Kursi penumpang
Kereta api Sancaka fakultatif kelas eksekutif tersedia dalam empat gerbong. Setiap gerbong memiliki lima puluh tempat duduk yang disusun dua-dua. Kursinya mirip sofa pijat; tebal dan empuk. Lebih empuk dari kursi di kabin pesawat kelas ekonomi. Selain itu, kursinya bisa direbahkan dan diputar ke belakang. Kalau sedang bepergian bersama keluarga atau rombongan—misalnya memesan 4 kursi sekaligus—bisa tuh posisinya dibuat berhadap-hadapan. Menarik sekali, kan? Kita bisa mengobrol sambil main uno.
Jarak antara satu kursi dengan kursi di depannya sangat lebar. Tinggi badan saya adalah 160 cm dan saya bisa selonjoroan tanpa terbentur sedikit pun dengan kursi di depan, malah masih ada space kosong beberapa centi. Di bagian bawah kursi ada sandaran kaki yang bisa diatur posisinya agar kaki kita tertumpu dengan nyaman. Dengan jarak antarkursi yang lebar, kita nggak perlu waswas ketika menyandarkan kursi ke belakang sebab penumpang lain tak akan terganggu.
Jika lapar, ada petugas kereta yang menjual makanan keliling. Harganya lumayan pricey, tapi masih worth to buy, Rek. Rekomendasi dari saya—kalau nggak mau membeli makan—, usahakan membeli teh hangatnya, sebab rasa tehnya enak sekali, mirip teh khas HIK di Solo. Oh iya, nggak perlu khawatir makanan atau minuman kalian tumpah, di kursi sudah tersedia meja lipat yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat makan.
Suasana gerbong kereta api Sancaka cukup tenang. Sepertinya diberi peredam sehingga bunyi dari luar tidak begitu terdengar. Tentu saja hal ini memudahkan penumpang untuk tidur. Selain itu, ada juga dua colokan listrik untuk charging HP selama perjalanan. Di atas kursi, ada tempat menyimpan tas/koper dan juga tersedia lampu baca.
Fasilitas
Di setiap gerbong kereta api Sancaka eksekutif dilengkapi kamar mandi yang dipisah antara cowok dan cewek. Kamar mandinya bersih, terdapat satu closet duduk yang dilengkapi pegangan tangan, tersedia juga tisu, kaca, wastafel mini, dan satu buah tong sampah. Gerbong kereta Sancaka juga dilengkapi beberapa layar LCD yang menampilkan acara hiburan, meskipun hal tersebut nggak begitu berguna lantaran nggak ada suaranya.
Lebih cepat dari pesawat
Nah, ini salah satu hal yang penting, kereta api Sancaka tepat waktu. Jadwal keberangkatan saya dari Jogja menuju Surabaya pukul 06.45 WIB dan keretanya berangkat tepat di jam yang sama. Perjalanan yang saya tempuh juga sangat cepat, lho, bahkan lebih cepat daripada naik pesawat.
Jadi gini, ketika harus berangkat naik pesawat dari Surabaya ke Jogja, saya butuh waktu sekitar 5 jam sebelum sampai di Jogja. Sebab, pesawat dari Surabaya yang menuju Jogja harus transit dulu di Jakarta. Bandingkan dengan ketika saya naik kereta api Sancaka dengan rute sama (Surabaya-Jogja), hanya butuh waktu 4 jam untuk tiba di kota tujuan. Cepat sekali, kan? Tentunya lebih cepat daripada naik pesawat yang harus muter-muter dulu dan lokasi bandaranya pun jauh dari Kota Jogja.
Maka nggak usah heran kalau tiket kereta api Sancaka kelas eksekutif ini laris manis diburu pembeli. Memang senyaman itu dan sangat menghemat waktu, Rek!
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi