiswa Rantau Itu Nggak Perlu Belajar Bahasa Daerah

30 November 2022
Derita Mahasiswa yang (Sok-sokan) Kerja Part Time, Baru Kerja Sehari Langsung Mundur Teratur

Derita Mahasiswa yang (Sok-sokan) Kerja Part Time, Baru Kerja Sehari Langsung Mundur Teratur

27 Januari 2024
Tembalang Semarang Terbuat dari Tumpukan Masalah, Bikin Nggak Betah Mojok.co

Tembalang Semarang Terbuat dari Tumpukan Masalah, Bikin Nggak Betah

27 Juni 2024
Lamongan Punya Unisla yang “Keanehannya” Sulit Disaingi Kampus-kampus Lain Mojok.co

Lamongan Punya Unisla yang “Keanehannya” Sulit Disaingi Kampus Lain

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.